Sejak Ara membaca surat misterius yang dikirimkan Gagak Hitam, Ara diam-diam keluar dari istana tanpa sepengetahuan siapapun. Dini hari seperti ini, Biasanya penjaga akan bergantian Untuk Shif. Hal ini dimanfaatkan oleh Ara Untuk pergi ke kandang Kuda. Tempat yang dia tuju adalah tempat yang hanya dia Dan Yessica yang tau.
Ara diam-diam menyusup ke kandang Kuda dan mengambil kuda Putih kesayangannya. Hanya butuh beberapa menit Untuk Ara melaju meninggalkan istana. Sialnya Ara lupa membawa lentera Untuk menerangi perjalanannya. Alhasil, Kuda Putih bernama 'Light' itu hampir terperosok kedalam lubang. Nasib baik Ara segera menyadarinya dan menarik kekang kudanya.
Belajar dari pengalaman pertama, Kali ini Ara tidak terlalu terburu buru. Keanehan lain terjadi, saat jalan yang Ara lalui semakin jauh semakin banyak warna merah yang mendominasi. Ara sangat yakin bahwa dia berada di jalan yang benar. Tapi pemandangannya berbeda dari yang biasa dia tau. Di sepanjang jalan yang di lewati Ara, pohon berdaun merah berbaris di setiap sisi membentuk sebuah jalan. Pohon itu seakan mengarahkan Ara Untuk terus maju memberi jalan. Karena ranting dan daun yang terlalu lebat, Alhasil pohon-pohon itu terlihat seperti membentuk sebuah terowongan dengan daun daun kering yang berjatuhan di tanah.
Pemandangan cantik itu tidak membuat Ara Goyah. Dia meyakinkan Hatinya Untuk terus maju menemui orang yang tengah menunggunya. Tidak Butuh waktu lama sejak Ara melewati jalan pohon merah, Ara sudah Tiba di tempat tujuan. Bukit Padang Violet dengan Bunga dan tanaman yang berbaris rapi membentang berwarna Ungu. Meski Bulan purnama berwarna merah, warna Ungu dari Padang Violet tidak kalah mendominasi.
Ditengah Padang itu, Ara bisa melihat seorang Gadis bergaun merah sedang duduk di hadapan sebuah Piano Hitam. Rambut Putih dengan Anak rambut yang terbius angin. Ara Turun dari kudanya dan menghampiri Gadis misterius itu.
"Yessica..." Gumamnya.
"Aku pikir kau tidak akan datang..." Ucap Yessica tanpa berbalik.
"Maaf.."
"Untuk apa?" Tanya Yessica balik.
"Untuk semuanya..."
"Hoh..setelah kau tau identitasku sebagai Putri Bulan dan Putri Kerajaan Kagami, Apa sekarang kau menyesal?"
"Aku tau semuanya tidak bisa di ulang lagi. Tapi—"
"Meski bisa di ulang lagi, Aku tetap tidak ingin kembali padamu...."
Ara menunduk, memang salahnya yang membuat Yessica marah. Ara tidak bisa memungkiri, siapa yang tidak akan kecewa, jika orang yang dia Cintai Justru mengkhianatinya.
"Apa yang bisa kulakukan untuk mendapatkan maafmu?"
"Kau masih mencintaiku?" Tanya Yessica.
"Ya..Aku tidak perduli kau akan percaya atau tidak. Tapi saat itu, bukan keinginanku untuk mengakhiri Hubungan kita. Ayahku mengancam akan menyakitimu dan keluargamu jika aku tidak melakukannya. Aku tidak ingin—"
"Kau tidak ingin aku terluka kan?" Potong Yessica lagi.
"Ya, Aku tidak berdaya. hanya itu yang bisa kulakukan." Ucap Ara sendu.
"Jika aku melakukan kesalahan yang fatal padamu, apa kau akan memaafkan ku?"
"Lakukan apapun yang kamu mau, selama itu bisa mengobati sakit hatimu."
"Sekalipun aku membunuhmu?" Ucap Yessica dingin.
"Lakukanlah, Setidaknya aku bisa mati dengan tenang, ditangan orang yang kucintai."
Yessica tidak menjawab lagi. Sebagai gantinya, Ara mendengar nada dari piano yang di mainkan Yessica. Ara tidak berniat untuk berbicara kembali atau sekedar bertanya. Dia Tau Yessica mengundangnya kesini bukan hanya untuk mengobrol dan membahas masa lalu. Ara akan membiarkan Yessica selesai dengan Lagunya. Tapi Ara merasa, Ini akan menjadi perpisahan selamanya dengan Yessica.
KAMU SEDANG MEMBACA
YESSICA : Pianis Di Tengah Hujan
FantasyKasta yang berbeda mengharuskan mereka berdua berpisah. Meski kenyataan sangat sulit di tentang. Keduanya Hidup dalam senyuman palsu. Yessica hanya anak dari seorang penjahit, sedangkan Ara adalah seorang pangeran kerajaan. Takdir memang sangat keja...