91. Invasion (Sunghoon, Jungwon)

241 14 0
                                    

Invasion (Sunghoon, Jungwon)

Happy Reading

Aku, Putri Sophia dari Kerajaan Marnes, kini terjebak dalam mimpi buruk yang tak pernah kubayangkan. Kerajaanku, yang selalu damai dan tentram, kini hancur berantakan oleh serangan dengan kekuatan brutal dari Kekaisaran Redly. Semuanya begitu cepat, begitu kejam.

Aku masih ingat saat aku berlari menuju aula besar, melihat Ayah dan Ibu tergeletak di lantai, dikelilingi oleh para prajurit yang tidak punya belas kasihan. Air mataku jatuh, tangisku pecah, tapi mereka tidak peduli. Aku tak bisa menyelamatkan mereka.

Kini, aku berada di tengah kerumunan tawanan, tanganku terikat erat, bersama pelayan setiaku, Jessy. Dia adalah satu-satunya orang yang tersisa di sisiku, wajahnya pucat, tapi matanya masih penuh ketenangan. Kami dipaksa berbaris bersama para warga yang selamat, yang kini semua hanyalah tawanan. Aku merasa napasku tersengal, ingin memberontak, melawan semua ketidakadilan ini.

"Ke mana kalian akan membawa kami?!," tanyaku, suaraku gemetar saat aku menatap seorang prajurit yang mengawasi kami. Hati kecilku berharap akan ada jawaban yang menenangkan, tetapi yang kuterima hanya kata-kata dingin.

"Ke Kekaisaran Redly. Jangan banyak bicara jika kau ingin tetap hidup," ucap kasar prajurit itu.

Hatiku berontak, ingin melawan, ingin berteriak, tetapi ketika aku melihat ke arah Jessy, aku tahu dia memahami apa yang kurasakan. "Jangan, Putri," bisiknya pelan namun penuh keyakinan. "Jika Anda melawan, mereka akan membunuh kita. Anda harus tetap hidup…. walaupun kita tidak tahu ke mana mereka akan membawa kita,".

Tanganku mengepal, frustrasi merayapi setiap sudut tubuhku. Aku, Putri dari kerajaan kecil ini, tak lagi berdaya. Aku hanya bisa diam dan mengikuti langkah kaki berat ini, menuju negara asing yang aku bahkan tak tahu seperti apa nasib yang menantiku di sana.

***

Invasi itu telah menghancurkan segalanya. Aku, Putri Sophia dari Kerajaan Marnes, kini tak lebih dari seorang tawanan yang dihina dan dipermalukan. Ketika kami sampai di Kekaisaran Redly, rasa sesak semakin mendalam. Orang-orang di sana memandang rendah kami, memperlakukan kami seolah kami bukan manusia. Bahkan, ada yang melempari kami dengan batu oleh warga yang menonton. Mereka berteriak untuk menghukum para tawanan karena telah kalah berperang.

Aku, Jessy, dan beberapa orang lainnya diarak menuju istana, tanpa tahu apa yang menanti kami di balik gerbang besar itu.

Jessy, pelayanku yang selalu setia, mulai menunjukkan tanda-tanda sakit di sepanjang perjalanan. Wajahnya pucat, tubuhnya panas. Aku memegang tangannya yang gemetar, penuh khawatir.

"Jessy, kau demam….," bisikku panik. Langkah kakinya mulai goyah, dan akhirnya, tubuhnya hampir roboh.

Aku tak punya pilihan lain selain memanggil prajurit yang mengawal kami. "Berhenti! Pelayanku sakit, tolong beri dia air dan obat," seruku.

Alih-alih menolong, prajurit itu menendang kakiku dengan kasar hingga aku terjatuh. Lututku menghantam tanah dengan keras, dan saat itu juga, Jessy pingsan di sampingku.

"Jessy!," teriakku, panik. Aku menghampirinya, mengguncang tubuhnya yang terkulai, air mataku hampir jatuh karena ketakutan.

"To..long....Jessy sadarlah!," aku terus berteriak memohon bantuan, namun mereka semua tak peduli.

Di tengah keributan itu, suasana mendadak hening ketika dua sosok penting muncul di hadapan kami. Para prajurit langsung membungkuk hormat. Salah satu dari mereka adalah seorang pria muda berwibawa dengan jubah kebesaran. Dia menatap kami dengan dingin, lalu bertanya dengan suara berat, "Apa yang terjadi di sini?,".

BITE ME 🔞⚠️[One Shoot Hyung 21++ & Maknae 18+] ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang