82. Ketua BEM (Jake)

342 12 2
                                    

Ketua BEM (Jake)

Happy Reading

Sebagai sekretaris BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa), aku selalu berusaha sebaik mungkin untuk menjalankan tanggung jawabku. Setiap hari, aku mengatur jadwal, menyusun laporan, dan mengurus berbagai hal demi kelancaran kegiatan BEM. Namun, hari ini aku menghadapi situasi yang sulit.

Sejak pagi, suasana di ruang rapat BEM terasa tegang. Semua anggota tampak khawatir, dan aku tahu penyebabnya. Proposal pendanaan untuk program kerja (proker) yang kami ajukan tidak cair. Aku sudah memeriksa semua dokumen, tetapi entah mengapa masalah ini masih belum bisa terselesaikan.

Ketika pintu ruang rapat terbuka dan Jake masuk dengan wajah seriusnya, semua orang diam. Jake, ketua BEM yang terkenal tegas, segera memusatkan perhatiannya padaku. Aku bisa merasakan pandangannya yang tajam.

“Olivia,” suara Jake tegas dan dingin, “Apa yang sebenarnya terjadi dengan proposal pendanaan ini? Kenapa belum cair? Lo udah ajuin kan?," tekannya.

Aku merasakan jantungku berdegup kencang. Setiap kata yang keluar dari mulut Jake seperti pisau tajam yang mengiris kepercayaan diriku. “Maaf, Jake. Gue udah ajuin kok dan periksa semua dokumen. Gue juga mengikuti prosedur dengan benar. Mungkin ada kesalahan administratif yang membuat prosesnya terhambat," jelasku.

Jake memandangku dengan tatapan skeptis. “Mungkin? Kami sudah menunggu terlalu lama. Ini bukan pertama kalinya. Kenapa sih lo gak lebih teliti kalau buat proposal?!," ucap Jake menyalahkanku padahal aku sudah berusaha.

Aku merasa pipiku memerah. Aku tahu Jake sering memarahi anggota BEM untuk kesalahan kecil, dan aku sudah terbiasa dengan sikapnya. Namun, kali ini aku tidak bisa menahan rasa sakit hati.

“Gue...gue bakal hubungi lagi pihak yang bersangkutan dan mencari solusi,” jawabku dengan suara yang bergetar.

Jake menghela napas panjang dan menatapku dengan tatapan yang sulit diartikan.

“Pastikan ini tidak terjadi lagi. Gue gak ingin melihat kesalahan yang sama di masa depan," ucapnya menatapku tajam sambil menunjuk-nunjuk padaku.

Setelah pertemuan selesai, aku kembali ke meja kerjaku dengan hati yang berat. Semua orang tampak menghindariku, seolah-olah aku adalah penyebab semua masalah. Aku tahu mereka tidak berniat jahat, tetapi sikap mereka menambah beban yang sudah cukup berat ini.

Jake selalu saja memarahiku. Jika tak ada kesalahan maka lelaki itu akan membuat masalah dan menumpahkannya padaku.

Sementara aku mencoba menenangkan diri, aku tidak bisa menahan pikiranku yang terus berputar pada Jake. Meski sering memarahiku, aku tidak bisa menyangkal bahwa aku memiliki perasaan khusus untuknya. Sejak pertama kali aku melihat Jake, aku merasa ada sesuatu yang berbeda. Aku jatuh cinta pada sosoknya yang tegas dan karismatik. Ketika dia terpilih sebagai ketua BEM, aku merasa ini adalah kesempatan terbaik untuk lebih dekat dengannya, bahkan jika itu berarti menghadapi kemarahannya. Sepertinya, aku harus banyak bersabar jika ingin dekat dengan lelaki bule itu.

***

Aku tahu Jake sering mencari kesalahanku untuk dipermasalahkan. Mungkin itu adalah cara dia untuk menunjukkan betapa pentingnya tanggung jawab yang kami emban di BEM. Meski terasa berat, aku tetap sabar karena aku yakin bahwa setiap teguran dan kemarahan Jake adalah bagian dari proses belajar.

Sambil menyelesaikan pekerjaan yang tertunda, aku merenungkan bagaimana aku bisa memperbaiki kesalahan ini. Aku harus memastikan bahwa proposal pendanaan dapat diselesaikan secepat mungkin. Ketika semua masalah terselesaikan, aku berharap Jake akan melihat dedikasi dan usahaku dengan cara yang berbeda.

BITE ME 🔞⚠️[One Shoot Hyung 21++ & Maknae 18+] ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang