Subuh-subuh, MUA sudah datang ke kamar Azkiya.
Ia kembali memakai gaun layaknya Cinderella satu hari. Tema warna resepsi di rumahnya adalah biru langit, warna kesukaan Azkiya.
"Mbak mau makan apa?" tanya Rahma, keponakannya.
"Mau lemper isi ayam. Ada gak?"
"Gak ada sih. Tapi bentar, aku beliin di luar."
Rahma segera keluar dari kamar. Sebenarnya Azkiya ingin meminta tolong dipanggilkan Haikal.
Tapi ya sudahkah. Nanti juga laki-laki itu muncul sendiri.
Pukul enam pagi. MUA yang merias Azkiya sudah pada tahap akhir, memakaikan kerudung.
Azkiya lapar dan Rahma belum juga kembali membawa lemper yang diinginkan olehnya.
"Assalamualaikum!"
Pintu kamar dibuka, muncul sosok Haikal yang sudah rapih dengan jas pengantin dan sarung berwarna biru, senada dengan gaun yang dipakai Azkiya.
"Waaalaikumussalam."
"Kakanda datang membawa lemper ayam pesanan Adinda tercinta."
Azkiya melirik Haikal yang kini duduk di sampingnya. Laki-laki itu terlihat mengeluarkan sesuatu dari kantung plastik.
"Kakanda suapin ya!"
Tidak peduli dengan kehadiran dua MUA di ruang yang sama, Haikal menunjukkan sisi bucinnya yang membuat si pengantin wanita salah tingkah sekaligus menahan malu.
"Gak usah. Aku bisa makan sendiri," kata Azkiya, menolak.
"No! Nanti tangan Adinda jadi kotor. Kakanda suapin aja."
Tidak ada yang bisa Azkiya lakukan selain pasrah dan menurut. Bibirnya yang sudah dipoles lipstik, terbuka sedikit saat Haikal ingin menyuapi dirinya dengan potongan lemper dalam ukuran besar.
"Mulutnya dibuka lebar, Yang. Masalah lipstik luntur mah bisa dipake lagi. Iya kan Mbak?" tanya Haikal pada sang MUA.
"Iya, Mas. Bisa banget," jawab sang MUA.
"Atau mau Kakanda buat luntur lipstiknya dengan cara lain?"
Seisi kamar langsung paham dengan maksud ucapan Haikal itu.
Azkiya yang malu parah, hanya bisa mencubit keras lengan suami ajaibnya itu. Sebab mulutnya sedang sibuk mengunyah potongan lemper yang lumayan besar.
Setelah MUA selesai bertugas, Haikal meminta waktu ditinggal berdua dengan Azkiya di dalam kamar.
"Masya Allah, bidadariku. Cantik terus, gak bosen apa?"
Azkiya sedang minum dan Haikal terus menatapnya dengan terpesona.
"Mas, aku ngantuk."
Azkiya menutup kedua matanya, yang sebenarnya ia sedang menghindari kontak mata langsung dengan Haikal yang bisa sekali membuatnya salah tingkah.
"Daripada ngantuk, mending kita siaran langsung!"
Memang beda, Haikal si paling banyak follower sosial medianya itu. Apa-apa diupload. Apa-apa dijadikan live.
Azkiya kembali membuka mata dan menemukan ponsel Haikal sudah berada tepat di hadapannya.
"Ya Allah, Mas! Deket banget kameranya."
Azkiya menjauhkan ponsel Haikal yang sudah dalam mode live sosmed. Ia menutupi wajahnya agar tidak terekspos di sosmed suaminya.
"Seluruh dunia harus tau! Kalau istriku Masya Allah cantik sekali."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Mbak Santri
Teen Fiction( BISMILLAH PROSES TERBIT ) "Jodoh santri ya santri lagi." Di dunia pesantren, adat perjodohan sudah menjadi hal biasa yang sering terjadi. Azka Azkiya merasakan hal itu di tahun kedelapan dirinya nyantri di pondok pesantren Al-Furqon. Abah Yai menj...