Setelah berjam-jam Feni terlelap dalam Tidurnya, Gadis Pemilik Mata Almond Itu Membuka matanya pada tengah malam.
"Dimana aku?" Tanyanya pada diri sendiri. Seketika Pertanyaan yang Baru dia ajukan Itu, Bisa terjawab ketika Ingatan sekilas kembali Muncul dalam benaknya."Aku ingat, Vino Yang membawaku kesini." Ucapnya.
"Kau sudah bangun." Tanya sebuah suara Halus Yang hanya Bisa di dengar Oleh Feni sendiri.
"Iya, Energiku Lumayan banyak terkuras." Ucapnya.
"Pulihkan energi mu. Dan bawa aku ke makam Ibumu." Ucap Athena.
"Mau apa?"
"Aku hanya Ingin melihat tempat peristirahatannya." Ucap Athena.
"Baiklah." Ucap Feni.
Gadis pemilik Tubuh Suci Bintang itu keluar dari kamarnya, setelah Energi yang Hilang sudah terkumpul. Dia berjalan di lorong sendirian, Dan Tidak sengaja bertemu dengan beberapa Prajurit Yang berjaga.
"Salam, Putri. Anda mau kemana?" Tanya salah satu pengawal.
"Aku ingin ke makam Ibuku." Ucap Feni singkat.
"Perlu kami antar, Putri."
"Tidak usah, Terima kasih." Ucap Feni.
Kedua prajurit itu mengangguk, dan membungkuk Hormat ketika Feni melewatinya.
"Feni." Sebuah suara Menghentikan langkahnya. Gadis itu berbalik dan menatap siapa Sosok Yang menghampirinya Dari belakang.
"Ayah." Ucap Feni.
"Bagaimana kondisimu?" Tanya Boby.
"Aku Baik-baik saja." Ucap Feni.
"Sekarang sudah larut malam, Dan kau harus banyak istirahat. Kau mau kemana?"
"Aku hanya-Ingin mengunjungi makam Ibuku." Ucap Feni.
"Apa ada sesuatu Yang terjadi?" Tanya Boby.
"Tidak, Aku hanya Merindukannya." Ucap Feni.
Boby menatap Putri angkatnya dengan sendu. Meski Feni Bukan Terlahir dari darah dan dagingnya seperti Vino, Tapi Boby tetap menganggap Gadis itu adalah Putri kandungnya.
"Maaf, Ayah Tidak bisa menyelamatkan Ibumu." Ucap Boby sendu.
"Aku mengerti, Jangan merasa bersalah. Itu Bukan kesalahan ayah. Hanya dengan menjadi lebih kuat, Aku bisa menemukan kebenaran tentang Orang tuaku." Ucap Feni.
"Tidak perlu terburu-buru, Ayah Tidak ingin kamu meninggalkan keluarga ini." Ucap Boby.
"Sejak kecil aku sudah besar dan Hidup di tanah Iblis. Tempat Ini sudah menjadi rumah Untuku pulang sejauh apapun aku pergi, Aku pasti akan kembali lagi." Balas Feni.
Boby mengangguk, bangga. "Mau ayah temani?" Tawar Boby.
"Tidak perlu, ayah beristirahat saja." Ucap Feni.
"Baiklah, Tapi jangan terlau lama di luar. Besok kita harus pergi ke tanah Kagami." Ucap Boby.
"Untuk apa?" Tanya Feni.
"Jinan memberitahu Ayah, kalau Persiapan turnamen sudah selesai. Besok adalah Hari dimana Turnamen Itu di adakan. Ayah juga sudah memiliki beberapa kandidat dari tanah Iblis, Untuk Ikut dalam turnamen itu. Kalau kamu mau, Ayah akan menyisakan satu ruang kosong."
"Aku Tidak tertarik, Aku akan menonton saja. Kecuali jika Memang Pemilik tubuh suci ter-akhir ikut serta." Ucap Feni.
"Semoga saja." Ucap Boby.
***
"Tidak ada siapapun di sini, Kau bisa keluar sekarang." Ucap Feni. Setelah berbicara dengan Boby, Feni berpamitan Untuk pergi ke makam Ibunya. Terhitung karena hari sudah semakin larut.
Dari dalam Gelang di pergelangan tangan Feni, Sosok bayangan keemasan keluar berbentuk asap dan mulai berwujud perempuan Cantik. "Kau Bisa memanggilku Ibu Jika kau mau." Ucap Athena.
"Entahlah." Balas Feni singkat.
Tubuh Jiwa Athena melayang mendekati timbunan tanah Yang di hias dengan Begitu Cantik. "Jadi, Veranda di kuburkan di sini?" Tanya Athena.
"Iya, Sayang sekali aku tidak tau penyebab kematiannya." Ucap Feni.
"Kita akan mencari Taunya bersama. Ngomong-ngomong, Kau pernah Bilang bahwa Jiwa Ibumu masih Tinggal di Lautan Jiwa dalam Dirimu?" Ucap Athena.
"Benar."
"Bisa kau membawaku ke sana." Pinta Athena.
"Aku Tidak yakin, Selain karena energi ku Yang Sedikit sekarang, Aku juga Tidak bisa masuk sesuka hati ke tempat itu." Ucap Feni.
"Begitu." Athena menunduk sendu.
"Aku berjanji akan membawamu kesana nanti." Ucap Feni.
"Aku tunggu, Tapi aku Ingin kau memanggilku Ibu Mulai sekarang." Pinta Athena.
"Tidak terima kasih." Tolak Feni.
"Ayolah, Aku Tidak kalah Cantik dengan Ibumu. Kami Juga berteman. Anggap saja aku adalah pengganti ibumu." Ucap Athena terus melayang di sekitar Feni Sambil menggoyang, Goyangkan lengannya.
"Baiklah, Bisa kau berhenti sekarang?" Feni merasa Pusing dengan Tingkah Dewi yang satu Ini.
"Aku akan berhenti, jika kau memanggilku Ibu." Ucap Athena.
"I-ibu." Ucap Feni Tergagap.
"Katakan sekali lagi."
Feni menghela nafas lelah. "Sudah larut malam, Kita harus kembali, Ibu." Ucap Feni menatap Athena sambil tersenyum. Athena yang terlalu senang, memeluk tubuh Ramping Feni dari belakang. Setelah itu, Tubuh Jiwanya kembali masuk kedalam Gelang.
KAMU SEDANG MEMBACA
YESSICA : Pianis Di Tengah Hujan
FantasyKasta yang berbeda mengharuskan mereka berdua berpisah. Meski kenyataan sangat sulit di tentang. Keduanya Hidup dalam senyuman palsu. Yessica hanya anak dari seorang penjahit, sedangkan Ara adalah seorang pangeran kerajaan. Takdir memang sangat keja...