Chapter 4 : Pengumuman

112 11 0
                                    

Yessica dan Christy sedang berjalan jalan di pusat ibukota kerajaan Felip. Anak itu memaksa untuk ikut dengan Yessica meski Aya sudah melarangnya. Gadis itu tetap merajuk, Akhirnya Yessica dan Aya menyerah dan mengijinkan Christy untuk ikut. Dengan syarat, Harus menuruti apa Yang Yessica katakan.

Keduanya berjalan di keramaian dengan Christy yang sedari tadi bergelayut di lengan Yessica. Mata Christy tidak sengaja melihat sebuah kedai makanan. Christy baru pertama kali melhat makanan yang di jajakan itu. Sedikit ragu, akhirnya Christy memanggil kakak kesayangannya.

"Hm....Kak Chika?" Yessica Yang sedang berjalan menoleh pada Christy.

"Mau itu.....boleh gak?" Ucap Christy dengan takut. Yessica menoleh pada arah yang di tunjuk Christy, lalu ia tersenyum.

"Mau itu? " Christy mengangguk dengan gemas. Yessica mengacak ngacak rambut Christy karena Gemas dan keduanya mampir mendekati kedai. Setelah membeli apa yang Christy inginkan, Keduanya kembali berjalan menuju rumah Yessica.  Tidak lama setelah itu, Di depan Yessica dan Christy, banyak orang yang berkerumun melihat sesuatu. Merasa tertarik, Yessica dan Christy bergabung kedalam kerumunan.

"Pengumuman Dari istana. Raja dan Ratu Felip, mencari Seniman musik berbakat untuk ikut dalam kompetisi seni musik antar kerajaan. Pemenangnya akan di berikan berkat Oleh sang raja, dan berkesempatan menampilkan Permainan musiknya di pernikahan Pangeran Ara dan Putri Mira dari kerajaan Orbion"

Deg

Jantung Yessica berdenyut nyeri ketika mendengar Kalimat terakhir.

'Ara akan menikah?'

Christy yang merasa ada yang salah dengan Yessica segera Bertanya. "Kak Chika kenapa?" Chika menahan rasa sakitnya dan memberikan senyuman palsu pada adik kecilnya.

"Gak papah kok, Christy" Ucapan dan Hati Yessica tentu sangat bertolak belakang. Dunianya seakan runtuh dalam sekejap. Awalnya dia berharap suatu saat hubungannya dengan Ara akan kembali lagi. Tapi setelah apa yang dia dengar hari ini, harapannya hancur berkeping keping. Yessica hanya bisa tersenyum dalam rasa pahit.

"Kak Chika kan jago main piano, suara kakak juga bagus banget, kenapa tidak ikut saja. Pasti menang" Tukas Christy tiba tiba.

Yessica memang tertarik dengan kompetisi itu, Tapi kuatkah jika seandainya dia memainkan musik untuk mantan kekasihnya yang sudah menjadi milik orang lain? Tapi belum tentu juga dirinya akan menang. Dia hanya ingin memperlihatkan bakatnya di depan semua orang. Tapi sayangnya, Ada duri yang menunggu menusuknya.

"Bagi siapapun yang tertarik, Kalian bisa mendaftar di depan Gerbang istana" lanjut perajurit.

"Kak Chika daftar yuk" Ajak Christy menarik tangan Chika.

"Ta-tapi suara kakak kurang bagus..." Ucap Chika mencari alasan.

"Kata siapa...aku suka kok, suara kakak"

"Ta-tapi..." Christy tetap menarik tangan Chika menuju tempat pendaftaran.

***

"Yang mulia..." Hormat Aya pada Sosok di depan Cermin.

"Apa ada masalah, Aya?" Tanya sosok tersebut.

"Perkiraan kita meleset yang mulia." Ucap Aya.

"Apa maksudmu?" Sosok di dalam Cermin itu mengernyit.

"Tubuh bulan Putri Yessica bangkit dengan Cepat tanpa sepengetahuan saya. Dikarenakan Ada kekuatan lain yang menjadi pemicunya."

"Bagaiman mungkin...." Sosok itu terlihat sangat terkejut.

"Tubuh bulan adalah kekuatan Suci. Tapi sepertinya, dalam diri putri Yessica terdapat sebuah luka yang Memicu sebuah rasa sakit. Aura negatif dari Luka itulah yang memicu kebangkitan Tubuh bulan." Jelas Aya.

"Apa karena pangeran sialan yang menyakiti putriku itu?" Sosok itu terlihat sangat emosi.

"Hamba kira begitu yang mulia, Putri Chika sangat mencintai pangeran Ara. Tapi Hamba mendapat kabar kalau Pangeran Ara akan menikah dengan Putri Mira dari kerajaan Orbion."

"Soal itu aku sudah tau, Kapan Tubuh bulan akan bangkit sepenuhnya?" Tanya sosok itu.

"Menurut Ramalan, Tubuh bulan akan bangkit dengan sempurna saat Bulan Purnama ketiga belas. Tapi karena Terdapat pemicu, Dua Hari dari sekarang  akan menjadi purnama kebangkitan Putri Yessica."

"Aku mengerti, Sudah saatnya dia tau kebenarannya. Kau tau apa yang harus kau lukan Aya?" Aya membungkuk. " hamba mengerti, yang mulia"

***

Sudah banyak orang yang mengantri, Untuk ikut dalam kompetisi. Yessica sejujurnya tidak berniat Mendaftar meski dirinya Ingin. Tapi karena desakan dari Christy Yessica akhirnya menyerah. 'Belum tentu juga aku akan menang' Batinnya.

Setelah mendaftar, Yessica kembali melanjutkan tujuan Awalnya. Sepuluh menit kemudian keduanya sampai di rumah kediaman Yessica.

"Ibu, Ayah, Aku pulang." Seru Yessica.

Tidak lama dua orang suami istri yang sudah renta muncul dari dalam rumah.

"Yessica...apa kamu baik baik saja." Ucap ibunya terlihat khawatir.

"Aku baik baik saja, Bu. Dan..aku membawa seseorang. Ini Christy, Putri Nona Aya yang sudah ngobatin aku." Ucap Yessica memperkenalkan.

"Selamat siang, Aku Christy" Ucapnya sopan. Kedua orang tua Yessica saling berpandangan seperti mengisyaratkan sesuatu. Setelah itu orang tua Yessica meminta mereka Untuk masuk.

"Ini rumah kakak ya..." Ucap Christy.

"Iya...maaf ya, rumah kakak jelek." Ucap Yessica.

"Kan cuma sementara" Tukas Christy.

Yessica mengernyit. "Sementara?" Tanyanya. Christy baru sadar kalau dua sudah salah ngomong. Bisa bisa dia dimarahi oleh Aya kalau keceplosan.

"Ng-nggk Aku Cuma....salah ngomong aja." Ucap Christy. Tentu saja Yessica tidak percaya semudah itu. Dia menatap dalam dalam adik kecilnya, seperti mencari kebenaran.

"Ka-kak Chika kenapa?" Christy menjauhkan wajahnya dari hadapan Yessica.

Wajah Yessica semakin dekat, menatap wajah Christy dan....

"Itu ada debu di wajah kamu." Ucap Yessica. Christy bengong seketika, tapi setelah itu dia bernafas lega. 'Syukurlah, kak Chika gak Curiga' Batinnya.

Christy memutuskan menginap di rumah Yessica. Anak itu berfikir Aya tidak akan marah jika hanya semalam. Christy dan Chika banyak melakukan hal yang menyenangkan. Yessica sangat suka menjahili gadis kecil yang sudah dia anggap adik kandungnya sendiri. Namun, yang tidak mereka sadari, Di sudut yang gelap, Tiga orang sedang memperhatikan keduanya.

"Sudah saatnya dia tau kebenarannya." Bisik Seseorang di belakang kedua orang itu. Dua orang suami istri yang tidak lain orang tua Yessica itupun mengangguk.

YESSICA : Pianis Di Tengah Hujan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang