The Arrogant Prince (Sunghoon)
Happy Reading
"Kau harus cari uang anak sialan!," ucap Ayahku sambil memukul pipiku dengan telapak tangannya.
Plak
Aku menoleh dengan wajah terkejut karena tamparan ini sangat menyakitkan. Namun hatiku lebih sakit karena memiliki seorang Ayah pecandu alkohol yang tak berguna.
"Ayah, berhenti minum dan berjudi! Aku lelah mencari uang!," jawabku sambil memegang pipi sebelah kanan.
"Clara sialan! Cepat cari uang! Jangan pulang sebelum kau dapat koin emas!," umpat Ayahku sambil melemparkan botol-botol kaca itu padaku.
Aku pun sekuat tenaga berlari sambil menangis karena sesak di dada. Sejak kecil, Ayah selalu membenciku karena Ibu meninggal saat melahirkanku. Ayah sering memukul dan menyiksaku karena marah pada kematian Ibu.
Aku Clara seorang anak rakyat jelata dari Kekaisaran Evel. Tak pernah mendapat kasih sayang keluarga dan selalu mencari uang sendiri. Aku terus berlari walau hujan mengguyur dan membuat baju basah.
Saat sedang berlari tiba-tiba tanpa sadar kereta kuda melaju ke arahku dari arah berlawanan. Karena jalanan yang licin dan kusir yang kaget kereta kuda itu pun berhenti mendadak.
Aku hanya bisa melongo di tengah guyuran hujan sambil menatap kereta kuda di depanku.
"Berani kau rakyat rendahan!," ucap seorang lelaki yang sepantaran dengan diriku pun keluar kereta kuda sambil dipayungi oleh pelayan. Dia berumur sekitar 24 tahunan dengan wajah putih, rahang tegas, dan perawakan yang tampak berwibawa sepertinya dari kalangan bangsawan.
"Maafkan aku, Tuan Muda. Aku pantas dihukum," ucapku menunduk tak berani mengangkat kepalaku karena takut akan kemarahan bangsawan ini.
"Kurang ajar! Tak sopan! Aku ini seorang putra mahkota!," ucapnya dengan penuh penekanan membuatku semakin gemetar karena tak mengira bahwa orang dihadapannya ini adalah seorang pangeran.
"Maaf Yang Mulia Pangeran Sunghoon. Aku tak mengenalimu. Aku mohon ampun Yang Mulia," tundukku semakin menunduk membuat Sunghoon berdecak dan tertawa.
"Siapa namamu?!," tanya Sunghoon sambil memegang wajahku agar menghadapnya.
"N-namaku Clara, Yang Mulia. Mohon ampun jangan hukum diriku. Aku menyesal, Yang Mulia," ucapku berani mendongak setelah tangan Sunghoon mengangkat wajahku.
"Kau harus ikut denganku. Bawa dia ke istana," ucap Sunghoon kepada pelayannya.
"Baik, Yang Mulia,"
Aku yang tak mengerti pun hendak protes namun prajurit-prajurit itu langsung menyeretku.
"Yang Mulia, aku akan dibawa kemana? Maafkan hamba yang tak sopan ini," ucapku namun Sunghoon tak mendengarkan dan memilih kembali naik ke atas kereta kudanya.
Sedangkan, aku ikut rombongan pelayan menuju istana kekaisaran tanpa tahu bahwa aku akan menjadi budak di istana.
"Jen, tolong cari informasi tentang Clara," ucap Sunghoon pada pengawal pribadinya.
"Baik, Pangeran," jawab pengawal itu.
"Kau sungguh menarik, Clara," ucap Sunghoon tersenyum miring.
Tadinya, Sunghoon akan membiarkan Clara karena hanya rakyat biasa. Tapi entah mengapa setelah melihat wajah cantik dan ketakutannya membuat Sunghoon suka karena serasa memiliki mainan baru yang lebih seru.
Sunghoon yang terkenal dengan putra mahkota yang arogan pasti tak akan melepaskanku. Ini salahku karena membuat kereta kuda pangeran tergelincir. Tapi tak apa karena aku sedikit bersyukur jika aku dibawa ke istana artinya aku tak akan bertemu Ayah. Rasanya aku tak ingin pulang karena terlampau lelah dengan semuanya.
Hidupku yang malang dan Ayahku yang bengis. Dua hal yang membuat hatiku sangat sakit. Aku berharap dapat bekerja di istana kekaisaran sebagai penebusan atas sikap lancangku pada pangeran. Ya, semoga pangeran baik.
***
"Mulai hari kau akan jadi pelayan Pangeran Sunghoon dan bertugas memandikannya," ucap kepala pelayan yang tadi bersama Sunghoon.
"Maaf, apakah tugasnya tak bisa ditukar?," ucapku merasa tak wajar karena aku bertugas sendirian.
"Tak bisa! Itu hukuman atas ketidaksopananmu tadi. Kalau kau ada pertanyaan panggil diriku saja. Namaku Dahlia," ucap perempuan itu lalu pergi.
"Baik terima kasih," ucapku menunduk karena memang tak bisa berbuat apapun. Aku harus menurut jika tak ingin kepalaku dipenggal. Masih baik hanya jadi pelayan pangeran walau harus memandikannya sih.
"Hai, namamu siapa?," ucap seorang perempuan dengan pakaian pelayan menepuk pundakku.
"Namaku Clara,"
"Wah kau pelayan baru ya? Salam kenal namaku Silvi yang bertugas mencicipi makanan pangeran," ucapnya menjabat tanganku dengan senyuman.
"Ya, salam kenal," jawabku dengan lesu menunduk karena bajuku masih basah.
"Kau basah ayo ganti dulu. Aku punya pakaian lain," ucap Silvi menarik diriku menuju kamarnya.
"Eh iya terima kasih," ucapku senang karena dia sangat ramah dan baik.
"Pakailah. Nanti kita tidur karena pagi akan sangat berat. Kau tau kan tugas paling berat adalah tugasmu?," bisik Silvi sambil menyerahkan pakaian pelayan padaku.
"Memangnya kenapa?," ucapku menerima pakaian itu sambil terheran-heran.
"Yang Mulia Pangeran sering berganti pelayan untuk memandikannya karena para pelayan itu mengundurkan diri," jelas Silvi membuatku dahiku mengernyit.
"Kenapa mengundurkan diri?," tanyaku lagi ingin tahu tentang Sunghoon yang memang sangat arogan.
"Entah, tapi ada rumor Pangeran sering marah-marah kepada pelayan. Lalu rumor lainnya itu kalau Pangeran sering melecehkan pelayannya karena ketika mandi terdengar suara desahan. Gila bukan rumornya? Tapi aku tak tahu itu benar atau tidak," jawab Clara dengan berbisik di akhir.
Full hotnya ada di karyakarsa ya, kunjungi profilku untuk aksesnya
***
KAMU SEDANG MEMBACA
BITE ME 🔞⚠️[One Shoot Hyung 21++ & Maknae 18+] ENHYPEN
Short StoryHYUNGLINE [21+] 🔞🔞 MAKNAELINE [18+] Request cerita? Dm atau komen aja Harap bijak dalam memilih bacaan! Tidak diperuntukkan untuk di bawah umur!!!! Semua cerita mature, kecuali one shoot maknae line rate 18+ Menerima open request maknae line!!