36. Love or Obsessed (Sunoo)

431 17 0
                                    

Love or Obsessed (Sunoo)

Happy Reading

Aku terbangun dari tidurku karena mendengar pertengkaran hebat dengan suara gaduh antara orangtuaku di ruang keluarga. Dengan menghela napas aku bangkit dan sedikit mengintip pertengkaran itu dengan ekspresi getir.

Aku tahu hubungan kedua orangtuaku sudah mulai merenggang sejak tahun lalu aku masuk kuliah karena mereka telah memiliki pasangan masing-masing.    Ayahku berselingkuh dengan wanita lain dan Ibuku membalasnya dengan berselingkuh juga bersama pria brondong yang lebih muda. Hatiku getir melihat kondisi keluargaku yang berada di ujung tanduk karena akan hancur sebentar lagi.

"Miyo, kita cerai saja! Aku tak tahan menikah denganmu!," ucap Ayahku dengan emosi melayangkan telapak tangannya pada pipi Ibuku.

Plak

"Aku juga tak sudi menikah denganmu, Choi Heejin! Aku terpaksa karena perjodohan ini akan menyelamatkan perusahaanku!," balas Ibuku tak takut malah semakin marah.

"Kau bawa anakmu aku tak sudi mengurusnya! Bisa saja dia anak haram!,"

"Dasar bajingan! Aku pun tak mau punya anak. Kita bercerai dan hidup masing!," ucap final Ibuku sambil melemparkan vas bunga pada Ayah lalu pergi naik ke lantai atas. Sedangkan Ayah pergi dengan mengepalkan tangan tampak emosi.

Aku hanya bisa menangis dibalik pintu karena kehadiranku tak diinginkan oleh mereka. Aku hanya beban mereka dan tak pernah berguna.

Sebenarnya aku sudah sering mendengarkan pertengkaran orangtuaku setiap malam. Mereka selalu ribut dengan suara menggelegar. Bahkan, sudah berani membawa pasangan masing-masing ke rumah tanpa malu pada anaknya.

Aku hanya ingin kasih sayang dan punya keluarga lengkap nan harmonis namun impian itu sangat sulit terwujud. Aku tau mereka tak saling mencintai karena hanya dijodohkan tapi haruskah mereka menyakiti perasaanku? Mereka sangat egois dan membuatku muak.

Aku mendongak merasakan cairan bening dari mataku semakin meleleh. Kuhapus air mata itu dengan telapak tangan dan menyakinkan diri bahwa hidup sendiri lebih baik daripada setiap hari harus bertengkar dengan kedua orangtuaku.

"Ya ini lebih baik, Choi Aera," ucapku dengan menghembuskan napas dan mencoba tersenyum di kala rasa sakitku yang kian membuat luka.

Cklek

Aku pun keluar kamar dengan berjalan ke lantai atas menemui Ibuku di sana. Dapat kudengar suara isakan dari dalam kamarnya membuatku semakin sedih karena keluarga ini tak bisa dipertahankan lagi.

"Eomaaa,"

"Iya kenapa?," ucap Ibuku menghapus air matanya dengan berpura-pura tersenyum.

"Appa sama Eomaa mau cerai ya?," tanyaku duduk dipinggir ranjang sambil menggenggam jari Ibuku.

"Sepertinya gitu. Maaf ya kamu kecewa pastinya. Nanti kamu ikut Eomaa aja," jawab Ibuku yang aku balas dengan gelengan.

"Gak usah. Aku pengen hidup sendiri. Appa sama Eomaa jalani hidup saja tanpaku. Aku gak mau punya keluarga baru," ucapku membuat Ibuku langsung memeluk dan menepuk-nepuk punggungku.

"Sabar ya, Nak. Maafin Ibu yang udah salah karena sudah punya Ayah baru buatmu," ucap Ibuku sambil terus memeluk tubuhku karena mungkin ini malam terakhir aku bisa bersamanya. Entah esok ataupun masa depan aku tak tahu pasti. Aku hanya berharap masih dapat bertemu Ayah dan Ibu walau akhirnya kami harus berpisah.

"Aku mau tidur bareng Ibu ya. Mulai besok aku bakal pindah ke apartemen," ucapku melepas pelukan mencoba tetap tersenyum.

"Iya kamu anak kuat, Choi Aera. Semoga kamu mandiri ya dan jangan lupa kunjungi Ibu. Semangat juga kuliahnya," tukas Ibuku dengan lembut walau aku tahu isi hatinya tak menginginkan diriku.

Aku pun tertidur di sebelah Ibuku yang sedang terlelap. Aku memandang langit kamar dan mencoba menguatkan diriku walau akhirnya aku tetap menangis. Ya, semoga saja ini keputusan yang baik. Aku ingin hanya istirahat dan mencoba mandiri. Lagian orangtuaku besok akan bercerai dan meninggalkan rumah luas ini.

***

Dengan langkah gontai aku menurunkan koperku dari taksi dan berjalan menuju apartemen Sky City. Aku tau hari ini Ayah dan Ibu sudah mulai berpisah dan persidangan akan diadakan minggu depan. Jadi, aku tak punya alasan lagi untuk tinggal di rumah.

Aku pun terus berjalan sampai tak sengaja menabrak seorang lelaki bertopi dan memakai masker.

"Eh maaf ya. Aku gak sengaja," ujar cowok itu.

Deg

Aku merasa familiar dengan suaranya. Tapi siapa dia ya?

"Iya tak apa. Aku juga minta maaf," ucapku menunduk dan lelaki itu sudah pergi dengan meninggalkan kartu mahasiswanya yang terjatuh.

Full hotnya ada di karyakarsa ya, kunjungi profilku untuk aksesnya

***









BITE ME 🔞⚠️[One Shoot Hyung 21++ & Maknae 18+] ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang