97. Taekwondo (Jungwon)

201 12 0
                                    

Taekwondo (Jungwon)

Happy Reading

Hari ini adalah hari pertamaku bekerja sebagai pelatih taekwondo. Rasanya campur aduk—antara gugup dan antusias, meski cita-citaku sejak kuliah adalah menjadi guru olahraga di sekolah. Tapi ternyata, semesta punya rencana lain untukku. Aku malah jadi pelatih taekwondo di klub yang baru buka di kota ini.

Sambil memeriksa kelengkapan perlengkapan latihan, aku menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri. “Ayo, Dahee, kau bisa!," gumamku pada diri sendiri.

Saat murid-murid mulai berdatangan, aku tersenyum dan memberi salam. Tapi senyumku seketika memudar ketika melihat sosok yang tidak asing masuk ke dalam ruangan.

"Jungwon?," aku nyaris tidak percaya.
Dia adik kelasku dulu saat SMA—si cowok nyebelin yang sering membuatku kesal karena selalu menang dalam setiap kompetisi olahraga. Bukan hanya itu, dia juga suka usil mengganggu dan mengejekku dulu. Tapi kali ini, sesuatu berbeda. Dia terlihat... lebih dewasa dan, harus kuakui, makin tampan.

"Dahee Noona?," dia menyapa, seolah sama kagetnya melihatku. "Kau yang jadi pelatih di sini?,".

Aku berusaha mempertahankan ekspresi profesional. "Iya, ada masalah?,".

Dia tersenyum, senyum yang dulu selalu membuatku ingin membalas dengan cubitan di pipinya. "Enggak, aku cuma heran aja. Dulu Noona kan bilang mau jadi guru olahraga, kok malah jadi pelatih taekwondo?,".

Aku mendesah. "Rencana berubah, Jungwon. Terkadang kita harus mengikuti arus, kan?,".

Jungwon tertawa kecil. "Masih bijak seperti biasa. Tapi tenang saja, aku yakin Noona bakal jadi pelatih yang hebat,".

Jujur saja, pujiannya membuatku sedikit tersipu. Tapi aku menepis perasaan aneh itu dan kembali fokus pada tugasku. Selama sesi latihan, Jungwon terus saja menguji kesabaranku, seperti dulu. Dia sengaja melakukan gerakan salah atau memprovokasiku dengan komentar usilnya. Tapi kali ini, aku merasa ada yang berbeda. Alih-alih kesal, aku malah merasa tertantang. Dan setiap kali dia tersenyum, jantungku berdetak sedikit lebih cepat dari biasanya.

Apa ini? Kenapa dia sekarang terlihat begitu mempesona? Ketika latihan selesai, Jungwon menghampiriku. "Noona, bagaimana aku tadi? Masih nyebelin, kan?,".

Aku menatapnya sambil tersenyum tipis. "Nyebelin sih iya, tapi kau juga lebih baik dari yang aku kira," jawabku.

Dia tertawa lagi. "Aku senang Noona masih mengingatku. Jangan kaget kalau aku terus datang ke sini ya,".

"Kenapa?," tanyaku penasaran.

Dia mendekat sedikit, dan aku bisa merasakan kehangatan dari tubuhnya. "Karena ada sesuatu yang menarik di sini,".

Aku tidak tahu apa maksudnya, tapi hatiku berdetak lebih cepat. Jungwon yang dulu memang menyebalkan, tapi Jungwon yang sekarang? Entah kenapa, dia membuatku ingin mengenalnya lebih dalam lagi.

***

Hari-hari setelah pertemuan pertama itu rasanya tak pernah sama lagi. Jungwon selalu saja mencari cara untuk mendekatiku, baik di luar maupun selama latihan. Setiap kali aku ke klub, dia pasti ada di sana. Bahkan, ketika aku sedang memberi instruksi kepada murid lain, Jungwon seringkali berdiri di pojok, memperhatikanku dengan senyuman kecil yang membuat jantungku berdebar.

Awalnya, aku mengabaikan semua itu. Mungkin ini hanya ulah isengnya, seperti saat di SMA. Tapi semakin hari, sikapnya makin intens. Setiap kali sesi latihan selesai, dia akan menghampiriku, membawa minuman, atau bahkan menawarkan untuk mengantar pulang.

Rasanya aneh, tapi di saat yang sama, perhatian-perhatiannya mulai membuatku berpikir…apa dia benar-benar serius?

Suatu hari, setelah sesi latihan yang melelahkan, aku duduk di pinggir matras, mengelap keringat di dahi. Tiba-tiba, Jungwon duduk di sebelahku dengan botol air di tangannya.

"Noona, minum dulu. Kau kelihatan capek sekali," ucapnya perhatian.

Aku menerima botol itu sambil tersenyum lelah. "Thanks, tapi aku bisa beli sendiri, kok,".

Dia hanya tertawa pelan, lalu tiba-tiba bertanya, "Noona, kau sudah punya pacar belum?,".

Aku tersedak mendengar pertanyaan itu. "Hah? Kenapa tiba-tiba nanya gitu?," tanyaku, berusaha menutupi keterkejutanku.

Jungwon menatapku serius, jauh berbeda dari sikap usil biasanya. "Aku penasaran saja. Soalnya, sejak aku sering datang ke sini, aku nggak pernah lihat ada cowok yang deketin Noona. Padahal waktu SMA kan banyak cowok yang deketin," ucap Jungwon tersenyum usil.

Aku mencoba mengalihkan topik, tapi wajahnya tetap menunggu jawaban. "Belum ada," jawabku akhirnya, berusaha terlihat santai. "Aku sibuk dengan kerjaan, jadi nggak sempat memikirkan hal itu,".

Dia tersenyum, kali ini lebih lembut. "Bagus, berarti aku nggak terlambat,".

Mataku membelalak. "Terlambat apa?,".

Jungwon berdiri dan menatapku penuh percaya diri. "Terlambat buat mendekati Noona. Dulu aku cuma bisa ngusilin  karena nggak berani ngomong. Tapi sekarang, aku nggak akan menyia-nyiakan kesempatan,".

Aku hanya bisa menatapnya tanpa kata-kata. Jungwon yang dulu selalu menyebalkan kini berubah menjadi seseorang yang secara perlahan mulai membuat hatiku berdebar lebih cepat. Apa mungkin dia benar-benar serius?

Full hotnya ada di karyakarsa ya, kunjungi profilku untuk aksesnya

***

















BITE ME 🔞⚠️[One Shoot Hyung 21++ & Maknae 18+] ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang