"Bagaimana, Kalian sudah menemukannya?"
Para pengawal memberi Hormat,"Mohon maaf Yang mulia, Putri mira masih belum bisa di temukan."
"Dasar Tidak berguna! Cari di seluruh Hutan dan seluruh Kota. Jika malam ini tidak bisa menemukannya, Kalian Yang akan ku penggal." Ucap Gracio dengan penuh emosi.
"Baik Yang mulia." Tidak ingin menerima kemarahan Gracio, Kedua pengawal itu lari tunggang-langgang Dari aula singgasana.
"Sekarang puas kamu! Gara-Gara kamu Mira Hilang sekarang. Apa kamu tau, Jika sampai terdengar Oleh Raja Oniel? Kerajaan Orbion menjalin Hubungan Yang baik dengan Tanah Glory. Jika sampai terdengar, Tanah Felip akan berakhir. Dan semua ini karena kamu!" Ara masih diam. Dengan amarah Gracio Yang masih meluap luap. Ara menerima semuanya Adalah ulah dirinya. Saat itu dia tengah kacau akan kebenciannya. Mira sangat marah Bukan karena Ara membenci dirinya, Tapi seandainya Dia Hamil, dia marah karena Ara tidak mengakui anaknya.
Ara boleh membenci Mira, Tapi anak dalam kandungannya tidak ada Hubungannya. Ara merasa bersalah akan hal ini. Tidak lama sejak Kedua prajurit yang berlari pontang-panting. Kini seorang prajurit Datang lagi dengan kondisi panik.
"Lapor Yang mulia, Putri Mira Sudah di temukan. Tapi—"
"Tapi apa?" Tanya Ara Cepat.
"Mohon ampun Pangeran. Putri Mira terserang Virus Yang Baru-baru ini menyebar. Sebagian Tubuhnya Berubah menjadi Kristal."
Bagai Sambaran petir Yang dasyat. Tubuh Ara menegang. Semua Ini salahnya. Jika Bukan karena keegoisannya, semua ini tidak akan terjadi.
"Lalu bagaimana keadaannya?" Tanya Gracio.
"Kami menemukan Putri Mira di tengah Hutan, Arah Tenggara. Karena Virus Yang menyerangnya, Kami Menunggu Perintah Yang mulia."
"BODOH! Bawa kembali sekarang. kalau tidak, Kalian Yang akan kupenggal!" Sentak Ara. Sangat jarang Ara marah seperti ini. Biasanya dia selalu tenang Dalam keadaan apapun. Dia sangat merasa bersalah Pada Mira. Keegoisannya perlahan Mulia luluh. Mungkin Yessica benar, Dia Harus mulai belajar menerima Mira Di Hidupnya.
***
"Bagaimana?" Tanya Ara.
"Mohon maaf Pangeran. Sangat sulit untuk menetralisir Virus Yang ada Dalam Tubuh putri Mira. Takutnya—"
"Lakukan apapun untuk menyembuhkannya. Kalau tidak, Kalian Yang akan menerima akibatnya!" Ucap Ara dingin.
"Hamba Punya Saran Yang mulia." Ucap penasehat kerajaan.
"Katakan...." Potong Gracio.
"Hamba dengar, Seminggu belakangan ini, Putri Yessica dari kerajaan Kagami, Sedang belajar Tentang Alkimia. Dan hamba dengar, Putri Yessica membuat keajaiban dengan Menciptakan Pill Divine aurora. Pill legendaris Yang hanya Bisa di buat oleh sang Raja Tanpa mahkota. Pill itu kabarnya memiliki Kekuatan Penyembuhan yang teramat Kuat. Hamba Kira, Hanya Pill itu yang bisa menyembuhkan Putri Mira." Usul penasehat.
Ara terdiam sementara. Lalu tidak lama dia berucap dengan tegas, "Siapkan Kuda, Aku akan pergi ketanah Kagami, malam ini..." Ucapnya.
"Ara..Kamu.." Desis Shani.
"Semua ini terjadi karena keegoisanku. Aku Yang bersalah dalam Hal ini. Jadi biarkan aku yang menyelesaikannya." Ucap Ara, Tanpa berbalik.
Gracio meminta beberapa Prajurit Untuk mengawal Ara. Tapi dia menolak. Dia akan mengatasinya sendiri. Dan sebelum pergi, Gracio memberitahukan bahwa Mira sedang Hamil. Ara terkesiap, Gracio memberitahu alasan kenapa Mira tidak ingin Ara untuk mengetahuinya lebih dulu. Sekarang Ara mengetahui alasan, kenapa Mira begitu sangat marah. Meski hatinya masih mencintai Yessica, Ara akan mencoba menerima kenyataan dan mencoba membuka Hati Untuk Mira dan Calon buah Hatinya.
***
Di tengah perjalanan. Ditengah Hutan Yang cukup Gelap. Tidak sengaja Ara berpapasan dengan seorang pengemis wanita muda. Penampilan yang kusut dan acak acakan meski dia masih terlihat Cantik, dengan Rambut Putih panjang Yang menjuntai. Gadis pengemis itu, Tengah duduk di sisi jalan, menyandarkan dirinya Pada sebuah pohon besar. Dia terlihat kelaparan dengan mengusap perutnya. Meski Dalam keadaan Terburu-Buru, Ara Bukan Orang jahat Yang akan melihat orang lain mati kelaparan. Beruntung, Shani memaksanya Untuk membawa sedikit makanan. Jarak Kerajaan Kagami dan kerajaan Felip Cukup jauh. Melewati beberapa Gunung dan beberapa Kota, Baru bisa sampai ke ibu Kota.
Ara menghentikan laju kudanya dan Turun dengan pelan. Membuka penutup bekalnya dan menaruh Makanan itu di depan si pengemis. Melihat Ada makanan yang datang, Tidak Ragu pengemis Itu dengan Rakus menyantap makanan Yang di berikan Ara. Ara sedikit tersenyum simpul sebelum akhirnya kembali menaiki kudanya.
"Tunggu...." Ara berbalik dan menatap Gadis pengemis itu.
"Apa Yang Bisa kubantu?" Tanya Ara. Gadis Itu menggelengkan kepalanya. Pertanda Tidak ada Yang dia Butuhkan. Dia mengeluarkan Sebuah Gelang Hijau dengan Batu kristal Zamrud di tepinya. Gadis itu kemudian berucap, "tuan, ini adalah tanda terimakasih ku. Terimalah.." Ara melihat Gelang yang di berikan pengemis itu. Ara menarik kembali pemberian Gadis Itu Tapi si Gadis memaksanya dengan keras. Tidak ingin mengulur waktu lebih lama lagi, Ara akhirnya menerima Gelang itu dan tidak Lupa berterima kasih.
"Datanglah ke tanah felip. Dan aku akan menjamu-mu nanti." Ara menaiki kudanya dan melaju Pergi. Setelah kepergian Ara, Gadis pengemis itu menyeringai. "Menarik." Ucapnya.
***
Setelah Melewati Jarak Yang Cukup Jauh tanpa berhenti. Ara akhirnya Tiba di Gerbang Utama kerajaan Kagami pada sore Hari berikutnya. Rintangan lainnya Datang Pada Ara, Saat penjaga gerbang menghentikannya. "Maaf tuan, saat Ini Kota sedang diisolasi. Orang Yang tidak berkepentingan dilarang masuk."
"Saya Zahran Nur Kahiri. Putra Mahkota Kerajaan Felip. Saya Ingin bertemu dengan yang mulia Putri Yessica." Kedua Perajurit itu saling berpandangan.
"Maaf pangeran. Kami harus melaporkannya dulu pada yang Mulia." Ucap pengawal.
"Saya sedang terburu-buru. Apa saya tidak bisa masuk?" Ucap Ara dengan tegas.
"Maaf pangeran, Ini perintah Langsung dari Yang mulia Raja Jinan." Ara menghela nafasnya. Dia tau Ini tidak akan mudah.
"Baiklah." Ucap Ara.
***
Di ruang singgasana, Sedang berkumpul beberapa orang penting termasuk Yessica dan adiknya yang duduk di dekat Aya. Mereka sedang membahas dan mengagumi kemampuan Yessica Dalam Alkimia.
"Yang mulia, Apakah Pill Divine Aurora Tidak Bisa di produksi secara masal? Jika Seperti itu, akan sangat membantu dalam situasi saat ini." Ucap Mentri kerajaan.
"Itu bukan Hal yang mudah, Selain bahannya Yang langka, Si pembuat Juga harus memiliki Energi murni Yang besar. Saat ini Putri Yessica Hanya bisa membuat satu saja." potong Aya.
Yessica tidak berkomentar. Apa yang di katakan perdana Mentri benar, Jika Pill itu bisa di produksi secara masal, maka semua orang yang terpapar Virus, Bisa di sembuhkan. Tapi Aya Juga benar, Saat ini kemampuannya masih Jauh dari kata Cukup. Dia harus berlatih lebih keras.
"Apa tidak cara lain, Untuk menanggulangi Virus ini. Selain dengan Pill Divine Aurora?" Tanya Yessica.
"Mohon maaf Putri, Semua Tabib dan Alkemis senior sudah berusaha semampunya. Tapi hanya Pill Yang Putri buat, Yang mampu mengatasi serangan Virus tersebut." Ucap perdana Mentri. Yessica menghela nafas. Memang sangat sulit.
Jinan berfikir keras, Dia tidak Mungkin memaksa Putrinya sendiri.
"Sebisa Mungkin Cari Cara yang lebih efektif, Kita tidak Bisa hanya mengandalkan satu Orang saja." Ucap Jinan."Baik yang Mulia."
Tidak lama Ada prajurit Yang datang dan memberi Hormat Pada Raja. Di hadapan semua Orang Yang bertanya-tanya, Prajurit Itu melaporkan kedatangan seseorang.
"Lapor Yang mulia, Pangeran Zahran Dari kerajaan Felip, memaksa untuk bertemu dengan Putri Yessica." Laporan Dari Prajurit itu membuat Yessica tercekat dan bertanya tanya.
'Ara, Mau apalagi Dia?' Batinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YESSICA : Pianis Di Tengah Hujan
FantasyKasta yang berbeda mengharuskan mereka berdua berpisah. Meski kenyataan sangat sulit di tentang. Keduanya Hidup dalam senyuman palsu. Yessica hanya anak dari seorang penjahit, sedangkan Ara adalah seorang pangeran kerajaan. Takdir memang sangat keja...