Game Seru!

5.6K 351 17
                                    

Tepat hari ini dua bulan sudah Azkiya tidak pulang ke rumah dan tidak berkunjung ke pesantren Al-Furqon.

Pasca Mama keluar dari rumah sakit, ia dan Haikal menemani Mama yang kini tinggal di rumah om Haris.

Banyak cerita yang Azkiya dapatkan tentang kondisi Mama saat ini. Bahwa mama sudah bercerai dengan suami bulenya itu.

Dan kemarin, Mama sudah mengucap syahadat kembali, dibimbing oleh Haikal.

Momen haru itu menguras tangis banyak orang.

Azkiya juga senang akhirnya ia bisa bertemu dan dekat dengan mama mertua.

"Mama masih pengen diajari ngaji, Kal. Kenapa kalian buru-buru pulang."

Mama terlihat keberatan saat hari ini Haikal dan Azkiya pamit untuk pulang.

Walau hidup di Jakarta enak, tapi itu bukan kehidupan yang menenangkan bagi Azkiya.

Ia rindu pesantren, tempat paling nyaman untuknya pulang. Walau beberapa kali, pesantren juga tempat luka itu hadir.

"Berarti mama aja yang ikut kita. Sekalian masuk pondok biar belajar ngajinya full 24 jam!"

Jawaban ngawur Haikal itu mendapat cubitan keras dari Azkiya.

Bisa-bisanya Haikal menyuruh mamanya untuk daftar mondok.

"Ya udah, nanti mama akan sering-sering datang ke rumah kamu ya. Mama juga belum shopping time sama Azkiya."

Azkiya tersenyum ramah saat Mama memeluknya sebelum mereka masuk mobil.

***

Kehidupannya berjalan seperti biasa setelah Azkiya kembali.

Haikal tetap jadi supir Abah Yai, Azkiya tetap ngajar ngaji di TPQ tiap sore.

Tapi hari ini ada yang berbeda. Saat Azkiya pulang dari mengajar, ia menemukan ada suara lain dari dalam rumahnya.

"Assalamualaikum."

"Waaalaikumussalam."

Dua laki-laki menoleh saat Azkiya berjalan masuk ke dalam rumah. Lalu senyum perempuan itu muncul kala melihat Gus Fauzan ada di rumahnya, sedang duet qiro'ah dengan Haikal.

"Nah, salaman dulu sama Umi."

Gus Fauzan menurut saja ketika Haikal menyuruhnya untuk salaman dengan Azkiya yang baru datang.

Mana dipanggil 'Umi' beneran lagi.

"Anak soleh, gak usah nurutin ucapan mas Haikal yaa. Gus Fauzan panggil Umi cuma untuk Umi Ana. Panggil mbak Azkiya saja."

Tapi dasarnya Gus Fauzan lebih klop dengan Haikal, bocah laki-laki itu justru meledek dengan terus memanggil Azkiya dengan sebutan Umma. Agak diganti sedikit, biar panggilan Umi hanya untuk ning Ana.

Sampai malam, ternyata Gus Fauzan masih ada di rumahnya. Dan Haikal baru memberi tahu kalau Gus Fauzan ingin menginap di rumah mereka.

Untuk itu, Azkiya membuat jajanan kekinian agar Gus Fauzan betah di rumahnya.

Malam ini, Haikal juga tidak ke mana-mana. Mereka bertiga hanya berkumpul di rumah.

"Umma, malam ini aku boleh nginep di sini?"

Gus Fauzan datang ke dapur, melihat Azkiya sedang membuat martabak manis mini dengan toping berbagai rasa.

"Tentu boleh, Gus."

"Tidurnya boleh juga sama Umma dan Baba?" tanyanya lagi.

Untuk pertanyaan ini, Azkiya segera melirik Haikal yang baru bergabung di dapur.

Jodoh Mbak SantriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang