100. Kebahagiaan

653 14 0
                                    

Hotel Ay*na Midplaza menjadi pilihan Zach untuk melangsungkan pernikahannya dengan Nita. Mengusung tema pesta kebun, keduanya melaksanakan resepsi serta akad nikah di Jimbaran Garden–oase tropis di jantung ibu kota. Banyak detail indah dihadirkan dalam momen istimewa tersebut.

Desain dan interior bernuansa gading menghiasi pekarangan Ay*na, tak ketinggalan bunga-bunga segar pula turut dihadirkan melengkapi setiap detailnya. Pesta ini memang dadakan, tetapi Aliyah dan Yuli melakukan segala cara untuk memaksimalkannya. Yap, Zach mengandalkan kedua gadis itu untuk mengurus semua keperluan pernikahannya.

“Akhirnya lo kawin juga bro!” ujar Dante kegirangan. Dia menghampiri Zach yang sedang bersiap-siap di kamar hotelnya.

“Nikah, Dan. Kalo kawin sih, udah sering,” Fachry menimpali, tertawa begitupun dengan Zach yang mendengar candaannya.

Zach mendapatkan banyak ucapan selamat dari teman-temannya. Banyak pula teman artis yang datang, bahkan pria itu juga mendapatkan karangan bunga serta hadiah pernikahan dari para penggemarnya. Zach tak menyangka masih memiliki fans setia setelah kejadian itu.

“What? Serius?” Aliyah yang tengah berbicara via telepon dengan Jaza pun lantas tertawa.

“Papa gimana? Udah siap?” Jaza menceritakan pasal Nita yang bangun kesiangan dan kini sedang didandani.

“Udah siap dari pagi banget. Semangat sekali dia,” jawab Aliyah.

Mereka berkomunikasi via telepon untuk memastikan kesiapan kedua mempelai. Aliyah dan Jaza melakukan semuanya sampai akhir, tidak hanya sekadar menjodohkan Zach dan Nita. Jaza pun turut andil dalam persiapan pernikahan ibunya tersebut.

“Zsa, kenapa gak ngadain pesta biasa aja, sih?” keluh Nita yang sedang dirias. Dia gugup saat mengetahui deretan tamu penting yang akan hadir, salah satunya Menteri Olahraga yang sedang menjabat sekarang. Tak heran pria itu datang, mengingat Zach mantan atlet esport nasional yang pernah berpartisipasi di banyak turnamen.

“Ini udah yang paling biasa, Ma. Jangan salahin pestanya. Ini risiko, Mama, yang mau menikah sama orang sepenting papa.” Jaza gemas sendiri pada sang ibu.

Waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba, pukul sembilan pagi, akad nikah akan dilangsungkan, pengantin wanita memasuki Jimbaran Garden diiringi rombongannya. Riuh sorakan dan tepuk tangan dari para tamu undangan menyemarakan pesta, memantik senyuman dari mempelai wanita. Sementara Zach sudah bersiap di atas panggung, berdiri bersisian dengan penghulu dan kawan-kawannya menyambut calon istrinya tersebut.

“Lo kenapa bro?” Royan kaget ketika tiba-tiba tubuh Zach menyenggol badannya.

“Sorry … bro,” ucap Zach yang lantas tertawa. Dia merasa lucu pada dirinya sendiri yang sempat terkesima–terbengong-bengong–hingga lututnya terasa lemas kala melihat betapa elegannya Nita dalam balutan brokat putih. Zach tak menyangka, wanita yang selalu cantik tanpa riasan medok itu, kini bisa lebih cantik lagi. Rasa-rasanya, dia nyaris pingsan kala akhirnya berhadapan dengannya.

Senyuman ceria enggan luntur dari wajah Nita. Dia sedekahkan kepada para tamu undangan dengan ikhlas. Nita tak kuasa meredam mimik bahagia di wajahnya. Momen ini tidak akan pernah dia lupakan selamanya.

Setelah menyambut kedatangan mempelai wanita, para hadirin dipersilakan kembali duduk, lalu penghulu memimpin prosesi akad nikahnya, tentu saja setelah memastikan semua data-data sepasang pengantin itu valid.

“Ananda Atharrazka Zafir bin Irfan Darwin saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan Fatna Yunita binti Ahmad Asnawi dengan maskawinnya lima gram gelang emas dibayar tunai,” ucap wali hakim yang menjabat tangan Zach.

“Saya terima nikah dan kawinnya Fatna Yunita binti Ahmad Asnawi dengan maskawin tersebut tunai,” tutur Zach kala wali hakim menghentakan tautan tangan mereka.

Om Duda Love Mbak Janda (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang