Nita menelepon Arini–anak pamannya yang juga bekerja sebagai ART artis. Dia menangis, mengadukan apa yang baru saja dirinya alami. Nita masih syok hingga bicaranya kurang jelas, tetapi Arini mengerti aduannya.
“Pinjami aku uang, Rin. Aku nggak kuat lagi.” Nita menangis terisak-isak. Dia benar-benar sudah tidak kerasan bekerja di sana. Nita ingin menyudahi semuanya. “Aku janji nggak akan ingkar. Aku akan menjual tanah peninggalan Mas Ismail.”
“Ya Allah, Nit. Insyaallah aku bantu. Kamu nggak usah jual tanah peninggalan mendiang suamimu. Katanya itu simpanan buat biaya sekolah Jaza. Kamu gantinya nanti pas punya uang aja.” Arini prihatin mendengar keluhan saudarinya. Tindak pelecehan seperti ini memang bukan pertama kali terjadi pada ART artis. Beberapa bahkan rela menjadi gundik tuannya. Beruntung Arini dipekerjakan di rumah artis yang sudah menikah.
Kedua majikannya baik dan pengertian, sehingga Arin diperbolehkan membuka endorsement dan aktif menggunakan media sosial–asalkan semua itu dilakukan disaat pekerjaannya sudah selesai. Arini merasa prihatin pada nasib Nita yang kurang beruntung.
Setelah pinjamannya masuk ke rekening, Nita pun segera mengemasi semua barang-barangnya. Kemudian dia menelepon pihak yayasan ART yang menyalurkannya. Nita ingin membayar penalti supaya bisa terbebas dari pekerjaannya. Dia tidak akan mau lagi bekerja sebagai ART. Nita sudah kapok. Sekarang dia ingin pulang ke kampung saja.
Pagi harinya, utusan dari yayasan pun datang menemui Zach. Orang-orang itu mengungkapkan semua aduan Nita, lalu dengan tegas mengatakan akan mencabut Nita dari pekerjaan tersebut. Orang-orang itu juga mendesak Zach, bila dia berani mempersulit pekerjaan mereka, maka dia akan dilaporkan atas tuduhan percobaan pemerkosaan.
Zach yang tidak mempunyai dalih pun hanya bisa pasrah. Dia melihat Nita yang menenteng tas besarnya dengan kepala tertunduk. Bahunya gemetaran, Zach yakin perempuan itu menangis. Nita pun dibawa pergi oleh orang-orang tersebut tanpa bisa Zach halang-halangi.
“Argh! Sial!” seru Zach kesal seraya meremas kepalanya. “Apa yang gue pikirin?” Dia sangat ingin memukul seseorang. Zach pikir dirinya mengenal pembantu sialan itu, rupa-rupanya tidak. Wanita bodoh mana yang tidak mau tidur dengannya?
“Cih! Dasar cewek kampung!” Zach merasa malu, karena tidak berkutik di bawah ancaman orang-orang dari yayasan tersebut. “Kenapa lo nggak bilang kalo lo nggak mau? Dasar cewek brengs*k!”
Zach menendang sofa dengan penuh marah, hingga sofanya itu terjengkang. Dia merasa terhina dan tidak suka rasa seperti ini. “Berani-beraninya cewek kampung itu! Argh!” Zach membanting vas bunga kristalnya ke dinding.
Prang!
Vol 1
Tamat
Next bab masuk vol 2 ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Duda Love Mbak Janda (Tamat)
RomanceDari penulis novel online hingga janda di rumah 'Hot Daddy Duda Abadi'! Fatna Yunita alias Nita, kini terjebak dalam dunia asing sebagai ART Zach-vokalis band ternama. Zach mengira Nita: janda kesepian yang mengharapkan belaiannya, hingga pria itu m...