Ketulusan cinta itu ada pada mata indah milik Haikal An-nawa.
Azkiya tenggelam dalam tatapan cinta dan kasih sayang dari Haikal, laki-laki yang melakukan banyak cara untuk membuktikan rasa cintanya.
Tiba-tiba ia ingin menangis haru. Bahwa Allah begitu Maha Baik menghadirkan Haikal dalam hidupnya, jadi pendampingnya.
Saat dulu yang diinginkan Azkiya adalah bersama Gus Fikri. Ternyata takdir Allah lebih indah.
Bersama Haikal, kebahagiaan dalam berumah tangga itu nyata adanya.
Walau orang lain menyakiti, tidak suka dengan kehadirannya, Haikal selalu jadi garda terdepan untuk melindunginya, untuk selalu ada.
"Yah, Umma kalah!"
Suara Gus Fauzan membuat Azkiya tersadar dan tak terasa justru pipinya kini banjir oleh air mata.
Ia segera mengusapnya dan memaksa untuk tersenyum. Tapi justru air matanya semakin deras membanjiri pipi.
"Gus, kayanya Umma gak mau menerima kekalahan. Jadi drama nangis gini," ucap Haikal sembari menarik Azkiya ke dalam pelukan.
Gus Fauzan bangkit dari posisi duduknya. "Sebentar, aku ambil tisu dulu."
Setelah kepergian Gus Fauzan, Haikal mengecek keadaan Azkiya. Ia tatap dari dekat wajah bidadarinya yang sedang menangis.
"Kamu mikirin apa sampe nangis gini?"
"Nggak. Aku cuma ... bersyukur punya pasangan kaya kamu. Terimakasih banyak Mas."
Haikal geleng-geleng kepala, tak menyangka. "Ya Rabbi ... aku kira kamu mikir yang nggak-nggak. Iya sayang, sama-sama. Aku lebih bersyukur bisa jadi suami dari crush pondokku."
Pelukan keduanya semakin erat. Pasangan yang saling bersyukur memiliki satu sama lain.
Bukankah itu yang penting? Bersyukur dan saling percaya adalah kuncinya.
Haikal memperjuangkan cintanya sejak lama. Dan setelah berhasil mendapatkannya, ia akan tetap memperjuangkan cintanya sampai akhir.
Karena perempuan seperti Azka Azkiya memang pantas untuk diperjuangkan, pantas juga untuk dipertahankan.
Malam itu, pasutri tersebut tidur bersama dengan Gus Fauzan yang berada di tengah.
Sudah seperti simulasi punya anak saja.
***
Paginya, Gus Fauzan berangkat sekolah dari rumah Azkiya.
Semua keperluannya sudah dipersiapkan oleh Azkiya. Ia merasa benar-benar jadi mama muda yang mengurus anaknya berangkat sekolah.
"Ini, Umma kasih uang jajan."
Azkiya memberikan selembar uang berwarna biru untuk Gus Fauzan. Tapi tidak langsung diambil oleh bocah itu.
"Aku udah dikasih uang jajan juga sama Baba Haikal, Umma."
"Gak papa. Dari Umma juga diterima yaa. Bisa kamu tabung uangnya."
Akhirnya Gus Fauzan mau menerima uang itu dari Azkiya.
Ketiganya sarapan dengan menu nasi goreng sosis yang dibuat oleh Azkiya. Kemudian Haikal bagian mengantar Gus Fauzan ke sekolah dengan motornya.
"Daah!" Azkiya melambaikan tangannya pada dua laki-laki yang sudah berada di atas motor.
"Daaah, Umma! Pulangnya aku beliin cilok ya."
Azkiya mengacungkan kedua ibu jarinya ke arah Gus Fauzan. Lalu melihat Haikal flying kiss padanya.
Setelah ditinggal pergi oleh keduanya, Azkiya menutup pintu rumah. Ini waktunya ia beres-beres dapur dan kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Mbak Santri
Teen Fiction( BISMILLAH PROSES TERBIT ) "Jodoh santri ya santri lagi." Di dunia pesantren, adat perjodohan sudah menjadi hal biasa yang sering terjadi. Azka Azkiya merasakan hal itu di tahun kedelapan dirinya nyantri di pondok pesantren Al-Furqon. Abah Yai menj...