49. Your Soul (Sunghoon)

329 11 0
                                    

Your Soul (Sunghoon)

Happy Reading

Aku sudah menyadari bahwa aku telah masuk novel romansa dewasa sejak Arilia kecil. Judul novel yang pernah kubaca adalah "Crazy Prince" dengan tokoh utama putra mahkota terkutuk yang akan menjadi seorang tiran dan akan membinasakan seluruh keluargaku atas dasar pengkhianatan. Aku yang bahagia memiliki keluarga di sini pun bertekad akan menghilangkan kutukan putra mahkota tersebut agar keluargaku aman. Aku tak ingin ada yang menyakiti keluargaku setelah di dunia asli aku hidup sendirian sebagai anak yatim piatu.

Dua belas tahun pun berlalu, hari ini aku mencapai usia 20 tahun dan sebentar lagi akan melaksanakan upacara debutante. Namun, sebelum itu aku diundang hari ini ke acara Kekaisaran atas debutantenya putra mahkota dan merayakan kembalinya ia dari Kerajaan Elfian. Ya, putra mahkota terasingkan karena hanya anak dari selir yang tak pernah dipedulikan orangtuanya.

Putra mahkota tersebut bernama Sunghoon Rezef. Aku sih belum pernah melihatnya namun menurut novel yang kubaca dia tampan dengan kulit pucat seputih susunya itu. Namun, ia egois dan terkenal pemarah karena terasingkan dari istana.

"Nona, kereta kuda telah siap. Mari berangkat," ucap Flo yang datang ke kamarku.

"Ah, baiklah. Kau tunggu di luar Flo karena aku harus tampil paling cantik di Kekaisaran agar Ayah sebagai menteri tak malu padaku. Fufu," ujarku dengan terkekeh anggun.

"Nona sudah cantik kok. Saya pun sangat terpana," puji Flo dengan senyuman lalu pergi keluar.

Aku pun lanjut merias wajah dengan memakai jepitan bunga pada seluruh helaian rambut pirangku. Hari ini aku mulai menjalankan rencana yang telah kususun demi menyelamatkan keluargaku, Duke Sergio Bliv. Hal ini karena kutukan putra mahkota akan bangkit setelah debutante. Menurut novel, kutukannya adalah jiwa dan tubuh putra mahkota akan bertukar jika ia melakukan penyatuan tubuh dengan wanita. Pastinya ini rencana Ratu untuk mencemarkan nama baik putra mahkota. Sebelum wanita lain mendekatinya aku harus duluan mencoba merayu pria itu. Aku akan bertukar tubuh dengannya selama seminggu untuk menghilangkan kutukan dengan potion yang telah kubuat. Potion itu adalah racun dan jika aku langsung menyuruh putra mahkota minum itu maka hidup keluargaku akan hancur. Ya, tak apa aku rela melakukan persetubuhan dengannya agar keluargaku terhindar dari tuduhan sebab dalam novel Ayahku dituduh meracuni putra mahkota sehingga ia punya kutukan itu. Padahal kutukan itu datang dari Ratu yang benci dan dendam karena anak selir dapat jadi putra mahkota. Hal ini karena Ratu tak bisa mengandung anak. Oleh karena itu, Ratu mengirimkan sihir kutukan pada Sunghoon.

***

Setelah beberapa menit akhirnya aku sampai di aula Istana. Lalu, aku membuka pintu kereta kuda sambil tersenyum ceria hingga semua tamu undangan semuanya melirik diriku karena terpesona.

"Lihat, Nona Arilia. Semua mata tertuju pada Anda karena cantik," ucap Flo pelayan pribadiku yang sangat antusias ketika memilih gaun kuning keemasan yang tampak mewah ini.

"Ya, Flo. Terimakasih," ucapku turun dan menyapa orang-orang dengan ramah sebelum masuk ke dalam aula.

"Wah liat dia sangat cantik,"

"Tak heran karena dia anak Duchess Bliv yang dulu pun cantik sekekaisaran ini,"

"Iya sih tapi kenapa dia mendekati putra mahkota?,"

"Sepertinya dia akan menggodanya untuk mendapatkan posisi putri mahkota,"

Aku hanya tersenyum miring saat mendengarkan celotehan orang-orang ini sambil menutupi wajahku dengan kipas. Mereka belum tahu saja aku juga tak sudi harus berpura-pura di depan Sunghoon.

"Halo, matahari muda kekaisaran. Salam hormat, perkenalkan saya Arilia Bliv," ucapku langsung menghampiri putra mahkota yang sedang minum di kursi kebesarannya.

Sesaat aku dapat melihat tatapan putra mahkota begitu intens saat aku menurunkan kipas dan menunjukan wajah cantikku. Aku akan memanfaatkan kesempatan ini agar malam ini bisa tidur dengannya dan kami bisa bertukar jiwa.

"Halo, Lady Bliv. Saya sangat senang kau bisa datang. Terima kasih, mari saya temani," ujar Sunghoon berdiri dan menggandeng lenganku. Orang-orang yang melihat tampak iri dan hanya bisa bergosip ria saja.

"Yang Mulia. Lepaskan tangan saya karena yang lain melihat," ucapku merasa tak enak.

"Tak apa, Nona. Saya tak peduli," ucapnya dengan pandangan tak suka pada semua orang di kekaisaran ini.

"Baiklah, Yang Mulia," ucapku dengan pasrah menuju taman bersama Sunghoon.

Kami berdua pun sampai di taman sambil melihat gemerlap bintang.

"Lady, Anda sangat cantik hari ini," puji Sunghoon melihatku sambil tersenyum manis. Benar, ternyata Sunghoon lebih tampan aslinya daripada deskripsi novel.

"Terima kasih. Yang Mulia pun tampan hingga saya terpesona," balasku yang hanya berpura-pura menggodanya.

"Jangan terlalu formal, Nona. Mari kita berteman dan panggil saja aku Sunghoon," ucap Sunghoon merasakan jantungnya berdetak saat pertama kali melihatku dulu di kediaman Duke Bliv. Jadi, sebenarnya Sunghoon telah bertemu diriku duluan beberapa bulan lalu, tapi aku tak menyadari itu.

"Memang boleh seperti itu?,"

"Boleh, Arilia. Aku pun tak masalah kita kan teman," ucap Sunghoon memilih melirik wajahku dan mengelus daguku pelan. Aku yang salah tingkah dengan sikapnya pun segera menolehkan kepala ke depan.

"Ya sudah aku akan ambil minum dulu. Kau tunggu di sini saja, Sunghoon," ucapku merasa pipiku memerah karena salah tingkah. Hampir saja Sunghoon mendengar detak jantungku.

Aku masuk ke dalam lagi sambil menyiapkan bir agar Sunghoon mabuk. Aku akan mencampurnya dengan jus agar ia tak curiga. Malam ini jiwa kami harus tertukar. Setelah itu, aku kembali ke taman melihat Sunghoon sedang melamun saja. Pasti ia memikirkan kedua orangtuanya yang selalu tak menerima kehadiran Sunghoon. Aku merasa kasihan padanya namun aku menyadarkan diri karena jika mengingat seluruh keluargaku yang tewas akibat ulahnya dalam cerita novel aku merasa tak terima. Aku harus bisa mengubah alur cerita novel ini.

"Hey, ini minumannya," ucapku menyerahkan gelas kaca itu padanya.

"Wah segar sekali padahal ini hanya jus mangga biasa," kata Sunghoon setelah meneguknya beberapa kali. Aku pun tersenyum miring melihat Sunghoon mulai oleng setelah beberapa tegukan

"E-eh, Yang Mulia kau tak apa?," ucapku sambil memegang bahu Sunghoon yang akan ambruk. Sepertinya aku berhasil karena Sunghoon mulai mabuk dan meracau.

"Ah Arilia, kenapa kau sangat cantik? Aku jadi cemburu.....," ucap Sunghoon dengan nada menggemaskan sambil menduselkan kepalanya pada dadaku.

Aku hanya tersenyum dan memegang lengan Sunghoon sambil berjalan menuju tembok geser rahasia yang langsung terhubung ke kamar Sunghoon. Aku tahu tembok ini karena dalam novel sedikit dibahas. Biasanya Sunghoon akan memakai tembok rahasia ini untuk berpergian mengamati kehidupan rakyat sekaligus mencari dukungan politik tanpa diketahui Ratu.


Full hotnya ada di karyakarsa ya, kunjungi profilku untuk aksesnya

***

BITE ME 🔞⚠️[One Shoot Hyung 21++ & Maknae 18+] ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang