78. Magic Book (Sunoo)

234 14 0
                                    

Magic Book (Sunoo)

Happy Reading

Hari ini adalah hari pertamaku bekerja sebagai dokter muda di rumah sakit terkenal, dan aku merasa campuran antara gugup dan bersemangat.

Namaku Nam Inka, dan aku baru saja lulus dari sekolah kedokteran. Aku diberi kesempatan untuk bekerja di bawah pengawasan dr. Kim Sunoo, seorang dokter senior yang terkenal garang dan tegas. Reputasinya membuatku sedikit takut, tapi aku siap untuk belajar sebanyak mungkin.

Pagi-pagi sekali, aku sudah berada di rumah sakit, mengenakan seragam medis yang masih terasa baru dan kaku. Saat aku berjalan menuju ruang operasi, jantungku berdetak kencang. Aku tahu bahwa hari ini akan menjadi ujian pertamaku di bawah pengawasan dr. Kim.

Setelah beberapa menit menunggu di ruang persiapan, Sunoo akhirnya tiba. Penampilannya yang tenang dan berwibawa membuat semua orang di sekitarnya diam seketika. Dia memberi instruksi dengan suara tegas, dan semua orang segera bergerak mengikuti perintahnya. Aku berusaha meniru profesionalisme dan ketenangannya.

"Nam Inka, pastikan kau sudah siap dengan semua alat dan sterilisasi yang diperlukan," kata Sunoo, mata rubahnya menatap tajam ke arahku. Namun, dia sangat menarik di mataku.

Aku mengangguk dengan cepat, berusaha untuk tidak terlihat gugup. Ketika waktunya tiba untuk masuk ke ruang operasi, aku mengikuti di belakang Sunoo, mencoba untuk tetap tenang dan fokus. Semua berjalan lancar hingga saat kami mulai persiapan operasi.

Tiba-tiba, Sunoo berhenti dan menatapku dengan tatapan yang bisa membekukanku.

"Inka, apa yang kau pikirkan?!," suaranya terdengar tajam dan tegas.

Aku terkejut dan melihat ke bawah. Hatiku seakan berhenti ketika aku menyadari bahwa aku lupa mengenakan sarung tangan steril.

"A-aku minta maaf, Dokter. Aku lupa," jawabku dengan suara yang hampir tidak terdengar.

"Ini adalah ruang operasi, bukan tempat untuk lupa hal-hal mendasar seperti itu!," ucap Sunoo memarahiku dengan nada yang membuatku merasa sangat menciut takut. Mukanya pun terlihat menyeramkan.

"Keluar dan pakai sarung tanganmu sekarang juga. Kita tidak bisa mengambil risiko dengan kebersihan di sini!," katanya lagi.

Wajahku memerah karena malu, dan aku segera bergegas keluar untuk mengenakan sarung tangan. Ketika aku kembali, operasi sudah dimulai, dan aku berusaha keras untuk menebus kesalahanku dengan bekerja sebaik mungkin.

Sepanjang operasi, Sunoo tetap profesional, tapi aku bisa merasakan ketegangan di udara.

Aku bertekad untuk tidak mengulangi kesalahan ini lagi dan menunjukkan bahwa aku bisa menjadi dokter yang baik. Setelah operasi selesai, Sunoo memanggilku ke kantornya. Aku menelan ludah, bersiap untuk dimarahi lagi.

"Inka," katanya dengan nada yang sedikit lebih lembut. "Aku tahu hari pertama selalu sulit, tapi kesalahan seperti itu tidak boleh terjadi lagi. Kau harus selalu ingat bahwa kita bekerja dengan nyawa manusia di sini. Aku berharap kau belajar dari pengalaman hari ini," ucapnya dengan mata menyipit seperti tidak menyukaiku.

Aku mengangguk, merasa lebih bertekad dari sebelumnya. "Terima kasih, Dokter. Aku akan lebih berhati-hati ke depannya,".

Sunoo mengangguk. "Baiklah, kita lihat bagaimana kau bekerja besok,".

***

Setelah melewati hari pertamaku yang penuh tekanan, aku memutuskan untuk mencari temanku, Soyun. Kami sudah berteman sejak masa kuliah, dan dia sekarang juga bekerja di rumah sakit yang sama. Aku tahu dia bisa memberikan perspektif yang berbeda tentang dr. Kim Sunoo.

BITE ME 🔞⚠️[One Shoot Hyung 21++ & Maknae 18+] ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang