Chapter 33 : Kisah Ratu Pandora

96 12 0
                                    

"Hm? Ini di mana?" Yessica melayang di ruangan Hampa dengan Pesona Warna Gelap Mendominasi. Kepalanya terasa sangat sakit berdenyut hebat.

"Apa Yang terjadi padaku?" Dia Ingat setelah Menyanyikan lagu Pianis di Tengah Hujan dengan bantuan energi dari Feni, Pandangannya menggelap dan dia Tidak mengingat apapun.

Tidak lama, Muncul asap Hitam yang membumbung di depan Yessica. Ruangan Hampa berdominasi Hitam itu, berubah seketika menjadi sebuah kamar usang yang terbangun dari kayu. Yessica Tidak Tau ada dimana dirinya sekarang. Dia berfikir ada sesuatu yang menarik kesadarannya kesini. Di pojok ruangan kamar itu, Terdapat Cermin yang sangat besar menempel di dinding. Tepat di depan Cermin itu, Terdapat sebuah Kotak Hitam Yang Cukup Besar. Kotak itu tergeletak begitu saja. Namun yang aneh, Diantara semua benda usang yang ada di kamar ini, Hanya Kotak itu yang terlihat Baru dan bagus.

Yessica menghampiri kotak itu dan berdiri di depannya. Pandangan mata Yessica tertuju pada Bayangan Dirinya di dalam Cermin. Begitu Cantik dan anggun. Tiba-tiba, Kabut Hitam Yang sebelumnya, muncul kembali. dan membentuk sebuah siluet seorang perempuan Cantik yang terlihat lebih tua Dari Yessica. Perempuan itu mengenakan Jubah Merah yang di padukan dengan warna Hitam. Mata Berwarna Gelap dengan Pupil yang berwarna merah, lengkap dengan mahkota Hitam dan kristal merah yang terpasang di atas rambut Hitamnya.

Sosok Perempuan itu muncul di dalam Cermin tepat di belakang Yessica. Yessica berbalik namun tidak ada sosok perempuan itu di kenyataan-nya. Ketika menatap Cermin sekali lagi, sosok perempuan itu masih ada di sana. Menatap Yessica dengan pandangan dingin. Sedikit menyeringai menyeramkan.

"Siapa kau?" Tanya yessica.

Perempuan itu tersenyum misterius, "Kau sangat Cantik. Tapi tidak lama lagi, Semua Yang kau miliki, Akan menghilang Darimu." Ucap perempuan itu.

"Aku tidak mengerti apa maksudmu."

"Bagaimana rasanya, Melindungi orang yang kau sayangi menggunakan kutukanku?"

Mata Yessica membulat sempurna. Sekarang dia Tau siapa perempuan itu. "Kau...Ratu Pandora?" Tidak lama perempuan itu tertawa terbahak-bahak.

"Masih ada Orang yang mengingatku di dunia ini? Sepertinya pengorbanan Wanita jalang itu sia-sia." Ucapnya.

"Lepaskan kutukan mu Dariku!" Sentak Yessica. Perempuan itu menggeleng.

"Bukan begitu Caranya, Gadis manis. Akan aku Ceritakan Sebuah Cerita Yang akan membuatmu kagum." Yessica tidak mengerti apa maksud Perempuan Yang di sebut Ratu Pandora itu.

Sekarang sang pianis hujan~

Sedang melantunkan asmara~

Ditengah kota pun
Dia mainkan melodi yang sedih~

Jemari tetesan air~

Menekan window dikeyboardnya~

Concerto yang hanya untukku~

'Pada saat itu, Sang Pianis Hujan sedang memainkan sebuah lagu sedih di tengah kota dengan menggunakan sebuah keyboard untuk kekasihnya. Jari laki-laki tersebut dibasahi tetesan air mata, sambil menekan keyboard yang sedang ia mainkan.'

Dengan kata kata lembut~

Diputuskan sayonara~

Terlalu tiba-tiba~

Di pinggiran sofa aku~

Hanya duduk dan terdiam~

Menggigit kuku jemariku~

'Dengan lirik lagu sedih, Laki-laki tersebut mengatakan "Sayonara" kepada kekasihnya dengan sangat tiba-tiba. Si Gadis yang sedang menikmati lantunan lagu yang sedang dibawakan Laki-laki tersebut mendadak menjadi kaget dan tidak bisa melakukan apa-apa. hanya duduk dan terdiam, sambil merasa menyesal Dan kecewa.'

YESSICA : Pianis Di Tengah Hujan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang