64. Jebakan

263 14 0
                                    

Zach sudah membuat janji dengan dokter di rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan laboratorium. Dia ingin memeriksa darahnya untuk melihat apakah terdapat jejak obat tertentu yang mungkin telah dimasukkan oleh gadis pelacur itu. Setelah darahnya diambil, hasil tesnya tidak langsung keluar. Dia harus menunggu selama dua jam.

Daripada diam menunggu, Zach memutuskan untuk melakukan cek laboratorium pada jam tangannya di Lab Kimia Mandiri yang letaknya tak jauh dari rumah sakit tersebut. Dia menyerahkan jam tangan yang dibungkus plastik itu pada petugas laboratorium. Nyata pemeriksaan zat kimia pada benda itu pula tidak mudah. Dia dan Yuli harus menunggu selama dua jam.

Setelah dua jam menunggu, hasil laboratorium benda itu pun keluar. “Terdeteksi jejak kloroform–obat bius–pada tali jam tangan stainless steel-nya, Pak,” jelas si petugas laboratorium.

Ketika itu pula Zach mendapatkan telepon dari rumah sakit. “Terdapat kandungan kloroform pada darah Anda, Pak.”

Zach tercenung. Dia sudah menduga dari awal, bahwa ini jebakan lain untuk menghancurkan reputasinya. Zach benar-benar ingin tahu, siapa orang dibalik semua kemalangan yang menimpanya kali ini. Jika dulu, Lukman Ferdi–sahabatnya sendiri–maka sekarang siapa? Sebab Lukman sudah lama melarikan diri dan terakhir kali, jejaknya terdeteksi di Taiwan–menurut informasi dari Bella.

“Kita harus menemukan gadis itu,” ucap Zach penuh geram. Dia sudah muak menjadi bulan-bulanan pembenci. Kini dia bertekad untuk menemukan siapa dalang di balik jebakan kali ini. Pertama-tama, dirinya harus menemukan pelacur sialan itu, lalu menginterogasinya.

“Gimana caranya?” Yuli tidak tahu identitas dan asal muasal pelacur tersebut. Dia pun menyarankan pada Zach untuk memberi tahu Benny guna mendapatkan bantuan. Yuli mengajak Zach ke rumah sang pemilik agnesi, karena tidak memungkinkan menemuinya di kantor. Wartawan pula ramai memenuhi pelataran gedung agensi terkenal itu.

Barulah pukul tiga dini hari keduanya sampai di kediaman Benny. Sang pemilik StarIndo Management itu mempersilakan keduanya. Dia yang biasanya banyak bicara, kini menjadi pendiam. Sepertinya kali ini Benny benar-benar marah pada Zach. Dia kecewa berat.

Zach pun menceritakan pengalaman tak menyenangkannya itu pada Benny. Pria yang sebentar lagi akan menginjak umur enam puluh tahun tersebut, fokus mendengarkan. Benny mendapatkan titik terang untuk menjungkir balikkan opini publik. Dia lekas menghubungi orang-orang kepercayaannya untuk mencari gadis yang telah menjebak Zach. Penyelidikan akan di mulai dari rumah pelacuran kelas atas yang berkedok hotel mewah milik selebriti terkenal Cindy Yolanda.

Cindy Yolanda adalah seorang model dan aktris papan atas Indonesia. Sudah lama dia mengelola hotel serta kos-kosan mewah miliknya menjadi tempat prostitusi. Dia bahkan mempekerjakan anak-anak di bawah umur untuk menjadi pekerjanya di kos-kosan serta hotel mewahnya.

“Serahkan semuanya padaku. Sekarang kamu pulang saja. Jaga kesehatan, jangan nonton tv dan jangan buka sosial media dulu,” ujar Benny. Sudah menjadi suatu kewajiban bagi pemilik agensi untuk melindungi dan membantu artis-artis yang bernaung di bawahnya. Dia akan melakukan segala cara untuk memulihkan reputasi Zach, memperbaiki citranya.

“Terima kasih, Bang. Kalo gitu, kami pulang dulu.” Zach menjabat tangan Benny. Dia kenbali mengandalkan laki-laki paruh baya itu untuk menyelesaikan skandal kali ini.

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Tinggalkan bintang di setiap bab ya. Bantu saya untuk menaikan rating novel ini. Makasih kepada pembaca setia. Yang memberikan bintang terbanyak, akan mendapatkan reward dari saya di ending nanti ya. Tunggu privat chat dari saya!😁

Om Duda Love Mbak Janda (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang