4. Anak Artis

1.2K 35 0
                                    

“Heboh Bella Nadira cium pipi Zach di depan umum. Hubungan keduanya mulai dipertanyakan!”

Keesokan harinya, gosip tentang cinta lama bersemi kembali antara Zach dan Bella pun tersebar di media televisi dan online. Seorang paparazi memotret kebersamaann mereka, lalu mengeksposenya. Berita Zach pun langsung menjadi trending topik di mana-mana. 

“Wah, Mas Zach mau balikan lagi sama Mbak Bella! Cocok banget! Oh my gooooooood!” Nita pun kegirangan hingga menggelepar-gelepar sendirian. Dari dulu memang Zach lebih cocok dengan Bella, ketimbang dengan Sarah, menurut penglihatan Nita. Entah kenapa, melihat mereka berdua seperti sudah dilahirkan untuk bersama. Tiada cacat untuk dicela, keduanya sempurna menjadi pasangan.

Televisi yang sedang Nita tonton tiba-tiba mati. Dia berbalik hendak mencari remot tetapi, langsung kikuk kala mengetahui Zach–majikannya yang pendiam dan sangat irit bicara–lah yang mematikan televisinya. Nita lekas menunduk saat Zach memangkas jarak mereka. 

Dia malu jikalau harus bertatapan dengan artis tampan yang terkenal itu. Melihat Nita salah tingkah dan malu, Zach pun menyeringai tipis lalu meninggalkannya tanpa mengatakan sepatah kata pun. Sementara Nita langsung memegangi dadanya yang berdetak kencang seraya menghela napas. “Mas Zach suka banget bikin saya sport jantung. Bisa-bisa, pulang dari sini, saya bawa uang banyak sama vonis jantung kronis.”

***

Sore harinya Zach kedatangan tamu. Dia adalah Aliyah–anaknya Zach dari Sarah yang kini berusia sembilan belas tahun. Namun sangat disayangkan, Zach baru saja pergi sekitar satu jam yang lalu.

“Saya Aliyah, anaknya Papa Zach. Mbak, namanya siapa?”

“Saya Nita, Non. Panggil saya Bibi aja biar lebih nyaman. Umur saya sudah tiga puluh tahun. Udah nggak cocok dipanggil, Mbak,” tutur Nita dengan hati-hati. Dia amat menjaga sopan santun di depan anak sang majikan, supaya tidak memicu perselisihan. Nita harus menjadi ART yang patuh dan ramah agar disayangi para junjungannya.

Aliyah menyengir. “Nggak, ah. Aku lebih nyaman manggil Mbak Nita aja. Tiga puluh tahun umur yang masih muda, Mbak. Masih cocok dipanggil, Mbak. Orang kita cuma beda sebelas tahun. Aku sembilan belas tahun loh, sekarang.”

Nita pun tersenyum canggung. “Ya udah. Kalo gitu terserah, Non, aja.”

Aliyah benar-benar rendah hati dan pandai berkomunikasi. Seperti yang diharapkan dari anak seorang selebriti terkenal, Aliyah berbicara dengan penuh percaya diri. Sangat mengesankan bagi Nita yang pemalu dan gampang canggung.

“Jangan panggil aku non, ah. Aku jadi ngerasa kayak noni-noni Belanda. Panggil aku Aliyah aja.”

“Nggak, Non! Nggak bisa! Nanti saya dikira kurang ajar sama anak majikan.”

“Nggak akan, Mbak. Kalau Mbak, takut, aku akan kasih tahu papa. Papa selalu nurutin apa pun kemauanku. Papa nggak akan marah sama, Mbak. Gimana?”

Nita menghela napas. Mana tega menolak permintaan anak gadis seimut itu. Wajah Aliyah mirip artis Jepang idolanya. Keimutannya sama-sama mematikan. “Ya udah. Tapi nanti Mbak Aliyah harus ngomong ke papanya, biar nggak ada salah paham.”

“Jangan Mbak Aliyah juga, Mbak Nita. Aku jadi ngerasa tua. Panggil aku Ayi aja, kayak papa manggil aku. Ayo coba!” Pinta Aliyah dengan antusias.

Sepertinya ayah dan anak itu sama-sama suka membuat Nita berada di situasi yang canggung. Namun jika tidak menurut artinya Nita tidak akan bisa lepas dari situasi tersebut. “Baiklah, Ayi.”

“Gitu dong. Ohya, papa nitip pesan gak, bakal pulang jam berapa?”

Aliyah begitu ramah dan sopan. Nita menyukai etiket anak artis terkenal itu. Menurut kawan-kawannya, rata-rata anak artis memiliki sikap sombong dan kurang ajar, tetapi bagi Nita, Aliyah pengecualian.

Om Duda Love Mbak Janda (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang