Jam delapan malam, Azkiya baru memiliki waktu untuk membersihkan diri di kamar mandi.
Sudah menjadi hal yang biasa bagi santri, mandi pada malam hari karena alasan antri dari sore.
Walau aslinya tidak sehat, Azkiya tetap melakukannya daripada gerah seharian belum mandi karena sibuk di dapur.
"Mbak yang di dalam siapa ya?"
Ada ketukan keras di pintu kamar mandi saat Azkiya sedang mencuci muka.
Karena hanya Azkiya seorang diri yang berada di kamar mandi, maka ia menjawab.
"Aku Mbak .... Azkiya. Kenapa ya?"
"Masih lama nggak? Soalnya akan ada santri putra yang ke sini, benerin keran yang bocor. Lebih baik mbak keluar sekarang."
Panik!
Azkiya buru-buru menuntaskan kegiatan mandinya dan berpakaian kembali.
Namun saat akan mengambil kerudung dari gantungan, tanpa bisa dicegah kerudung tersebut jatuh tepat ke dalam WC.
"Aduh!!"
Basah dan terkena najis sudah pasti terjadi pada kerudung satu-satunya yang dia bawa.
Belum juga menentukan solusi atas kejadian itu, terdengar suara obrolan dua orang yang memasuki kamar mandi.
Azkiya seketika diam mematung di balik pintu kamar mandi yang pintunya ia kunci dari dalam.
"Maaf ya, Kang. Saya ajak sampean jadi badal kang Jami."
Azkiya bisa mendengar jelas suara santi putra yang kini berada tepat di depan bilik kamar mandi yang tertutup rapat.
Kalau saja kerudungnya tidak jatuh, ia mungkin sudah berani keluar dan segera pergi dari sini.
"Santai saja Kang. Saya juga sedang tidak ada kerjaan kok."
Tunggu!!
Suara kedua barusan sepertinya tak asing didengar oleh telinga Azkiya.
Ia pun lebih mendekatkan telinganya ke arah pintu untuk menguping pembicaraan dua orang di luar sana.
"Keran bagian mana nih yang bocor?" tanya suara yang tak asing itu.
"Di kamar mandi empat Kang."
"Kamar mandi ini rusak juga? Kok pintunya ditutup?"
Hampir saja Azkiya keceplosan berteriak saat pintu yang berada di dekatnya tiba-tiba diketuk dengan keras oleh seseorang di luar sana.
"Sepertinya tidak Kang. Laporan yang saya terima hanya kamar mandi empat yang bermasalah."
Azkiya melihat handle pintu tersebut digerak-gerakkan dari luar. Semakin panik Azkiya, takut pintu itu dibuka paksa oleh kang santri.
"Kayaknya ada orang deh di dalam. Mbak? Siapa ya?"
Setelah mendengarkan berkali-kali suara yang tak asing itu, baru Azkiya sadar kalau suara itu milik Haikal yang akhir-akhir ini hadir dalam hidupnya.
"Ah masa sih? Tapi tadi katanya kamar mandi sudah kosong dari santri putri."
"Coba dibuka saja untuk membuktikan yang sebenarnya!"
Tangan Azkiya refleks menahan gagang pintu yang terus digerak-gerakkan dari luar.
Ia bisa nangis kejer kalau sampai pintu dibuka paksa dan keadaannya sedang tidak memakai kerudung seperti ini.
"Tuh kan! Gagang pintunya ditahan dari dalam. Sudah pasti ada orang di dalam sini. Tidak mungkin makhluk halus!"
Selain playboy, Haikal ternyata juga senang sekali diajak ke kamar mandi santri putri dan membuka bilik-bilik kamar mandi yang tertutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Mbak Santri
Teen Fiction( BISMILLAH PROSES TERBIT ) "Jodoh santri ya santri lagi." Di dunia pesantren, adat perjodohan sudah menjadi hal biasa yang sering terjadi. Azka Azkiya merasakan hal itu di tahun kedelapan dirinya nyantri di pondok pesantren Al-Furqon. Abah Yai menj...