50. The Devil (Niki)

324 10 5
                                    

The Devil (Niki)

Happy Reading

Aku rasa hidupku tak berguna lagi karena di dunia ini tak ada orang yang membutuhkanku. Aku punya Bibi jahat dan anaknya Salma selalu membullyku di sekolah. Seperti saat ini aku dibawa ke gedung belakang sambil berlutut di hadapan ketiga cewek gila.

"Nih, gue bawa Anna buat lo," ucap Selvi dan Rindi yang menarik diriku. Mereka berdua adalah para dayang Salma si ratu bully SMA Angkasa.

"Ck, buat apa? Gak usah repot kali," jawab Salma melirikku dengan tatapan menghina.

"Kan lo ulang tahun. Biar lo puas siksa Anna aja," sahut Rindi dengan muka tak bersalahnya.

"Iya happy birthday, Salma. Ini hadiah dari kami," ucap Selvi sambil menjambak rambutku hingga aku mendongak melihat Salma yang menunduk.

"Haha, gue suka ide kalian. Thanks, Bestie," ucap Salma sambil memeluk Rindi dan Selvi bergantian. Suasana hati Salma langsung riang karena diriku.

"Lepasin aku! Kenapa kalian gini? Apa salahku?," tanyaku mencoba berani untuk berbicara karena Salma terlalu sering membullyku. Aku hanya lelah dan ingin pergi dari dunia ini karena bullyannya membuatku sakit hati.

"Kenapa? Gak ada alasan tuh! Dari awal gue emang udah benci lo, Anna. Lo yang dari kecil sombong karena punya ortu kaya sekarang melarat jadi yatim piatu dan numpang hidup di gue. Gue puas hahaha," ucap Salma sambil tertawa girang membuatku semakin sedih dan terisak pelan.

"Makanya jangan belagu," ucap Selvi sambil menendang lututku.

"Langsung aja, Ma. Eksekusi buat kue bolu di atas kepala Anna," ujar Rindi membawa sekantong kresek berisi bahan membuat bolu.

"Jangan...hiksss," ucapku dengan badan menggigil merasa terancam.

Pyarr
Byur

"Jangan nangis dong. Cemen lo!," kesal Salma menuangkan semua bahan bolu ke atas kepalaku. Mataku perih tertutup tepung terigu dan telur. Aku hanya dapat menangis sambil mengepalkan tanganku.

"Kalian jahat. Kalian tega," kataku sambil membersihkan badanku yang kotor.

"Tambahin warna biar cantik," ucap Salma dan Selvi segera menuangkan cairan coklat ke atas kepalaku.

"Hahaha jadi lucu tapi bau amis ih jorok," kata Rindi sambil ikut memecahkan telur di atas kepalaku.

"Happy birthday," ucap Selvi dan Rindi dengan sumringah.

"Aaaa makasih bolunya indah banget," jawab Salma mulai memotret tubuhku sambil tertawa-tawa bersama temannya.

Aku hanya mengulum bibir sambil meratapi nasibku yang begitu sial ini. Aku ingin menyusul kedua orangtuaku saja. Aku lelah hidup di dunia ini. Kenapa semua orang memperlakukanku seperti sampah? Padahal aku tak punya salah apapun.

Setelah Salma meninggalkanku, aku pun berlari keluar gerbang sekolah sambil menangis tanpa peduli pada guyuran hujan lebat. Justru, aku senang karena hujan dapat membersihkan badanku yang penuh terigu ini.

"Hikss...semua jahat....aku mau mati aja," ucapku berlari menuju jembatan yang bawahnya sungai. Aku hanya tak ingin hidup. Aku ingin melupakan rasa sakit ini. Andai saja orangtuaku masih hidup aku tak akan hidup begini. Apa orangtuaku juga benci pada diriku? Penyebab kecelakaan dulu itu kan ulahku hingga Ayah harus membanting stir dan menabrak bus. Itu semua salahku karena hanya aku yang selamat. Harusnya aku juga mati. Untuk apa aku hidup jika setiap hari tersiksa begini.

Aku pun sampai di jembatan. Mataku terpejam dan merentangkan kedua tanganku setelah memanjat pagar dan bersiap akan meloncat ke bawah sana. Lebih baik mati karena jika aku hilang pun tak ada yang peduli padaku. Aku sendirian dan tak punya siapapun di sisiku. Aku serahkan semua pada Tuhan.

"Akhirnya rasa sakit ini akan hilang," kataku tersenyum dan hendak loncat namun seorang lelaki menarik diriku turun hingga aku terjatuh di atas badannya.

"Lepas aku mau bunuh diri! Lepasin!," ucapku saat pria ini memeluk erat diriku.

"LO GILA HAH?! SEMUA ORANG MAU HIDUP," teriak pria tersebut berhasil menyadarkanku kembali.

"Aku gak sanggup lagi....," ucapku melemah sambil menunduk menangis mengeluarkan banyak air mata kesedihan.

"Gue bakal bantu lo. Apa keinginan lo? Asal jangan mati," ucap pria misterius itu sambil mengusap air mataku yang mengalir.

"Memang kamu bisa apa?," ucapku merasa heran.

"Gue devil. Nama gue Niki. Ayo buat perjanjian dan semua keinginan lo akan terwujud," ucap Niki menatapku dengan sungguh-sungguh.

Aku pun bangkit berdiri dan mencoba mempercayai ucapannya yang terdengar gila dan tak masuk akal itu. Aku sudah pasrah dan hanya ingin mengulang kebersamaanku bersama Ayah dan Ibu yang bahagia.

"Aku ingin punya keluarga bahagia dan tak pernah tersiksa lagi," ucapku mengulurkan tangan padanya.

"Oke, permintaan diterima. Sebagai balasan sebelum terkabul lo harus bercinta dengan gue terlebih dahulu," jawab Niki tersenyum smirk menjilati bibirnya sambil menjabat tanganku. Seketika muncul simbol aneh dilenganku dan pria bernama Niki ini. Aku pun mengangguk dan setuju saja dengan ikatan kontrak ini.

Secara resmi aku pun tak bisa kabur dari iblis tampan bernama Niki. Aku telah membuat kontrak dan harus menuruti semua keinginannya. Ya, aku cukup bodoh karena putus asa terayu iblis tampan hingga rela menyerahkan kesucianku padanya.

Full hotnya ada di karyakarsa ya, kunjungi profilku untuk aksesnya

***



















BITE ME 🔞⚠️[One Shoot Hyung 21++ & Maknae 18+] ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang