Seperti salju yang tidak bisa meleleh sepenuhnya~
Di tempat yang teduh~
Aku tetap hidup dengan perasaan ini~
Hei, dengan kata-kata apa~
Aku harus menutup pintu pada cinta ini?~
Segala milikmu akan hilang besok~
Dan sekarang berputar pemikiran dalam keabadian~
Bersama denganku~
Yang tidak bisa mengatakan selamat tinggal atau move on~
Seperti mantra yang masih belum terpecahkan~
Atau semacam kutukan~
Aku masih membawa barang bawaan yang berat~
Hei, esok yang seperti apa~
Yang harus dicari di kota ini?~
Air mata dingin yang jatuh~
Membeku di udara~
Mereka berpura-pura menjadi baik~
Dan seiring waktu, mereka jatuh di wajahku~
Dua orang yang selalu bersama, mereka berpisah~
Dan itulah cerita ini~
Meski kau kehilangan bentuk suatu hari~
Kau akan selalu disini bersama denganku~
Selama ku mencoba untuk maju lagi~
Meskipun aku tidak bisa mengucapkan selamat tinggal~
Kau akan disini bersamaku selamanya~
TOK
TOK
TOK
Yessica menghentikan permainan Pianisnya ketika terdengar sebuah ketukan singkat dari luar Pintu. "Masuk!" Serunya. Dia penasaran siapa Yang bertamu ke kamarnya pada tengah malam seperti ini.
KRIETT
"Putri Yessica, Saya menggangu istirahat anda?" Yessica tidak menyangka kalau Mira akan Berkunjung pada tengah malam.
"Tidak sama sekali, Aku sedang tidak bisa tidur. Masuklah." Setelah di persilahkan, Mira tidak sungkan Untuk menghampiri Yessica.
"Apa ada hal yang penting?" Tanya yessica.
"Tidak, aku kesini Hanya ingin mengobrol saja." Ucap Mira. Tapi Yessica tau ada sesuatu yang di pendam oleh Gadis itu.
"Ibu hamil, Tidak boleh banyak pikiran. Jika ada yang ingin di sampaikan, Katakanlah."
Mira mengeratkan jari Jemarinya. Terlihat sangat gugup. "Apa putri Yessica masih mencintai Ara?" Ucap Mira.
Yessica Yang semula berniat memainkan Pianis kembali, Jari-jemarinya terhenti di atas keyboard. Dengan pelan dia menghela nafas pelan dan berjalan keluar balkon. Menengadah menatap Bulan purnama Yang di hiasi dengan turunnya Butiran salju.
"Mungkin iya....." Mira semakin mengeratkan Jari-jemarinya. Ada rasa bersalah yang tumbuh di relung hatinya.
"Tapi itu dulu.." lanjut Yessica. Mira tersentak.
"Sejak Vino melamarku terakhir kali, Aku sudah melupakan Hubunganku dengan Ara. Dan semua itu hanya masa lalu. Aku tau kau sangat mencintai Ara." Ucap Yessica setengah sendu. Mira menghampiri Yessica dan berdiri di sampingnya. "Maaf jika karena keegoisanku, Anda dan Ara harus berpisah. Aku menyukai Ara sejak kecil. Ketika dia berkunjung ke tanah Orbion. Dia begitu hangat dan pemberani. Sampai kami beranjak besar, Aku tidak pernah bertemu dengan Ara lagi. Sampai aku dengar kalau Ara memiliki seorang kekasih yang merupakan Gadis biasa. Aku tidak tau kalau anda adalah Putri dari Salah satu tanah Utama. Aku benar-benar minta maaf." Air mata Mira jatuh secara perlahan. Dengan status Yessica yang sekarang, mudah saja baginya jika ingin mengambil Ara kembali. Itulah Yang Mira takutkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
YESSICA : Pianis Di Tengah Hujan
FantasyKasta yang berbeda mengharuskan mereka berdua berpisah. Meski kenyataan sangat sulit di tentang. Keduanya Hidup dalam senyuman palsu. Yessica hanya anak dari seorang penjahit, sedangkan Ara adalah seorang pangeran kerajaan. Takdir memang sangat keja...