Chapter 47 : Bulan Malam Tunggal

79 10 3
                                    

Pintu kamar Yessica berderit, Vino tersenyum Ketika memasuki kamar, Istrinya sudah tertidur lelap sendirian. Dengan langkah yang pelan, Vino menghampiri istrinya. Menaikan selimut Setengah dada, Mengecup pelan kening yessica. Meski Vino sudah sangat berhati-hati Agar tidak membangunkan Yessica, persefsi Gadis Itu sangat tajam.

Yessica membuka matanya, Dan terlihat sosok Orang yang di Cintainya. menatap lembut dengan senyuman Yang dia rindukan. Yessica sedikit tercekat, sebelum akhirnya bangun dan duduk dengan sandaran. "Kamu sudah kembali?"

Vino mengangguk, "Apa aku mengganggu Tidurmu?"

Yessica menggeleng, "Apa Ritualnya berjalan lancar? Kamu baik-baik saja?"

"Aku baik-baik saja. Tidak perlu ada Yang di khawatirkan. Sekarang aku sudah resmi menjadi pemilik kedua tubuh suci dari bangsa iblis." Ucap Vino mengecup kening yessica pelan.

"Aku Penasaran bagaimana kabar Christy dan Yang lainnya." Ucap Yessica.

"Kamu merindukannya?" Tanya Vino.

"Tidak ada Kakak' yang tidak merindukan adiknya. Siapapun akan Selalu rindu dengan Gadis manja Seperti Christy." Ucap Yessica.

"Adikmu itu membuatku penasaran." Kata Vino.

"Kenapa?"

"Kamu pasti menyadari kalau Raja Tanpa mahkota, Tidak pernah ingin ikut terlibat dalam kebangkitan Jiwa divine di benua Atlantis. Bahkan Kita sebagai pewaris asal muasal nya, Tidak pernah diperlakukan khusus. Tapi Raja tanpa mahkota, Bahkan sampai meminta Nona Aya Untuk menjaganya. Christy memang tidak bisa bertarung, Tapi benua Atlantis terkesan damai, Siapa yang bisa mencelaki nya." Jelas Vino.

Yessica Pun Berfikir demikian. Dia tidak pernah melihat Christy bertarung dan Dia hanya Putri mahkota biasa tanpa kekuatan yang besar. Apa sebenarnya Jiwa divine Christy? Kenapa Raja Tanpa mahkota sampai memperhatikannya? Hanya ada dua kemungkinan jika itu terjadi. Jiwa divine Christy adalah salah satu dari tingkatan Imperial. Atau memang ada kekuatan lain yang membuat Raja Tanpa mahkota memperhatikannya.

"Apapun itu, Semoga Menjadi hal yang baik Untuknya." Gumam Yessica.

Yessica merasakan perasaan Meremang dalam dirinya. Ketika dia melihat suaminya semakin mendekat dan menciumi tengkuk lehernya. "Hei, kamu ngapain?"

Vino mendongak menatap istrinya lembut. "Aku merindukanmu." Vino Mulai menyambar Bibir Yessica dengan ganas. Melumatnya dalam-dalam Hingga Yessica kesulitan Untuk bernafas. Ketika Vino melepaskan Pagutan Bibirnya, Yessica terengah-engah Mengambil Oksigen.

"Maaf—Apa aku terlalu berlebihan?" Tanya Vino.

Yessica menggeleng, "Tidak, Tapi Pelan-pelan saja." Ucap Yessica.

Vino mengangguk mengerti. Dia mulai memanjakan Istrinya dengan lembut. Menindih Yessica dan kembali melumat Bibirnya. Yessica Tidak ingin kalah, Jilatan Lidah Vino memberikan rangsangan Yang luar Biasa bagi Yessica. Ciuman Vino mulai beralih turun. Mendarat di tengkuk lehernya. Menghisap dalam-dalam Aroma Tubuh istrinya. Tangan Vino mulai bergerak masuk kedalam belahan dada Yessica. Memainkan Gundukan besar Milik istrinya. Rangsangan yang Vino berikan membuat Yessica menggelinjang dan mendesah.

"Vino..." Desahnya.

Tangan nakal Vino Mulai menanggalkan Satu persatu pakaian Yessica, Hingga istrinya Tidak memakai Busana sedikitpun. Vino tidak langsung melanjutkan Kegiatannya. Dia menatap tubuh indah istrinya dalam diam.

Yessica Yang di perlakukan seperti itu, menutup belahan dadanya dengan menyilangkan Tangannya. Dan membuang wajahnya ke arah lain, dengan ekspresi merona.

"Jangan melihatku seperti itu, Aku malu." Ucapnya.

Vino terkekeh, "Kita pernah melakukannya sebelumnya, Kenapa kamu malu?" Yessica Tidak menjawab. Dia masih enggan menatap manik indah di mata Vino.

Vino Bangun dan Mulai melepaskan satu persatu pakaiannya. Dia tidak Ingin membiarkan istrinya kedinginan seorang diri.

"Hei, Lihat aku." Yessica Mulia berbalik. Jarak wajah Yessica dan Vino Hanya beberapa Centi saja. Yessica bisa merasakan deru nafas Vino di wajahnya. Vino Mulai melumat kembali Bibir Yessica dengan lembut. tangan Kiri Yessica melingkar di punggung Vino. Sengaja menekan Ciuman mereka. Sementara tangan kanannya, Aktif memanjakan daging panas Milik Vino di bawah sana. Yessica sengaja mengarahkan daging panas tersebut Untuk mendesak masuk.

Mereka melakukan Itu sepanjang malam, Sampai Tubuh Yessica Rubuh di atas dada Bidang Vino. Keduanya terengah-engah dengan keringat Yang mengucur. "Apa kamu pernah pergi ke Gunung Lucifer?" Tanya yessica.

"Hanya Di sekitarnya saja. Aku maupun Kak Feni, Tidak pernah di ijinkan Untuk mendekati Gua Trilogy. Pernah aku dan Kak Feni menyelinap tanpa sepengetahuan ayah ke Gua itu. Tapi ketika aku Dan kak Feni sampai di pintu luar Gua, Seorang perempuan Yang mengenakan Jubah Hitam menghentikan kami. Perempuan itu memiliki Aura Yang sangat dingin dan menusuk. Aku pernah bertemu dengan Ratu Sinka Yang memiliki Jiwa es Yang sangat Kuat. Tapi kekuatan perempuan Itu, Jauh lebih dingin dari milik ratu Sinka."

"Seperti apa Rupa perempuan itu?" Tanya yessica.

"Aku tidak tau, Saat itu aku dan kak Feni baru berumur Tujuh Tahun. Wajah perempuan itu Juga tertutup Topeng. Aku hanya mengingat Rambut Hitam panjangnya dengan Flat Biru Muda Yang Cerah. Perempuan itu meminta kami Untuk kembali, Dan Jangan Datang sebelum waktunya." Kata Vino.

"Jadi dia menunggu kalian kembali, Ketika waktunya Tiba?" Tanya Yessica.

"Entahlah—Mungkin begitu." Balas Vino.

"Apa kamu Pernah Curiga, Kalau perempuan itu Adalah Arc Vallerian?"

"Aku tidak tau, Tapi energinya sangat Luar biasa dingin. Hanya jarak beberapa meter saja, Aku dan kak Feni sudah sangat menggigil." Jelas Vino.

"Banyak Hal Yang Membuatku penasaran sejak aku memiliki Tubuh Bulan Suci. Terutama dengan Raja Tanpa mahkota." Ucap Yessica.

"Kita hanya perlu menunggu. Nona Aya Bilang, dia memang menunggu kita setelah Semua tubuh suci berkumpul."

"Aku Tidak pernah keluar dari Benua Atlantis. Aku penasaran, Dunia luar itu seperti apa." Ucap Yessica.

"Mungkin tidak ada bedanya dengan Benua Kita. Tapi ketika aku kecil, Ayah pernah Bilang kalau Terdapat ribuan dimensi di alam semesta ini. Dunia yang kita tinggali sekarang, hanyalah Dimensi kecil dari salah satunya." Jelas Vino.

"Nona Aya pernah Bilang, Hanya raja Tanpa Mahkota Yang tau tentang takdir sejati, dari pemilik Tubuh suci. Sebenarnya kita di takdirkan Untuk apa?"

Vino mendesah, "Setidaknya Kita di takdirkan Untuk hal yang benar. Apapun Yang terjadi nanti, Aku akan melindungi mu." Ucap Vino.

"Terimakasih." Yessica semakin erat memeluk Vino.

***

Sementara itu, Dalam Ruang kehampaan terdapat dunia kecil tempat berbagai Binatang Unik tinggal. Pada Puncak Gunung tertinggi, Serigala bermata Tiga mengaum keras. Hal itu memancing perhatian dari Binatang lainnya.

"Dewi Rubah Ekor Sembilan Akan bangun kembali. Ratu kita akan segera bangun. Cari siapa Yang menjadi reinkarnasi Dari Dewi kita!!!!" Seru Serigala tersebut.

Para Binatang yang mendengar seruan tersebut, Ikut mengaum dan Meraung.

Di balik Awan Yang di terangi Sinar Bulan, Dua Orang perempuan berdiri melayang, menatap Puluhan Binatang Yang berseru. Salah satu dari perempuan tersebut terkekeh pelan. "Satu lagi Yang akan menjadi reinkarnasi Dari Jiwa divine Imperial. Apa kau tidak ingin Pergi ke sana dan melihatnya? Hanya kau Yang memiliki Jiwa divine dengan Tingkatan Yang sama. Dan kau juga bisa menjadi Guru Yang baik baginya."

Tidak ada suara dari perempuan satunya. Pandangan mata Biru tuanya menatap Nanar Pada Puluhan Binatang di bawah. "Kita lihat saja nanti." Ucap perempuan tersebut.

Diantara Sinar Bulan dan Kabut awan Yang menggumpal di belakang dua perempuan tersebut. Sosok bermata merah Mulai menampakan dirinya. Mahluk Mitologi, Naga emas Kehampaan Terbang melingkar di dekat tuannya. Dengan sekali raungannya, Membuat Puluhan Binatang tadi menunduk takut. Mata Biru sebening Kristal tersebut menyala terang dari balik Rambut Hitam Yang berkibar akibat tiupan angin malam.

YESSICA : Pianis Di Tengah Hujan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang