33. Classmate 2 (Hyungline)

443 18 2
                                    

Classmate 2 (Hyungline)

Happy Reading

Dua hari berlalu setelah pemerkosaan empat sekawan itu padaku. Kini, kondisiku tak baik-baik saja karena keempatnya terus menjadikan aku bahan bullyan di sekolah. Mereka tak melepaskan aku dan tak ada yang mau membantuku di sini karena takut dengan pengaruh keempatnya.

Aku dengan wajah lesu menaiki rooftop sambil menutupi bekas kissmark dengan syal putih. Aku tak ingin orang-orang tahu bahwa aku sangat menjijikan.

"Tuhan haruskah aku mati saja?," ucapku putus asa dan berdiri dengan tangan telentang bersiap untuk melompat ke bawah gedung.

Hatiku sakit jika mengingat kejadian dua hari lalu dengan tak berperasaannya mereka menyetubuhiku secara paksa. Bahkan, kini mereka terus menyiksaku dengan berbagai bullyan yang kuterima. Harusnya aku tak pindah ke sekolah ini jika akan berakhir seperti ini.

Aku hanya ingin belajar dan sekolah dengan aman nan tentram namun di sini aku tak merasakan kedamaian tersebut.

Aku pun memejamkan mata tak peduli dengan segala hal. Lagipula tubuhku sudah kotor dan aku tak berguna. Fisik dan batinku lelah menghadapi tatapan-tatapan penuh dengki dari murid sekolah ini. Mungkin mereka akan senang jika aku mati seperti ini. Selain itu, aku bisa lepas dari keempat lelaki brengsek itu.

Aku sempat menangis dan terisak merasakan kemalangan dan kepedihanku. Jika ini bisa melepaskanku dari penderitaan maka aku rela melompat dari gedung tinggi ini.

"Maaf Kek. Maaf, Nek. Gita gak sanggup," ujarku bersiap akan melompat namun lenganku keburu ditarik hingga aku menyentuh dada bidang seorang lelaki.

"Lo gila?! Kenapa lo mau lompat hah?!," ucap Sunghoon yang tadi menggagalkan rencanaku untuk melompat.

"Gak, aku mau mati aja. Kalian jahat....hikss lepas hikss," ucapku sambil berusaha meronta dan memukul-mukul dada Sunghoon dengan kencang.

"Siapa yang kasih izin lo mati?," celetuk Jake dengan muka songongnya.

"Iya lo gak boleh mati sebelum kita kasih izin," tambah Heeseung membuatku semakin menangis.

"Lo harus jadi babu kita, Gita. Jangan mati dulu kita belum puas ya gak?," ucap Jay membuat ketiga cowok lainnya tertawa secara bersamaan.

"Sttt, Gita jangan nangis. Kita ada hadiah buat lo," bisik Sunghoon membuat bibirku gemetar.

"Lepas, aku gak mau jadi pesuruh kalian," jawabku hendak kabur dan berlari namun keempatnya mengerubungiku sehingga aku tak dapat lagi melompat dari gedung ini.

"Ututu cantiknya kita nangis. Tambah cantik gak sih?," tanya Jake dengan mencolek daguku untuk menggoda.

"Jangan gitu, Jake. Gita takut tuh," ucap Heeseung terkekeh merasa aku yang sedang menangis memang cantik dan menggemaskan.

"Lo mainan kita. Jadi, lo harus hidup sebagai boneka kita," ucap Sunghoon menghirup aroma wangi dari rambutku sambil memejamkan mata.

"Gak, aku bukan boneka," ucapku menolak namun Jay membelai pipiku mesra.

"Iya Gita. Lo milik kita," ucap Heeseung mengecup leherku sekilas dengan menyingkarkan syal putih itu.

"Nah, sekarang lo ikut kita," ucap Sunghoon dan Jake menggiringku untuk turun dari atas rooftop diikuti Jay dan Heeseung.

Aku sempat ingin protes namun Jake mengarahkan telunjuknya ke arah bibirku sebagai isyarat agar aku diam dan tak melawan. Aku yang takut dengan tatapan tajamnya pun segera menunduk sambil sedikit terisak. Pasti mereka akan bermain gila lagi bersamaku.

Aku yang tak punya kuasa hanya mengikuti empat pemuda ini menuju ruangan rahasia miliknya. Aku sepertinya harus mencoba melaporkan ini. Ya, aku harus berani dan jangan terintimidasi mungkin saja wali kelasku dapat membantu.

Lalu, aku di suruh duduk di sofa saat Jay sedang mengambil sebuah kotak dari lemari.

"Pakai ini, Gita," sahut Jay melemparkan sebuah kotak.

"Ayo buka itu hadiah dari kita," ucap Jake membuatku ragu akan membuka kota itu.

Namun, karena penasaran aku pun membuka kotak yang atasnya berpita tersebut.

"A-apa ini? Kalian gila?," ucapku saat membuka kotak yang ternyata isinya adalah sebuah vibrator getar.

"Gimana suka gak?," tanya Heeseung dengan kekehan.

"Lo pasti suka iya, kan? Suka kan?," tanya Sunghoon sambil merengkuh pinggangku.

"GAK," jawabku membuat keempat lelaki ini tersenyum miring.

"Kita gak peduli. Lo harus pakai ini di kelas!," ucap Jay memegang daguku dengan tangannya.

"Kalau aku gak mau kalian mau apa?," ucapku membuat lainnya berseri.

"Video ini bakal kita kirim ke web sekolah," ucap Jake menyerahkan satu video dari ponselnya. Itu video persetubuhanku dengan mereka.

"Liat, muka kita diblur. Tapi lo jelas banget di sini," ujar Heeseung membuatku menahan tangisan.

"Brengsek!," umpatku membuat Sunghoon geram dan menggigit bibirku.

"Eit gak boleh ngumpat. Mulut lo cukup desah dan nyepong milik kita," ujar Sunghoon.

Full hotnya ada di karyakarsa ya, kunjungi profilku untuk aksesnya

***

















BITE ME 🔞⚠️[One Shoot Hyung 21++ & Maknae 18+] ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang