Azkiya membuka kolom chat dengan Haikal, berniat untuk menanyakan sesuatu yang berkaitan dengan kabar bahagia yang Ibu maksud.
Namun ia salah fokus dengan lebih dulu melihat status yang dikirim Haikal satu jam yang lalu.
"Ya Allah, Mas?!"
Azkiya berseru tertahan saat melihat status Haikal berisi video dirinya saat naik dokar menuju makam sunan Demak.
Sebelumnya Azkiya sudah curiga kalau niat Haikal memvideokan dirinya pasti dengan tujuan diupload.
Dan laki-laki itu menulis caption di bawahnya.
[Naik dokar bersama Tuan Putri. Aslinya si kuda bisa terbang agar perjalanan bisa dengan cepat sampai. Tapi lebih baik berjalan saja agar Paduka bisa menghabiskan waktu yang lama, berdua dengan Tuan Putri tercinta.]
Paling bisa emang laki-laki bermulut manis ini!
Lalu Azkiya penasaran dengan status teman pondok yang sepertinya familiar.
Ternyata saat dibuka memang screenshot dari status Haikal dijadikan repost status oleh teman pondoknya. Dengan tambahan caption.
[Manisnya Paduka memperlakukan Tuan Putri. Aduh! Jadi pengen punya pasangan halal.]
Lalu repost status serupa dilakukan oleh tiga teman pondoknya yang lain.
Perempuan yang membuat iri banyak orang tersebut hanya geleng-geleng kepala tanpa berkomentar banyak.
Untung Marlina dan Asri tidak membuat status yang sama. Kalau iya, Azkiya sudah menyuruh untuk menghapusnya detik ini juga.
***
Tiba di area makam sunan Bonang, jam menunjukkan hampir tengah malam.
Bis yang parkir jauh dari area makam, membuat para santri harus berjalan kaki lumayan jauh untuk sampai ke sana.
Sebenarnya ada transportasi becak. Tapi ini sudah tengah malam. Jadi driver becak sudah pulang ke rumah masing-masing.
"As, temanin ke toilet sebentar "
Saat Azkiya mengajaknya, Asri terlihat keberatan karena rombongan santri putri sudah mulai berjalan kaki duluan, diikuti rombongan santri putra di belakangnya. Asri takut ketinggalan.
Tapi ia ingat lagi dengan teguran Haikal untuk jangan meninggalkan istrinya sendirian.
"Ayo mbak."
Akhirnya Asri mau mengantar Azkiya untuk ke toilet sebentar.
Sekitar lima menit kemudian, Azkiya keluar dari toilet dan terlonjak kaget melihat yang berdiri di depannya bukan lagi Asri, melainkan suaminya sendiri.
"Mas kok tau aku di sini? Asri mana?"
Kepala Azkiya menoleh kanan kiri, mencari sosok Asri yang tadi menemaninya ke toilet.
"Aku suruh pergi duluan. Kamu jalan sama aku. Ayo!"
Digandenglah tangan Azkiya oleh Haikal. Itu membuat hangat saat udara malam menyapanya tanpa ragu.
Mereka jadi yang terakhir berjalan menuju makam sunan Bonang.
Tahlil dipimpin langsung oleh Abah Yai. Walau sudah larut malam, masih ada jama'ah selain rombongan pesantren Al-Furqon yang berziarah ke makam sunan Bonang.
Sekalian di masjid sunan Bonang para santri melakukan sholat isya yang tadi sempat tertunda.
[Pulangnya bareng!]
Itu chat masuk dari nomor Haikal setelah Azkiya melaksanakan sholat isya di mesjid.
Perempuan yang tak suka jadi pusat perhatian itu tentu akan memilih balik ke bis dengan berjalan kaki bersama para santri daripada berdua dengan Haikal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Mbak Santri
Teen Fiction( BISMILLAH PROSES TERBIT ) "Jodoh santri ya santri lagi." Di dunia pesantren, adat perjodohan sudah menjadi hal biasa yang sering terjadi. Azka Azkiya merasakan hal itu di tahun kedelapan dirinya nyantri di pondok pesantren Al-Furqon. Abah Yai menj...