Nita melihat tiga foto yang disematkan di web tersebut. Saat gadis di bawah umur itu dan Zach menaiki mobil yang sama dan keduanya tiba di lobi hotel. Nita terdiam, mengkaku. Dia merasa kecewa pada laki-laki itu. Nita pikir Zach sudah berubah. Bodoh, dia menganggap rumor yang beredar selama ini palsu.
Nita benar-benar terkejut melihat berita tersebut. Dia tidak pernah membayangkan Zach akan terlibat skandal semacam itu lagi. Nita tidak tahu harus berbuat apa. Dia ingin menemui Zach dan mendengarkan penjelasannya. Namun, dia juga ragu. Bagaimana mungkin Zach bisa melakukan hal seperti itu?
Nita mengambil napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. Dia tahu dia tidak boleh terburu-buru dalam membuat keputusan. Dia harus memikirkan konsekuensi dari setiap tindakan yang dia ambil. Nita harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dan apakah Zach benar-benar bersalah seperti yang dikatakan oleh berita tersebut. Dia ingin tahu apakah Zach masih layak dipercaya dan dihormati.
Nita: Mas, apa berita itu benar?
Nita memberanikan diri, mengirim pesan singkat pada laki-laki itu. Lama pesan tersebut tidak dibuka, sepertinya Zach sedang sibuk. Nita pun merenung penuh keraguan, benarkah yang dirinya lakukan? Apakah dia berhak menanyakan itu pada Zach? Hubungan keduanya memang tidak jelas, hanya berdasarkan spekulasi Nita berdasarkan tindakan dan perkataan pria itu.
Dua puluh menit berselang, balasan Zach pun datang.
Zach: Iya.
Hanya satu kata itu dan tanda titik, balasan untuk pertanyaan Nita. Jujur, sesungguhnya janda itu merasa kecewa. Dia ingin mendengarkan upaya Zach menjelaskan semuanya, supaya Nita tahu harus bersikap seperti apa. Namun, jawaban laki-laki tersebut benar-benar di luar dugaannya. Nita pun mengambil kesimpulan: Zach tidak benar-benar menyukainya. Ya, laki-laki itu tidak pernah serius. Semua yang dirinya lakukan bertujuan untuk mempermainkan hati Nita, hanya untuk kesenangan semata.
Nita menunduk lunglai. Dia benar-benar kecewa dan sakit hati. Sepertinya dari awal, memang dirinya yang terlalu gede rasa. Benar, mustahil Zach, seorang artis terkenal yang banyak digandrungi kaum hawa akan menyukai wanita biasa sepertinya. Nita merasa malu sendiri, sebab menganggap mereka memiliki hubungan khusus. Konyol, semua itu hanya karena ucapan ambigu pria tersebut yang mengatakan dirinya cemburuan.
Nita terkekeh. Dia merasa payah dan naif, merasa tidak mawas diri. Harusnya dirinya lebih sering melihat cermin, supaya tahu perbedaannya dengan laki-laki itu. Nita bagai pungguk merindukan rembulan. Mustahil, tidak akan kesampaian. Hah! Harusnya dirinya sadar, jangan terus bermimpi di siang bolong. Janda satu anak itu tertawa kian nyaring.
Tawanya menggema hingga memenuhi kamar. Nita tidak kuasa menahan diri untuk tidak mencemooh, merutuki kebodohannya. Dia benar-benar merasa konyol. Sungguh naif menganggap sebuah candaannya sebagai keseriusan. Nita sungguh-sungguh merasa payah.
Tiba-tiba terdengar suara pintu diketuk, lalu seruan Jaza dari luar kamarnya. “Ma, Kak Ayi datang! Ada yang pengin diomongin katanya!”
Nita tidak menyahut. Dia membiarkannya, ingin membuat sang anak berpikir dirinya sedang tidur siang. Nita malas bertemu siapa pun. Dia sedang ingin sendirian. Nita tidak ingin lagi mendengar apa pun pasal pemberitaan itu. Dia tidak mau peduli. Nita tidak ingin tahu. Baginya, jawaban dari Zach sudah menjelaskan segalanya. Itu saja sudah cukup.
“Ma! Mama! Ini aku, Ayi! Denger, Ma! Pemberitaan itu nggak semuanya bener! Mama, harus percaya sama papa!” jelas Aliyah dengan lembut dari balik pintu, tetapi masih dapat Nita dengar dengan jelas. Gadis itu mengetuk-ngetuk pintu kamar Nita, membujuknya untuk keluar dan mau berbicara dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Duda Love Mbak Janda (Tamat)
RomanceDari penulis novel online hingga janda di rumah 'Hot Daddy Duda Abadi'! Fatna Yunita alias Nita, kini terjebak dalam dunia asing sebagai ART Zach-vokalis band ternama. Zach mengira Nita: janda kesepian yang mengharapkan belaiannya, hingga pria itu m...