Selingkuh?

6.4K 374 34
                                    

Ibu keluar dari rumah sakit setelah tiga hari dirawat, lalu dinyatakan sembuh dan boleh pulang.

Sebagai bentuk rasa syukur atas kesembuhan ibu,keluarga mengundang ibu-ibu tetangga untuk ngaji bersama sekaligus makan-makan.

Tapi ada tetangga yang salah paham dengan mengira itu adalah syukuran kehamilan Azkiya.

Celetukan-celetukan tetangga pun terdengar sampai telinga Azkiya.

"Syukuran kehamilan kok pulangnya nggak sama suami?"

"Jangan-jangan lagi pisah ranjang?   Kasihan banget mana lagi hamil muda."

"Kan apa aku bilang! Suami kaya raya kalau ujung-ujungnya cerai mah percuma."

"Mana udah bangga-banggain lagi kalau menantu seorang santri nggak akan neko-neko. Lah ini buktinya.
Cerai pasti karena ada orang ketiga."

Sebagai manusia biasa yang punya perasaan sensitif, tentu saja Azkiya sakit hati mendengar para tetangga yang nyinyir tiada habis.

Padahal yang dibicarakan adalah hoax semata.

Dia belum hamil dan tidak akan pernah bercerai dengan Haikal. Titik.

"Kamu istirahat saja di kamar. Jangan temuin ibu-ibu itu. Biar ibu yang hadepin."

"Bu..." Azkiya ingin menahan ibu, tapi pintu kamarnya segera ditutup dari luar.

Ia mengusap air mata di pipi sembari mengucap banyak istighfar dalam hati.

Selalu ingat dengan kata-kata, tidak apa-apa dibenci makhluk,asal jangan sampai dibenci Allah.

Saat mengecek ponsel, Azkiya masih menemukan nomor Haikal dalam keadaan tidak aktif sejak dua hari yang lalu.

Menurut perkiraan, hari ini Haikal sudah kembali ke pesantren.

Kalau memang ponselnya mati daya,  seharusnya Haikal berusaha untuk menghubungi Azkiya menggunakan ponsel siapapun di pondok.

Ini membuat Azkiya over thinking dan tak tenang.

[Lin, Abah dan ibu nyai sudah pulang dari Madura belum?]

Azkiya terus menatap ponselnya,  berharap Marlina yang sedang aktif segera membalas pesannya.

Kalau sampai besok Haikal masih tidak ada kabar, kemungkinan besar  Azkiya akan memilih pulang sendiri tanpa dijemput suaminya.
Ia lebih mengkhawatirkan kondisi suaminya sekarang.

Ting!

Satu pesan masuk dari nomor Marlina, yang langsung dibaca oleh Azkiya.

[Sudah mbak, subuh tadi.]

"Kalau begitu Haikal juga sudah pulang dong? Atau langsung pulang ke rumah ya?"

Yang dilakukan Azkiya saat ini hanya terus mengira-ngira dan mencoba tetap berpikiran positif.

Sampai kemudian, jam 12.30 setelah  Azkiya salat zuhur, ia kembali membuka ponsel dan menemukan sebuah nomor tidak dikenal mengirimkannya foto.

"Ya Allah, Mas Haikal?!"

Di foto tersebut, sangat jelas menampilkan sosok Haikal sedang duduk berdua dengan mbak Wulan di sebuah kafe.

Memang tidak memunculkan foto adegan romantis. Tapi itu saja sudah membuat hati Azkiya tercabik-cabik.

Tangannya yang gemetar, kini mengirimkan balasan pada nomor asing tersebut.

[Siapa kamu? Dari mana kamu mendapatkan foto itu?]

Azkiya tidak sabar menunggu balasan dari orang yang mengirimkannya foto Haikal bersama Mbak Wulan. Ia pun langsung menekan icon panggil pada nomor asing itu dan ditolak.

Jodoh Mbak SantriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang