Chapter 49 : Kasih Sayang Seorang Ibu

68 8 0
                                    

Setelah suara letupan Air Yang menyadarkannya, Feni Berada di tempat Yang hening dan gelap. Dia tidak tau ada di mana dirinya sekarang. "Yessica!! Vino!!!" Percuma saja, Sekencang apapun Feni berteriak, Hanya akan menimbulkan gema Tanpa ada balasan.

Feni mengalihkan perhatian pada kakinya. Telapak kakinya terasa dingin dan basah. "Apa ini? Air?" Ditempat Gelap tersebut, Feni meyakini bahwa Yang dia injak itu adalah air. Dan Seberapa Luas tempat ini—Feni Tidak mengetahuinya.
"Sebenarnya aku ada dimana?" Ucap Feni bertanya-tanya. Feni memutuskan Untuk berjalan menelusuri tempat antah berantah tersebut.

Semakin lama Feni berjalan, semakin lemas Kakinya Untuk melangkah. Feni hampir tidak bisa melanjutkannya. Namun, Sedikit harapan Timbul—Ketika dirinya melihat Secercah Cahaya yang berpendar di kejauhan. Dia berniat Untuk menggunakan kekuatan tubuh sucinya, Tapi tidak ada efek sama sekali. Tubuh sucinya tidak bekerja di tempat ini. Feni terpaksa berjalan sedikit lagi Guna menghampiri Cahaya tersebut.

Semakin dekat dengan tujuan, Feni bisa melihat Sebuah Gundukan tanah Kecil, Mirip dengan Pulau yang hanya berdiameter beberapa hektar saja. Tidak ada tumbuhan apapun di tempat ini, Hanya ada seseorang Yang duduk di hadapan api Unggun Sambil menutup mata bersila.

Feni tidak tau, apakah Orang misterius tersebut, Baik atau jahat. Tapi hanya dia satu-satunya harapan Untuk Feni Bisa keluar dari tempat antah berantah ini.
Feni berjalan semakin dekat dan menghampiri Sosok misterius tersebut.
"Permisi, Apa kau bisa memberitahuku—Kita ada di mana sekarang?" Tanya Feni.

Sosok tersebut tidak menjawab dan hanya diam dalam hening. Feni bisa melihat bahwa dia adalah Seorang Perempuan Yang sangat Cantik meski lebih tua darinya. Gadis itu memiliki rambut Dengan Flat Silver Yang menawan.

"Permisi." Ucap Feni sekali lagi, Dia memastikan bahwa perempuan misterius tersebut masih hidup.

Sosok perempuan tersebut akhirnya membuka mata. Pancaran Energinya membuat Feni membeku. Dia berfikir apa dia membuat kesalahan dengan menganggu Wanita Ini. Tidak lama kemudian Gadis itu berdiri mendekati Feni Yang Tidak Bisa bergerak sama sekali. Feni menutup mata, menunggu apa Yang akan di lakukan Oleh perempuan ini. Satu sampai Tiga menit tidak terjadi apapun, Namun di menit berikutnya, Feni tersentak ketika perempuan Misterius tersebut memeluk dirinya dengan erat. Tubuh perempuan tersebut bergetar Dengan Isak tangis Yang Feni dengar.

"Ka-kau kenapa?" Tanya Feni tidak mengerti.

"Kau sudah tumbuh menjadi Gadis Yang cantik, Putriku."

Mata Feni membulat sempurna. Dia masih meraba-raba. Dia tidak salah dengarkan? Perempuan itu menyebut dirinya Putri? Feni Tidak pernah bertemu dengan Ibu kandungnya, Jadi dia tidak tau seperti apa Rupa dari Orang yang sudah melahirkannya. Namun, sekonyong-konyong perempuan yang baru dia temui mengaku sebagai Ibunya. Bukankah itu tidak masuk akal?

"Ka-kau benar Ibuku?" Tanya Feni.

Feni menatap wajah Perempuan tersebut dengan seksama. Memang sangat Mirip dengannya. Yang membedakan, Hanya warna Rambut yang dominan. Feni memiliki Rambut berwarna Kuning keemasan, sementara perempuan yang mengaku Ibunya tersebut, memiliki rambut Hitam yang dominan bercampur dengan warna Silver. Tapi itu tidak menutup kemungkinan, Untuk Membuat wajah mereka Sama.

"Apa Raja Iblis Boby merawat mu dengan baik?" Ucap perempuan tersebut sembari tersenyum hangat.

"I-iya." Feni masih mencerna keadaan. Sangat sulit untuk menerima kenyataan yang Tiba-tiba tersebut.

"Ibu mengerti, Kamu tidak akan percaya secepat itu. Sejak kamu lahir, Kamu bahkan Tidak pernah melihat wajah Ibu. Jadi tidak heran, kalau kamu tidak tau." Ucap perempuan tersebut.

"Ja-jadi, Anda benar-benar Orang tuaku?"

"Maaf, Karena ibu yang terlalu lemah—kamu harus menanggung beban yang sangat berat." Ucap perempuan tersebut.

YESSICA : Pianis Di Tengah Hujan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang