40. Penggoda

489 16 0
                                    

“Nggak, kami nggak bertengkar,” jawab Zach yang tengah diinterogasi Aliyah.

“Jangan-jangan … Papa, macem-macemin Mbak Nita lagi kayak waktu itu.” Aliyah menatap tajam ayahnya. Dia sudah memperingatkan pria itu untuk memperlakukan Nita dengan baik. Maka jikalau dia tak menghiraukan nasihatnya, Aliyah tidak akan memaafkan sang ayah.

Zach menyeringai miring. “Stop mengungkit itu. Lagipula, itu cuma ciuman biasa.” 

Aliyah begitu protektif terhadap Nita. Gadis itu bahkan sampai menyinggung-nyinggung kejadian tiga tahun yang lalu–saat Zach yang mabuk memaksa mencium bibir Nita.

“What?! Jangan bilang, Papa, maksa nyium Mbak Nita lagi? Argh, Papa!” Aliyah frustrasi. Dia kesal pada kecerobohan ayahnya, menganggap Nita sama dengan wanita-wanita yang pernah pria itu kencani. Terkadang Aliyah merasa ayahnya bodoh, sama sekali tidak mengerti wanita, tidak dapat membedakan Nita dengan wanita-wanita itu.

“Kamu makin ngelantur.” Zach tersengih. Dia merasa prasangka Aliyah terlalu lawak. Entah atas dasar apa sehingga gadis itu menyimpulkan demikian. Zach penasaran bagaimana cara berpikir anaknya sampai saat ini.

“Aku nggak ngelantur, Pa. Mbak Nita ini tipe cewek kolot. Dia nggak suka melakukan kontak fisik sebelum halal. Papa, ngerti gak sih?” Aliyah kesal sendiri.

Zach terkekeh. “Yang bilang Papa, cium dia, siapa?” tanyanya, lalu menggelengkan kepala.

Dahi Aliyah mengernyit. “Jadi, Papa, nggak macem-macemin Mbak Nita?” tanyanya yang langsung ditanggapi gelengan kepala oleh sang ayah. Syukurlah, Aliyah dapat bernapas lega. Namun, penyebab kekacauan Nita hari ini, masih menjadi misteri yang membuat Aliyah penasaran.

***

“Mbak, siapa?” tanya Nita pada seorang wanita berambut blonde yang hendak masuk ke ruang pribadi Zach.

“Ah, eu … sa–saya em–MUA barunya, Zach Code,” jawab wanita itu dengan gugup. “I–ini bener ruangannya Zach Code ‘kan?”

Nita memerhatikan penampilan orang itu dari atas hingga ke bawah. Wanita tersebut tidak tampak seperti seorang MUA. Pakaian yang dikenakannya terlalu biasa, pula dia tidak membawa apa-apa: alat make up atau perlengkapan apa pun. Wanita tersebut hanya mengenakan crop top dan celana jeans robek-robek. “Emang Mbak Lana ke mana? 

Lana Clearance adalah penata rias, pegiat kecantikan terkenal di Indonesia. Dia salah satu MUA yang bekerja untuk Starindo Management yang bertugas merias wajah dan menata rambut artis-artis di bawah naungan management tersebut, termasuk Zach. 

“Mbak Lana?” Gadis blonde itu kebingungan, tidak mengerti.

“Iya, Mbak Lana yang sebelum ditugasin Pak Benny buat make-up Mas Zach. Mbaknya gantiin Mbak Lana ‘kan?” Nita memandang wanita itu penuh tanya. Masa dengan sesama MUA satu management, tidak saling mengenal? Pikir Nita.

“Aa–ah, iy–iya … Mbak Lana! Ss–saya kenal Mbak Lana! Be–beliau sakit hari ini. Jadi saya yang ditugaskan gantiin.” Wanita tersebut mengusap dahinya yang berkeringat. Dia benar-benar gugup, khawatir ketahuan.

Nita pun mengangguk seraya tersenyum ramah. Dia mengucapkan selamat bergabung dalam tim, lalu mengajaknya berkenalan. Nita memperkenalkan dirinya lebih dulu. “Saya penulis novelnya,” jawabnya saat wanita yang mengaku bernama Susan itu menanyakan pekerjaannya.

“Oh jadi, Mbak ini, Nita Fatna penulis novel Diamanti itu, penulis novel yang sekarang diadaptasi juga?” tanya Susan menyebutkan nama pena Nita. Keramahan yang wanita itu perlihatkan sebelumnya, mendadak hilang dan berubah kecut.

“Ii–iya.” Nita ragu-ragu menjawab, tidak mengerti dengan perubahan drastis Susan. Ada apa? Apa salahnya? Apa dia telah menyinggungnya? Pikir Nita bertanya-tanya.

Susan berkacak pinggang dengan raut wajah menantang. “Jadi, lo yang udah ngegoda Zach Code? Hah! Lo nggak punya kaca di rumah?” sungut Susan sewot.

“Maaf, maksud Mbaknya, apa ya? Saya nggak pernah ngegoda siapa pun, apa lagi Mas Zach. Beliau teman sekaligus rekan kerja saya. Saya nggak mungkin ….”

“Halah! Berisik lo! Mana ada maling mau ngaku?” sergah Susan yang kesal.

"Jaga mulut Anda! Saya bukan wanita ...."

Plak!

Om Duda Love Mbak Janda (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang