Chapter 45 : Tanah Iblis

68 7 0
                                    

"Kamu jangan nakal ya, Harus Nurut sama Bunda dan mamih Aya." Pinta Yessica. Christy mengangguk lucu, Sambil berkaca-kaca.

Hari Ini Yessica dan Vino akan berangkat, ke tanah iblis. Yessica Baru Pertama Kali pergi ke tanah kelahiran suaminya. Dia tidak tau kejutan apa Yang akan menunggunya. Sebagai Putri mahkota sekaligus istri dari seorang Putra mahkota Iblis, Tentu Yessica akan di perlakukan secara spesial di sana.

Portal Menuju tanah Iblis perlahan terbuka hingga membesar seukuran Orang dewasa. Yessica melambaikan Tangan meninggal keluarganya. Ketika semua Orang sudah masuk kedalam, Portal mulai mengecil Hingga menghilang sepenuhnya. Yessica Seperti berada dalam saluran paralel yang membuatnya sedikit Pusing. Vino selalu ada di sampingnya. Tidak Butuh waktu yang lama, Semburat Cahaya kecil mulai terlihat. Semakin mendekat dan akhirnya ter-nampak dengan jelas.

Di ruang Singgasana Kerajaan iblis, Sudah berdiri Banyak Prajurit dan perdana Mentri kerajaan. Mereka Berkumpul Untuk menyambut kepulangan Raja mereka, Serta menyambut Permaisuri dari Pangeran Vino. Di hadapan puluhan Orang tersebut. Gelombang Lingkaran yang awalnya Transparan, Mulai menampakan wujudnya. Portal Terbentuk dan mulai membesar.

Puluhan Prajurit dan perdana Mentri membungkuk Hormat menyambut. "Selamat Datang, Yang mulia!" Seru mereka semua, Ketika sosok yang di Tunggu sudah keluar dari dalam Portal, Hingga Portal mengecil dan menghilang sepenuhnya.

"Salam Pangeran Vino, Putri Yessica, Putri Feni!!" Seru mereka sekali lagi. Yessica Sedikit tercekat dengan penyambutan Yang besar ini.

***

Setelah Penyambutan Yang Cukup meriah bagi Yessica, Dia dan Vino memutuskan Untuk Istirahat sebelum dimulainya Upacara Ritual penyucian Jiwa divine Nanti malam.

Yessica Masih asik memandang seluruh Tanah Iblis dari balik jendela kamarnya. Tidak sama dengan yang ada di benaknya. Yessica selalu berimajinasi, Kalau tanah iblis adalah Tanah Yang gersang dengan langit merah yang menakutkan. Namun, kenyataan-nya Tanah Iblis sangat subur dan sangat Cantik. Dengan langit senja Yang berwarna Orange ke unguan, Hampir mirip dengan negeri dongeng. Bangunan-bangunan Yang ada di negeri ini, Tidak berbeda jauh dengan negeri manusia.

Yessica sedikit terkejut ketika Vino memeluk tubuhnya dari belakang. "Kamu suka di sini?" Tanya Vino.

"Iya—Sangat Indah. Jauh dari ekspektasi ku."

"Memang ekspektasi kamu Tentang tanah Iblis itu, seperti apa?" Tanya Vino.

"Tapi kamu jangan tersinggung." Ucap Yessica berbalik menatap suaminya.

"Aku tidak akan tersinggung." Vino Menggeleng.

Yessica kembali memutar Tubuhnya, menatap keluar jendela. Tangan Vino masih setia mendekap erat Tubuhnya. "Aku berekspektasi kalau negeri iblis itu adalah tempat Yang gersang dan menakutkan. Langitnya berwarna merah menyeramkan." Ucap Yessica.

Vino terkekeh, "kamu terlalu banyak membaca Buku dongeng. Negeri kami tidak seperti itu. Namun, Apa Yang kamu Bilang itu memang benar pada awalnya."

Yessica mengernyit, "Maksud kamu?"

"Ayah pernah bercerita, Jikalau Tanah Iblis dulunya memang Tidak seperti ini. Sama seperti yang ada dalam ekpektasi kamu. Tanahnya gersang, Langitnya Berwarna Merah Gelap Gulita. Pepohonan-nya kering kerontang. Sangat Kontras dengan Pemandangan Tanah Iblis Yang sekarang."

"Lalu kenapa Bisa menjadi seindah sekarang?" Tanya Yessica Penasaran.

"Itu semua Berkat Sang Raja Tanpa mahkota. Kamu tau, Kalau Pusat energi Dari tanah Iblis, Adalah Api suci Tiga warna milik Raja Tanpa mahkota."

YESSICA : Pianis Di Tengah Hujan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang