Chapter 70 : Rubah Hitam

77 14 2
                                    

"ini di mana lagi?" Sekali lagi Christy berada di tempat antah berantah Yang entah dimana. Terakhir kali dia berada di tempat aneh seperti ini, Adalah ketika dirinya bermimpi dan bertemu dengan Himea.

"Aw! Sakit." Christy mencubit pergelangan tangannya, Untuk membuktikan apakah dirinya tengah bermimpi Sama seperti sebelumnya, Atau tidak kali ini.

"Hallo?" Tempat yang Christy datangi sekarang, Adalah sebuah tempat dengan banyak lorong yang bercabang. Di setiap lantai yang Christy injak, Terdapat genangan air setinggi Mata kakinya. Lorong bercabang tersebut, lebih mirip seperti sebuah labirin dengan banyak pipa air yang tergantung di langit-langit.

Dari pipa air tersebut, Christy bisa mendengar sebuah suara Gema. Gema tersebut lebih mirip seperti suara Geraman Dari sosok mahluk besar. "Himea! Kamu bisa mendengar ku?" Tidak ada balasan Dari Himea. Christy berfikir apakah rubah di dalam tubuhnya sedang Tertidur, atau tempat ini yang membuat ikatan batinnya terputus.

"Hallo? Apa ada orang!?" Suara Teriakan Christy hanya memantulkan gema, Tanpa ada balasan yang pasti. Namun, Suara Geraman itu masih sempat terdengar dari Pipa di atas kepalanya. Christy tidak tau kemana dia harus pergi. Dia kemudian memutuskan Untuk berjalan, kemana kakinya melangkah.

Lorong yang bercabang membuat Christy kelabakan mencari jalan keluar. Gadis itu meringis, setiap kali jalan yang dia lalui buntu. Berfikir untuk menyerah, Namun secercah cahaya kecil, memberikan harapan padanya. Dari kejauhan, Christy melihat setitik cahaya yang mencuat dari salah satu lorong. Dengan segera gadis itu berlari sampai Titik cahaya tersebut membesar, Dan akhirnya Christy sampai di tempat yang baru.

Tentu bukan jalan keluar, Melainkan sebuah penjara besar, Yang terbuat dari besi-besi raksasa. Dari dalam Penjara Tersebut, Christy bisa mendengar suara Geraman yang teramat besar. Entah dorongan darimana yang membuat Christy mendekat ke arah penjara tersebut. Gadis itu tidak dapat melihat apa Yang ada Di dalam penjara, karena Kondisi yang gelap gulita. Tapi Christy bisa tau, Kalau ada sebuah kehidupan di dalam sana.

"Ha-hallo?" Ucap Christy.

"Grauurrr!!"

"Ah!" Christy terjerembab ke belakang, Saat sebuah Tangan berbulu Hitam dengan Cakar tajam yang besar, Tiba-tiba Melesat menyerangnya dari dalam Penjara Yang gelap. Jika Tidak ada besi besar yang menahannya, Mungkin Christy akan terluka akibat Cakar raksasa tersebut.

Geraman yang sebelumnya sayup-sayup, Sekarang Mulai Jelas terdengar, Bersamaan dengan Riak air Dari dalam Sel penjara. Dilihat dari tangan berbulu yang menyerangnya sebelum ini, Christy bisa menebak kalau mahluk yang ada di sana, adalah binatang buas Yang sangat besar. Ditambah dari riak air Yang dapat di lihat dengan jelas, seberapa besar mahluk tersebut.

Sepasang mata merah menyala layaknya api yang berkobar, Muncul Dari Kegelapan di dalam penjara. Yang tidak lama, Mahluk yang ada di dalam penjara tersebut menampakan dirinya. Dengan taring panjang Yang berliur. Christy membulatkan matanya, Ketika melihat sosok mahluk tinggi besar yang ada di hadapannya.

"Hi-himea?"

"Graurr!!" Mahluk di dalam penjara mencoba mengibaskan cakarnya pada besi Yang menjulang, Tapi gelombang Energi yang di hasilkan, Malah berbalik padanya.

"Hei! Gadis kecil?" Christy terkejut dengan suara bariton dari mahluk di hadapannya.

"Bagaimana kau bisa sampai ke sini?" Tanya mahluk tersebut.

"A-aku tidak tau." Ucap Christy terbata-bata. Jujur dia sangat takut dengan mahluk ini.

Mahluk besar tersebut melihat Pancaran Aura yang besar pada gadis di hadapannya. Aura api putih yang bergejolak tidak beraturan.

"Jadi begitu, Kau Yang ditakdirkan." Ucap mahluk itu.

"Hah?" Christy tidak mengerti apa Yang di bicarakan mahluk ini.

"Kau bisa membuka segel yang ada di Penghalang ini?" Tanya mahluk itu lagi.

Christy bisa melihat, Pada Pintu yang mengunci Mahkluk itu, terdapat sebuah Simbol melingkar Yang terbentuk dari Sebuah aksara. Dengan jelas Christy bisa membacanya.

"Ayolah, jangan membuatku menunggu, Bocah!"

"A-aku Tidak tau caranya." Ucap Christy.

"Sekarang dengarkan aku, Kalimat yang menyegelku ini, Adalah teknik Harmonia Yang di ciptakan Oleh Dewi rubah terdahulu. Kau hanya perlu menyanyikannya sesuai dengan yang ku perintahkan, Lalu Pintu sialan ini akan terbuka dengan sendirinya. Setelah itu, Kau dan aku akan bisa bebas dari sini."

"Be-benarkah?" Tanya Christy.

"Ya, Aku akan memberikanmu kekuatan yang hebat Untuk berterima kasih."

"Ba-baiklah, Kalau begitu—"

"Jangan!!" Christy Terkejut ketika suara Himea tepat di belakangnya, Dengan wujud Rubah Putih besar berekor sembilan. Christy kemudian menoleh pada Mahluk Hitam di dalam penjara, Yang persis sama dengan Himea.

"Hi-himea? Kenapa ada dua?" Ucap Christy bertanya-tanya.

"Ck, Kau sangat menggangu!" Ucap Mahkluk hitam Tersebut, menatap nyalang pada Himea.

"Christy, Jangan tertipu dengan ucapannya. Jika kau membebaskannya, dia akan mengambil alih tubuhmu. Saat itu, Kau akan menjadi Iblis rubah dan membuat kekacauan." Ucap Himea.

"Be-benarkah?" Tanya Christy.

"Kau masih naif seperti biasanya. Apa kau lupa Kalau kita terlahir dari kebencian. Kau lupa apa yang para manusia lakukan? Mereka terlahir dengan ambisi yang sangat besar. Mereka bahkan Tidak ragu Untuk membunuh Sesamanya. Mahluk seperti mereka, Tidak seharusnya menjadi penghuni dunia ini."

"Aku mengerti kebencianmu, Tapi Tidak semua manusia seperti yang kau Bilang, Contohnya adalah gadis ini." Ucap Himea menoleh pada Christy.

"Dia? Ck, gadis kecil seperti dia tidak akan sanggup menerima beban yang berat. Dia hanya akan berakhir Tragis."

"Kau salah, Dia tidak sama dengan manusia lainnya. Dia memiliki hati yang suci. Itulah kenapa, Dia bisa terlahir dengan bakat yang luar biasa." Ucap Himea.

"Jangan menceramahiku, aku sudah muak dengan kata-katamu itu. Kau beruntung karena Dewi rubah sebelumnya tidak menyegelmu."

"Itu karena kesalahanmu sendiri." Ucap Himea.

"Hei! Tolong berhenti! Aku Tidak mengerti apa Yang kalian Bicarakan." Ucap Christy melerai.

"Kau ingat, Kalau aku pernah bercerita tentang dua jiwa dalam Divine Rubah Ekor Sembilan?" Ucap Himea.

Christy mengangguk.

"Sekarang kau sudah melihatnya, Dia Adalah bagian gelap dari jiwa Divine. Dia disegel oleh Dewi rubah terdahulu, Karena Dia memiliki kebencian besar, Yang berpotensi mengancam alam semesta." Ucap Himea.

"Ka-kalau begitu.."

"Jangan dengarkan dia!" Ucap Rubah Hitam.

"Bukankah kau Ingin kekuatan, Gadis kecil. Aku bisa membaca hatimu dengan jelas. Kau selalu menjadi beban bagi kakakmu. Apa kau Pikir, kakamu atau keluargamu, Akan Terus menyayangimu seperti sekarang? Jika kau terus menjadi orang yang lemah, Kau hanya akan dibenci dan di buang oleh mereka, Tidak perduli seberapa besar rasa sayang mereka kepadamu."

Christy merenung. Apa Yang di Ucapkan oleh rubah Hitam Tidak sepenuhnya salah. Christy selalu merasa kalau dia memang menjadi beban bagi kakanya. Kakaknya adalah Cahaya harapan bagi tanah kerajaan, Sementara dia, Selalu menjadi Putri yang manja. Bahkan sekarang, Kakaknya sangat jarang bermain dengannya. Jika Dia tidak bisa menjadi kuat secepatnya, Dia takut kakanya akan meninggalkannya.

YESSICA : Pianis Di Tengah Hujan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang