Chapter 44 : peran Seorang Kakak

71 8 0
                                    

Pintu Ruang singasana kembali berderit. Menampilkan Aya Yang berjalan masuk ke hadapan Jinan. "Salam Yang mulia." Hormatnya.

"Tidak perlu sungkan. Bagaimana dengan Kultivasimu?" Tanya Jinan.

"Tidak ada masalah yang Mulia. Namun, Ayah saya berpesan Sesuatu Tentang Putri Christy."

Jinan, Cindy, Yessica Dan Christy sedikit terkejut, "Kenapa Raja Tanpa mahkota berpesan tentang putri keduaku?" Tanya Jinan.

"Ayah Tidak Bilang tentang penyebab-nya. Beliau hanya berpesan Bahwa Putri Christy mungkin Lahir dengan Jiwa divine Yang Tidak kalah Kuat dengan Tubuh suci." Jelas.

"Bagaimana mungkin? Jangan-jangan Christy Juga memiliki Tubuh suci Yang belum terbangun?" Ucap Yessica.

Aya menggeleng, "saya kira Bukan, Putri. Ada beberapa tingkatan Khusus Yang di miliki jiwa divine. Tingkatan tersebut di lambangkan dengan warna. Warna kuning Untuk tingkat dasar, Warna Biru Untuk Tingkat menengah, Warna Merah Untuk Tingkat atas, Warna Ungu Untuk Tingkat Spesial, Warna Emas Untuk Tingkat Khusus." Jelas Aya.

"Lalu Pemilik Tubuh suci tergolong dalam Tingkat apa?" Tanya yessica.

Aya kembali menggeleng, "Tubuh suci melebihi Semua Tingkatan Yang saya sebutkan. Pemilik tubuh suci bahkan bisa menghancurkan satu benua seorang diri. Jiwa divine seperti itu, Oleh Para master di lambangkan dengan Campuran warna Hitam dan Putih. Yin dan yang, kematian dan kehidupan. Namun, Hanya beberapa master dari benua Atlantis Yang mengetahui Tingkatan lain Yang setara dengan Tubuh Suci."

"Tingkat yang setara dengan tubuh suci? Apa hal itu memang benar ada?" Tanya Feni.

"Tingkat tersebut di namakan Imperial. Tingkatan Khusus Yang memiliki jiwa divine dari Reinkarnasi mahluk Mitologi. Dan Yang terkuat di antara Imperial Adalah Rubah Putih berekor sembilan Dan Naga Kehampaan." Jelas Aya.

"Naga kehampaan? Itukan—" Jinan terlihat Terkejut dengan Mahluk mitologi yang Aya sebutkan sebelumnya.

"Benar yang mulia, Pemilik Jiwa divine naga kehampaan Adalah Nona Kinal, Sang Dewi Cermin. Pendiri Tanah Kagami. Serta Bawahan Dari Raja Tanpa mahkota." Ucap Aya.

"Dia sehebat itu?" Ucap Yessica.

"Pendiri dari empat tanah Utama Bukanlah orang sembarangan. Hanya dengan jentikan jarinya, mereka bahkan mampu membelah dunia." Ucap Jinan.

"Mustahil..." Ucap Yessica terkagum-Kagum.

"Lalu Menurutmu, Putri keduaku tergolong dalam Jiwa Divine Imperial?" Tanya Cindy.

"Itu hanya dugaan saya, Bangun-nya Jiwa Divine, Tidak mengacu pada Umur yang di miliki Orang tersebut. Jiwa divine akan terlahir sesuai dengan takdir yang sudah di gariskan. Saya hanya menduga jika Putri Christy Memiliki Takdir sebagai salah satu Dari Imperial. Sebelum jiwa Divine-nya terlahir, Kita Tidak Bisa menyimpulkannya." Ucap Aya.

"Lalu apa Yang harus Kita lakukan sekarang?" Tanya Jinan.

"Tidak ada yang harus di lakukan. Putri Christy bisa menjalani hari seperti biasa." Ucap Aya.

"Jadi aku Tidak akan dalam bahaya?" Tanya Christy polos.

Aya tersenyum sambil menggeleng, "Tidak putri, Saya akan selalu menemani anda." Ucap Aya.

"Sayang mamih..." Ucap Christy berlari memeluk Aya.

Yang lainnya hanya tersenyum sambil menggeleng dengan kepolosan dari Gadis itu. Padahal Umurnya Tidak kalah jauh dari kakak-nya. Namun Sifatnya Tidak Bisa mencerminkan kedewasaan.

***

"Nona Aya memanggilku?" Ucap Feni. Sejam yang lalu, Aya meminta Feni Untuk datang ke danau Eve. Ada Yang harus Aya katakan pada Gadis pemilik Tubuh suci Bulan Tersebut, Mengenai Dugaannya tentang Orang tua kandung Dari Feni.

"Maaf merepotkan Putri Untuk datang kesini." Ucap Aya.

"Tidak masalah, Aku juga sedang senggang sebelum kembali ke tanah Iblis." Feni melirik kanan dan kiri. "Jadi Ini danau Eve, Sangat Cantik. Boleh aku berenang di sini?"

"Tentu Putri, Tempat Ini memiliki energi murni Yang bersumber dari langit dan Bumi. Mereka Yang berkultivasi di sini, Akan Bisa mempercepat Terobosan." Ucap Aya.

"Heh~ Menarik." Feni mencelupkan kaki telanjangnya kedalam air Danau. Terasa dingin dan segar.

"Jadi, Apa Yang Nona Aya Ingin Bicarakan denganku?" Tanya Feni.

"Ini mengenai Orang tua anda." Ucap Aya.

Feni tersentak, Bagaimana Aya Tau tentang Orang tuanya?

"Nona Aya mengetahui sesuatu tentang Orang tuaku?" Feni terlihat berbinar penuh harap.

"Saya hanya menduga kalau Orang tua anda berasal Dari dimensi Yang sama dengan Ayah angkat saya." Ucap Feni.

"Bukankah Raja Tanpa mahkota berasal Dari Dimensi Bintang Biru?"

Aya mengangguk, "Benar Putri, Jika apa Yang di Bilang Raja Iblis tentang Ibu kandung Anda adalah Benar, Kemungkinan ada sesuatu Yang membuat Ibu kandung Anda terluka parah dan Jatuh ke dimensi ini."

Feni terlihat sendu. Menatap bayangan dirinya sendiri di dalam Pantulan Air Kolam Yang beriak-riak. "Aku memang merasa Bukan bagian dari dimensi Ini. Tapi aku besar di sini, Jadi tempat Ini sudah kuanggap seperti rumah."

"Saya mengerti, Anda beruntung Bisa di temukan Oleh Raja Boby. Jika anda di temukan Oleh Orang dengan Niat jahat, Mereka Bisa saja memanfaatkan Tubuh Suci anda Untuk sesuatu yang Buruk."

"Lalu apa Yang harus aku lakukan, meskipun Orang tuaku Berasal dari Dimensi Bintang Biru, Aku juga tidak Bisa pergi ke sana. Pembatas antar dimensi sangat Kuat. Bahkan Portal yang biasa di Gunakan bangsa Iblis, Tidak bisa melewati penghalang Itu." Ucap Feni.

"Anda tidak perlu khawatir, Hanya soal waktu. Setelah Semua Tubuh suci bertemu, Kalian akan pergi ke dimensi Bintang Biru Untuk bertemu dengan Raja Tanpa mahkota. Dan beliau lah, Yang akan memberitahu kalian, Takdir sebenarnya dari Tubuh Suci."

"Jadi kami akan bertemu dengannya?"

"Hanya setelah semua Tubuh suci berkumpul, Itulah sebabnya Raja Jinan Merencanakan Untuk mengadakan Turnamen dengan hadiah besar. Itu kesempatan kita Untuk mencari siapa pemilik tubuh suci terakhir. Bahkan siapa yang tau, Kalau Seandainya Pemilik Tubuh suci terakhir berasal Dari tanah Iblis."

"Aku sangat penasaran." Ucap Feni.

***

"Christy—Kamu sedang apa di sini sendirian?" Yessica menghampiri Adiknya. Yessica Tidak sengaja melihat adiknya termenung sendiri di taman kerajaan. Tidak biasanya Christy terlihat sendu seperti itu.

"Kak Chika..." Ketika kakak-nya Christy dengan manja Memeluk tubuh kakaknya.

"Kamu kenapa?" tanya yessica.

"Aku—Bingung.."

"Bingung?"

"Aku bingung, Kapan jiwa divine aku bangun. Aku juga ingin jadi sehebat kak Chika." Ucapnya.

"Nona Aya Bilang, Kalau Bangunnya Jiwa Divine, Tidak mengacu pada Usia seseorang. Seberapa dewasa-nya kamu, Jika Belum takdirnya—jiwa divine kamu Tidak akan terbangun." Jelas Yessica.

"Kenapa aku sangat lemah." Ucap Christy terisak.

Yessica segera memeluk adik bungsunya tersebut dengan hangat. "Kamu sangat Kuat Chris. Lemah dan Kuatnya seseorang, Tidak selalu di nilai dari kekuatan yang di miliki Orang tersebut. Tapi seberapa banyak tekanan yang sudah di lewatinya. Sejauh ini, kamu sudah sangat kuat di mata kakak." Puji Yessica.

Christy mengusap air mata Yang jatuh dari kelopak matanya. "Iya, Aku akan bertambah Kuat. Meskipun Jiwa divine aku belum terbangun."

Yessica terkekeh, "Itu baru adik kakak. Sebentar lagi kakak akan segera berangkat ke tanah Iblis. Selama kakak tidak ada, Kamu jangan nakal Yah? Harus nurut sama Bunda dan mamih Aya." Pinta Chika. Christy mengangguk Gemas.

"Yuk, Yang lain sudah menunggu." Ajak Yessica. Keduanya beranjak Meninggalkan Taman Kerajaan. Takdir seperti apa Yang menunggu Christy ke depannya? Dan jiwa divine apa Yang dimilikinya?

YESSICA : Pianis Di Tengah Hujan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang