Pagi Harinya, Sesuai dengan Perintah Dari Boby sebagai Raja Iblis. Talenta Muda Dari Tanah Iblis Berkumpul di Aula Istana. Mereka adalah Peserta Yang akan mengikuti Turnamen, Mewakili Bangsa Iblis. Sebagai Raja, Boby Terkadang berharap-Tubuh suci terakhir, Akan kembali berasal Dari Bangsa Iblis'.
"Pangeran Vino dan Putri Yessica memasuki aula!!" Seru prajurit.
Pintu berderit, Membuat semua Orang Yang melihatnya, membungkuk Hormat. Yessica Dan Vino berjalan bersama dengan Tautan Tangan Yang Tidak terlepas. Membalas Sapaan dari siapa Saja Yang bersuara.
"Baiklah, semuanya. Hari ini Kalian Yang berada di sini, Adalah Calon kandidat yang akan mengikuti Turnamen di tanah Kagami. Tunjukan Semua kekuatan kalian, Tapi Ingat Untuk selalu menjunjung Tinggi kejujuran dan keadilan. Tidak masalah Jika Tanah Iblis Tidak bisa menang, Tapi Aku Tidak akan memaafkan siapapun yang berani menang dengan Cara tercela." Seru Boby.
Semua Orang mendengarkan Pidato singkat Raja mereka dengan Khidmat. Tentu mereka tau, apa Yang di Ucapkan Oleh Raja Iblis adalah Mutlak.
Tidak lama di belakang Boby, Muncul sebuah Portal yang terbuat dari kabut, Yang melingkar dan semakin membesar seukuran Orang dewasa.
"Portal sudah terbuka, Saatnya Kita Tunjukan kekuatan dari Tanah Iblis." Seru Boby.
Semua Orang berseru bersemangat. Mereka melontarkan Kalimat Semangat berulang kali.
***
Sebagai Tuan rumah dari Turnamen besar Yang di adakan, Hari Ini Tanah Kagami Sangat Ramai, Di penuhi Oleh Talenta muda dengan Kekuatan yang luar biasa. Baik negara kecil, ataupun besar mengirimkan sejumlah Orang Sebagai kandidat terbaik Untuk bersaing. Tidak terkecuali dengan kehadiran berbagai sekte Yang menempati seluruh sudut Benua Atlantis.
Namun keramaian yang begitu pekat, Tidak serta Merta membuat Gadis Lucu bernama Christy Senang. Sedari Pagi Dia tidak keluar kamar, dan hanya berguling-guling di atas kasur sambil menampilkan Wajah bete dan Cemberutnya.
Tidak lama Pintu berderit, menampilkan Cindy Yang geleng-geleng Kepala melihat tingkah Menggemaskan Putri Bungsunya.
"Putri Bunda kenapa? Kok Wajahnya di tekuk seperti itu?" Ucap Cindy, Duduk di Samping Ranjang."Bunda..." Christy berhambur memeluk sang Ibunda tercinta.
"Kenapa?"
"Kak Chika kenapa Tidak datang, Katanya janji mau datang." Ucapnya sambil sesenggukan.
Cindy menepuk-nepuk Pucuk kepala Christy pelan. "Kakak kamu Mungkin sedang Dalam Perjalanan. Kamu juga Harus mengerti, sekarang kakak kamu sudah menikah. Kamu Tidak selalu Bisa bermain dengan kakak kamu." Ucap Cindy.
"Tapi aku bosen, kalau Gak ada Kak Chika." Ucapnya merengek.
"Kalau kamu Bosan, kamu Bisa main sama Bunda. Atau kamu Bisa Belajar Alkimia dari Nona Aya." Ucap Cindy.
"Beneran Bunda mau main sama aku?" Ucapnya berbinar.
Cindy mengangguk lembut, "Tapi meski begitu, Sudah saatnya kamu mengenal dunia luar. Kamu sudah Cukup dewasa sekarang. Kamu tidak mungkin kan, Mau menjadi anak-anak terus."
Christy mengangguk gemas. Tidak lama terdengar ketukan dari Pintu kamar. Aya membungkuk Hormat Pada kedua wanita itu. "Yang Mulia, Putri Christy, Nona Yessica sudah sampai di Aula kerajaan." Ucap Aya.
Christy tambah berbinar dengan kabar Gembira tersebut. "Benarkah, mamih Gak Bohong kan?" Ucap Christy.
Aya tersenyum lembut, dia mengerti betapa manjanya Gadis itu pada kakaknya. "Saya Tidak berbohong, putri. Raja Boby dan beberapa peserta dari tanah Iblis juga sudah hadir." Ucap Aya.
"Kita temui mereka." Ajak Cindy.
***
"KAK CHIKA!"
Yessica Tamara menoleh, ketika suara nyaring seorang Gadis Muncul dalam Indra pendengarannya. Dari arah lain, Gadis manis nan imut, berlari dan langsung berhambur memeluknya. Di susul dengan kehadiran Sang Ibunda dan Aya.
"Kak Chika, kangen." Ucapnya.
"Kakak Tinggal sebentar, aja." Ucap Yessica.
"Dia Mengurung diri di kamarnya, karena mengira kamu Tidak akan Datang." Ucap Cindy.
"Masih manja ya, ternyata." Ucap Yessica. Christy hanya menampilkan Cengirannya.
"Hai, Gadis Lucu." Ucap Feni menghampiri Mereka.
"Kak Feni." Sekarang Christy berbalik memeluk Feni. Kedua gadis Itu sangat akrab satu sama lain. Hal itu menjadi hiburan tersendiri bagi Yang lainnya.
"Bagaimana kabar Bunda?" Tanya Yessica sambil memeluk sang Ibunda.
"Bunda baik-baik saja. Kamu sendiri bagaimana?"
"Aku juga baik." Ucap Yessica.
"Salam, Ibunda." Ucap Vino.
"Terimakasih sudah menjaga Yessica. Bunda percaya kalian bisa menjadi pasangan Yang di restui Surgawi." Yessica dan Vino tersenyum.
"Jadi kapan kalian akan memberi kami Momongan?" Ucap Jinan tiba-tiba.
"Hal seperti itu, Hanya Tergantung takdir dan waktu saja Ayah." Ucap Yessica.
"Kalau Bisa secepatnya, Ayah sudah Tidak sabar Ingin menggendong Cucu." Ucap Jinan.
"Ngomong-ngomong, Boby kemana?" Tanya Cindy, ketika dia melihat ada Yang kurang di sana.
"Ayah Bilang Ingin menemui seseorang, Dia baru saja pergi." Ucap Vino.
Cindy tiba-tiba tersenyum mesum, "sepertinya aku tau, siapa Yang ingin dia temui." Ucap Cindy.
"Siapa?" Tanya Yessica.
"Apa Frizly dan Pemimpin tanah Utama lainnya sudah Tiba?" Tanya Cindy, Tanpa menjawab pertanyaan Yessica.
"Belum yang mulia, Mereka sedang dalam perjalanan, kecuali dengan Ratu Shanju. Beliau sudah datang, tapi Entah di mana sekarang." Ucap Aya.
Cindy tertawa puas, dugaannya sepertinya benar. "Bunda baik-baik saja?" Tanya Vino.
"Tidak papah, Bunda hanya senang. Mungkin sebentar lagi Kamu akan memiliki Ibu tiri." Ucap Cindy menatap Vino.
"Hah?" Vino Tidak mengerti apa Yang di Maksud Oleh Ibu mertuanya ini.
***
Sementara itu di Bukit belakang kerajaan Kagami, Seorang Perempuan Cantik sedang duduk dengan anggun di rerumputan. Menatap tepat pada Tempat Turnamen Yang akan di adakan. "Kalau kau tidak Keluar, Aku akan membunuhmu." Ucap perempuan itu tajam.
Tidak lama, dari balik Pohon di belakang perempuan tersebut, Boby muncul dengan cengengesan konyolnya. Hanya perempuan itu yang Bisa membuat dia bertingkah Konyol dan melupakan status-nya sebagai Raja Iblis.
"Hallo, Shanju."
KAMU SEDANG MEMBACA
YESSICA : Pianis Di Tengah Hujan
FantasyKasta yang berbeda mengharuskan mereka berdua berpisah. Meski kenyataan sangat sulit di tentang. Keduanya Hidup dalam senyuman palsu. Yessica hanya anak dari seorang penjahit, sedangkan Ara adalah seorang pangeran kerajaan. Takdir memang sangat keja...