LDR

6.4K 412 28
                                    

Hari ini mama mertua datang ke rumah. Beliau membawa baju-baju bayi yang lucu. Padahal jenis kelaminnya pun belum diketahui.

"Mama pengen gendong cucu pertama mama, gak sabar deh. Semoga diberi umur panjang yaa."

Azkiya dan mama mertua banyak mengobrol. Tapi obrolan kali ini Mama lebih banyak bertanya tentang umroh dan haji sesuai yang pernah dipelajari Azkiya di pondok.

Kemudian Azkiya baru tahu setelah mama mertua pulang, Haikal bercerita.

"Mama minta ditemani pergi umroh, Yang. Sebelum berita kamu hamil, mama sudah berulang kali minta padaku."

"Yaa gak papa toh? Pergi aja."

Haikal merebahkan kepalanya di atas pangkuan Azkiya. Wajahnya menghadap langsung ke arah perut sang istri yang kini sudah hadir malaikat kecil mereka.

"Aku gak bisa jauh-jauh dari kamu sama dedek bayi. LDR tuh menyiksa banget tau."

"Gak ada sebulan juga, Mas. Jangan sampai mama ngira aku jadi penghalang beliau pergi umroh karena kamu nolak untuk menemani."

Pilihan yang membuat Haikal dilema. Kini ia sedang bahagia-bahagianya dengan kabar kehamilan Azkiya.

Tapi harus mendadak LDR jika menemani mama pergi umroh.

"Pergi aja ya Mas? Aku gak papa. Nanti aku pulang ke rumah Ibu."

Keduanya saling pandang. Azkiya tersenyum meyakinkan. Ia ingin Haikal tetap berbakti dengan menuruti keinginan Mama.

Di era menantu bersitegang dengan mertua hari ini, Azkiya tidak ingin itu terjadi pada hubungannya bersama mama.

Ia tidak ingin banyak melarang Haikal untuk menghabiskan waktu dengan mama setelah sekian lama tidak bersama.

Apalagi mama meminta ditemani pergi umroh. Perjalanan yang suci, yang mana Azkiya bisa titip doa di depan Ka'bah.

"Hmm yeaah. Nanti aku sholat istikharah dulu."

***

Hadiah mobil dari Opa atas kehamilan Azkiya, hari ini sudah didatangkan ke rumah.

Mobil itu juga yang nantinya akan dipakai Azkiya untuk pulang ke rumah Ibu di kampung.

Siapa yang mengemudi?

Haikal meminta tolong ka Ilham untuk datang menjemput. Lalu mereka pulang menggunakan mobil baru tersebut.

"Padahal aku bisa pulang sendiri naik kereta, Mas. Bawa mobil baru saat pulang ke rumah, pasti jadi bahan pembicaraan tetangga."

Itulah alasan Haikal kurang setuju ketika mereka harus tinggal di kampung, di rumah mertuanya.

Bukan apa-apa.

Melihat fakta kalau tetangga kampung punya hobi bergosip dan nyinyir, Haikal tidak bisa menjamin hidupnya bersama Azkiya akan damai saat tinggal di kampung.

"Catetin aja Yang, nama-nama tetangga kampung yang suka julid. Nanti aku lapor polisi," ucap Haikal yang entah becanda atau serius.

"Hmm aku siapin barang-barang kamu yaa Mas."

Azkiya masuk ke dalam kamar. Koper milik Haikal kini dibuka olehnya.

Suaminya sudah setuju untuk menemani mama pergi umroh. Yang tentu saja membuat mama bahagia.

"Makasih ya Az. Nanti mama doain kamu dan cucu mama di depan Ka'bah."

Azkiya ikut merasa senang. Ia membiarkan Haikal memiliki waktu berharga dengan mama.

Sedangkan Azkiya, akan menunggu kepulangan suaminya di rumah Ibu.

"Nanti kalau dedek bayi udah lahir, kita umroh lagi, bertiga."

Jodoh Mbak SantriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang