81. Car 2 (Jungwon)

306 9 0
                                    

Car 2 (Jungwon)

Happy Reading

Setelah keputusan untuk break sementara dari hubunganku dengan Jungwon, aku merasa hatiku campur aduk. Meskipun aku yakin bahwa ini adalah langkah yang tepat untukku, Jungwon tetap tidak menyerah dan terus berusaha ingin memperbaiki hubungan kami. Dia sering mencoba menghubungiku, meminta untuk bertemu dan berbicara.

Suatu sore, aku memutuskan untuk bertemu dengannya di sebuah kafe dekat kampus. Jungwon kembali memohon agar kami bisa mencoba lagi.

"Riska, aku benar-benar ingin kita memperbaiki semuanya. Aku tahu aku telah banyak berbuat salah, tapi aku ingin kita tetap bersama. Tolong, beri aku kesempatan ya,".

Rasa lelah dan frustrasi membuatku merasa perlu menguji seberapa serius Jungwon dalam hubungannya dengan Ines dan bagaimana dia melihat hubungan kami. Aku memutuskan
untuk mengajukan pertanyaan yang mungkin bisa memberikan gambaran tentang prioritasnya.

“Jungwon, jika kamu harus memilih antara menyelamatkan aku atau Ines dalam situasi darurat, seperti jika kami diculik, siapa yang akan kamu pilih?," tanyaku dengan nada yang serius.

Jungwon tampak terkejut dan ragu-ragu. Dia berpikir sejenak sebelum menjawab. “A....aku tentu saja akan memilih menyelamatkan kamu. Kamu adalah orang yang sangat penting bagiku,".

Jawabannya membuatku merasa tidak puas. Meskipun dia mengatakan bahwa dia akan memilihku, keraguannya terasa menyakitkan. Aku merasa bahwa jawaban tersebut menunjukkan betapa kompleksnya situasi kami dan betapa sulitnya dia untuk benar-benar membuat keputusan tegas.

“Jungwon,” kataku dengan tegas, “Aku lelah dengan semua ini. Aku merasa kamu masih terlalu dekat dengan Ines dan tidak sepenuhnya fokus pada hubungan kita. Aku sudah memberi banyak kesempatan, tapi aku tidak bisa terus hidup dalam ketidakpastian dan rasa sakit seperti ini. Lebih baik kamu urus masalahmu dengan Ines dan acara kampus. Jangan mendekatiku lagi jika kamu cuek terus padaku. Kamu kan tidak pernah membalas pesanku juga,".

Mendengar kata-kataku, ekspresi Jungwon berubah menjadi campuran antara kekecewaan dan kesedihan.

"Riska, aku sungguh-sungguh minta maaf jika aku membuatmu merasa seperti itu. Aku benar-benar tidak bermaksud menyakitimu. Aku tak dekat dengan Ines dan soal pesan itu karena ponselku dalam tas dan aku tak sempat membukanya," ucap Jungwon terdengar serius.

“Aku tahu,” jawabku, “Tapi aku juga harus menjaga diri sendiri dan mencari kebahagiaanku. Ini adalah keputusan terbaik untuk saat ini. Tolong break sebentar dan jauhi aku untuk beberapa hari," ucapku dengan tangan memohon padanya.

Setelah pertemuan itu, aku merasakan beban yang sedikit lebih ringan. Meskipun hatiku tetap merasa sedih, aku tahu bahwa menjaga jarak adalah langkah yang penting untuk kesejahteraan emosionalku. Aku memutuskan untuk fokus pada diri sendiri dan melanjutkan hidup dengan lebih baik, berharap bahwa waktu akan membawa kejelasan dan membantu
aku menemukan arah yang lebih baik tentang hubungan kami ini.

Diriku masih mencintai Jungwon. Namun, terkadang aku lelah dengan hubungan ini karena kesibukan Jungwon telah membuatku jauh dengannya. Aku sangat merasa sedih dan tidak rela jika hubungan ini harus kandas.

***

Hari itu di kantin kampus, aku mencoba untuk menikmati makan siang dengan Maya dan Mira setelah segala kerumitan dengan Jungwon. Kami sedang bercanda dan tertawa, berusaha melupakan masalah yang sedang kuhadapi. Namun, suasana tenang kami tiba-tiba terganggu oleh kedatangan Ines.

Ines berjalan ke arah kami dengan ekspresi marah. Tanpa memberi kesempatan untuk berbicara, dia langsung menamparku dengan keras.

Plak

BITE ME 🔞⚠️[One Shoot Hyung 21++ & Maknae 18+] ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang