Gunung Bromo adalah gunung yang terletak di antara beberapa kabupaten. Probolinggo, Malang, Lumajang, dan Pasuruan.
"Kamu senang?" tanya Haikal yang kini menatap Azkiya di sampingnya.
Mereka dan beberapa orang di sekitar sedang menikmati sunrise yang menakjubkan, yang keindahannya banyak diabadikan lewat kamera ponsel.
Adapun tempat mereka untuk melihat sunrise di sekitar gunung Bromo, salah satunya berada di bukit cinta.
"Seneng banget, Mas. Terima kasih."
Azkiya memeluk Haikal. Dinginnya suasana Bromo tentu kalah dengan hangatnya pelukan sang istri, dengan manisnya senyum Azkiya yang membuat hidup Haikal baik-baik saja.
Senyum itu akan selalu Haikal usahakan agar terus ada di wajah Azkiya, perempuan terkasihnya.
Selesai melihat sunrise, keduanya menuju gunung Bromo menggunakan mobil Jeep.
Seperti biasa, Haikal yang memiliki banyak follower di sosmed, kini tengah membuat mini vlog yang nantinya akan di upload di akun sosial media miliknya.
"Untuk kalian guys, yang mau healing ke Bromo, di sini dingin banget guys. Jadi wajib membawa pasangan halal agar bisa kalian peluk saat kedinginan."
Haikal melakukan gerakan memeluk Azkiya dari samping, membuat perempuan pemalu itu langsung menutup wajahnya agar tak terekam kamera ponsel milik Haikal.
Keduanya turun dari mobil Jeep ketika sudah begitu dekat dengan gunung Bromo yang memiliki ketinggian 2.329m.
Untuk menuju ke sana bisa dengan jalan kaki atau naik kuda. Tentu saja Haikal memilih naik kuda biar lebih romantis.
"Saya naik berdua sama istri saya, Mas. Sampean jadi kameramen saja. Tolong ya. Nanti saya tambahin tips."
Haikal memberikan ponselnya pada bapak-bapak yang menawarkan jasa naik kuda.
Azkiya sudah berada di atas punggung kuda. Wajahnya tidak bisa menyembunyikan kalau dia takut.
"Oke, Mas. Tapi kudanya gimana?"
"Saya bisa menunggang kuda. Dijamin aman!"
Azkiya langsung menatap tak percaya pada suaminya. "Beneran bisa, Mas? Takutnya kuda ini tantrum dinaiki kamu."
"Eits! Jangan salah, Cintaku. Begini-begini juga aku ada sedikit keturunan nabi Sulaiman yang bisa bahasa hewan. Jadi ngobrol sama kuda sudah hal yang biasa."
Azkiya melirik si bapak-bapak yang berekspresi seolah tidak percaya dengan kata-kata Haikal.
Tentu saja, Azkiya juga begitu.
Tapi kita lihat saja buktinya. Haikal ikut naik dan kini duduk di belakang Azkiya, memeluk istrinya dari belakang.
"Are you ready, Baby?"
Azkiya mengangguk cepat agar Haikal berhenti bicara random.
"Sapi, go!!" Haikal menirukan dialog sebuah film kartun.
Azkiya geleng-geleng kepala menahan senyum malu.
Namun ternyata Haikal benar-benar bisa menunggu kuda dan menjalankannya dengan baik.
Sedangkan bapak-bapak pemilik kuda, sementara cosplay jadi kameramen yang merekam momen pasutri naik kuda.
Sesampainya di kaki gunung Bromo, Haikal dan Azkiya memilih jalan kaki untuk sampai ke puncak.
Dari jaket kembaran yang mereka pakai, orang-orang yang melihatnya sudah bisa menebak kalau mereka adalah pasangan kekasih, yang untungnya sudah halal.
"Gak usah gengsi untuk bilang capek, Yang. Biar aku gendong," ujar Haikal disaat mereka mulai berjalan menaiki gunung Bromo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Mbak Santri
Genç Kurgu( BISMILLAH PROSES TERBIT ) "Jodoh santri ya santri lagi." Di dunia pesantren, adat perjodohan sudah menjadi hal biasa yang sering terjadi. Azka Azkiya merasakan hal itu di tahun kedelapan dirinya nyantri di pondok pesantren Al-Furqon. Abah Yai menj...