Chapter 59 : Teman Masa Kecil

64 10 0
                                    

Feni merasakan Perasaan Yang Akrab, ketika Tidak sengaja dirinya Menatap pada satu Garis Dengan Pria pengguna teknik Ilusi Tersebut. Seperti sebuah Ikatan Yang terjalin sejak Lama. Namun, Dalam-dalam Feni Menepis Prasangka Yang menurutnya Konyol Tersebut. Tentu saja itu bukan Hal Yang masuk akal baginya, Feni pertama kali melihat pria itu hari ini, Jadi Tidak Mungkin Ada sebuah benang merah di antara mereka.

Akibat Tidak ada Lagi peserta Yang bertahan, Maka secara resmi sang pengguna teknik Ilusi memenangkan Pertandingan.

"Kau Yakin Bisa mengalahkan dia?" Tanya Boby.

"Aku Tidak akan meremehkan-nya, Tapi Dia berada satu tingkat di bawahku." Ucap Feni.

"Berhati-hatilah, Aku merasakan sesuatu Yang Aneh dari pria itu." Ucap Athena. Dan tentu saja, Hanya Feni Yang Bisa mendengarnya.

"Apa Maksud Ibu?"

"Entahlah, Aku Tidak tau pasti. Dia memiliki rahasia Tersembunyi."

"Apa menurutmu, Itu adalah Tentang Tubuh Suci?" Kembali Feni bertanya.

"Jika memang tentang itu, Harusnya kamu yang lebih tau dari ibu." Balas Athena.

"Jika memang dia memiliki tubuh suci terakhir, harusnya kasusnya sama seperti Vino Dengan Tubuh Suci Yang tersegel."

"Gunakan teknik Harmonia Kesedihan Untuk memastikannya, Di pertandingan nanti." Ucap Athena.

"Aku mengerti."

"Feni?"

"Ah? Iya kenapa?" Feni sempat terkejut, ketika Boby Menepuk pundaknya.

"Ayah panggil dari tadi kamu melamun, Apa kamu baik-baik saja." Tanya Boby.

"Iya, Aku baik-baik saja. Aku harus bersiap-siap dulu." Ucap Feni. Dia beranjak Dari Tempatnya, Dan pergi ke Ruang belakang. Tentu Tidak mungkin Feni akan memberitahu Boby, Kalau dia sedang berbicara dengan Perempuan dari Dimensi Lain. Hal Itu akan memancing lebih banyak tembakan padanya.

Sementara itu di tempat Yessica, Mereka sedang menunggu Pertandingan terakhir, Antara Sang Putri Tanah Iblis dan sang pengguna Teknik Ilusi. "Apa kak Feni Bisa menang dari Orang itu?" Tanya Yessica menoleh pada Vino. Sementara di pangkuannya Terdapat seorang Bayi Mungil Yang sedang bermain dengan Rambut Yessica.

"Sayang, Jangan di Gigit." Ucap Yessica. Ketika bayi Mungil tersebut, Hendak memakan Helai Rambut Yessica. Indira Seruni Vatinia, Putri Dari Ara Dan Mira Tersebut sangat Akrab dan nyaman berada di pangkuan Yessica. Tak Jarang dia tertawa Menggemaskan sambil meminta Untuk Yessica menciumnya.

"Aku percaya Kak Feni Bisa mengalahkannya dengan mudah. Tapi aku menduga pria itu belum menunjukan Seluruh kekuatannya." Balas Vino, Atas pertanyaan Yessica sebelumnya.

"Aku penasaran apa Yang akan terjadi hari ini."

"Kita Bisa melihatnya sebentar Lagi." Balas Vino.

Setelah Jeda Yang di berikan sudah Cukup lama, Pertandingan terakhir dan yang paling di nantikan sudah Tiba. Kembali Pria pengguna teknik Ilusi melangkah dengan Gagah, di sambut dengan Suara riuh dari para penonton yang menyerukan namanya. Terutama Untuk para Gadis Yang sudah mengidolakan Dirinya sejak Awal. Pria itu sekarang menjadi perbincangan Panas Di seluruh Benua Atlantis.

Tidak lama Feni keluar dari tempatnya dengan mengenakan setelan Yang terbilang Simpel Dan Ringan. Suara Seruan Juga Tidak kalah Heboh Dari para penonton. Keduanya saling menatap Tanpa Arti di tengah Arena.

"Salam Yang mulia. Saya merasa terhormat bisa bertarung dengan Anda." Ucapnya membungkuk.

"Tidak perlu seformal itu, Suatu kehormatan juga Untuku, Bisa bertarung dengan seorang pengguna Ilusi Yang kuat." Balasnya.

YESSICA : Pianis Di Tengah Hujan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang