Chapter 17 : Seventeen

106 10 0
                                    

"Yang mulia, Apa Anda melihat pangeran Ara?" Tanya Mira kepada Gracio.

"Bukankah Harusnya bersama kamu?" Tanya Gracio Balik.

"Dia tidak Bilang apapun padaku."

"Apa kalian sedang ada masalah?" Tanya Gracio.

"Tidak." Jawab Mira singkat. Dia tidak menceritakan semuanya Kepada Ayah mertuanya. Sejak Awal Ara memang selalu dingin terhadapnya. Bahkan tak jarang, Ara tidak pernah menganggap dirinya Ada. Berbeda ketika di hadapan Gracio dan Shani. Meski Cuek, Ara masih memperlakukannya sebagai seorang istri.

'jangan-jangan......' Mira membatin. Dia Curiga Ara pergi Untuk menemui seseorang. Karena sejak tadi, Orang yang dia duga tidak ada di ruang perjamuan.

***

Yessica menghela nafasnya lelah. Dia meminta Ijin kepada Ayahnya Untuk beristirahat lebih awal. Dia Cukup kelelahan menghadiri perjamuan seperti itu.

KRIETT

Mendengar suara pintu kamarnya yang terbuka. Yessica Yang Berniat berganti pakaian berbalik, Dan....

CUP

Mata Yessica membulat sempurna. Serangan itu datang dengan Tiba tiba. Langsung bersarang di bibir merah meronanya. Pandangannya terkunci Pada Orang yang saat ini, dengan lancang berani menciumnya.

Yessica sempat ingin menikmati Ciuman itu, Namun sepersekian detik dia sadar. Yessica melepaskan diri dengan paksa.

PLAK

"Kau sudah Gila, Ara!" Bentak Yessica. Dia Tidak menyangka Mantan Kekasihnya Itu akan seberani ini masuk ke Dalam kamarnya dan menciumnya. Ara tertunduk, masih merasakan sakit akibat Tamparan keras Yessica. "Lancang sekali kau masuk ke kamarku!"

"Yessica Aku......"

"Apa!? Aku tidak menyangka kau sebejad Ini Ara. Kau bahkan berani masuk tanpa Ijin ke kamarku?" Yessica murka, membentak Ara berulang kali.

"Maaf. Tapi Yessica...dengarkan aku dulu.." pinta Ara.

"Dengarkan apa. Kita sudah tidak memiliki Hubungan lagi. Sekarang kau keluar, sebelum aku memanggil pengawal." Tunjuk Yessica.

"Yessica dengarkan aku dulu. Aku benar-benar minta maaf. Aku tidak bisa menahan diriku. Kau boleh memarahiku sepuasmu. Tapi tolong, jangan usir aku." Mohon Ara.

"Bagaimana Jika Ada yang salah paham Dengan apa yang kau lakukan disini? Bagaimana jika istrimu melihat kita berdua di dalam kamar? Aku tidak ingin membuat ini menjadi rumit. Sekarang kau pergi, Aku mau berganti baju." Yessica berbalik mengabaikan Ara yang masih diam tidak bergerak di tempatnya.

HAP

Ara sudah kehilangan Akal. Saat Yessica berbalik, Dia merengkuh Tubuh Gadis itu Dari belakang dengan erat. Yessica mencoba melepaskan diri. Tapi energinya sudah terkuras akibat Kegiatannya seharian ini. "Lepaskan aku Ara! Atau aku akan berteriak!"

"Yessica Tolong. Hanya sebentar saja. Aku merindukanmu." Ucap Ara di balik punggung Yessica.

"Jangan bercanda. Sekarang kau sudah menikah. Aku tidak Ingin menjadi perusak rumah tangga orang lain."

"Aku tidak pernah mencintai Mira. Aku hanya mencintaimu. Selamanya..."

"Kau pikir aku percaya dengan omong kosongmu itu. jika kau mencintaiku, kau tidak mungkin mengakhiri hubungan kita.."

"Aku....."

"Terpaksa?" Potong Yessica.

"Ya." Jawab Ara lemah. Yessica mendengus. "Alasan Yang klise, Ara. Yang bisa kau lakukan hanya meminta maaf. Kau tidak ada bedanya dengan seorang pecundang."

YESSICA : Pianis Di Tengah Hujan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang