Surat Cerai

7.1K 372 24
                                    

Author note~

( Hahaha ketawa-ketawa sendiri  bacain komen. Barisan fans kang Haikal harap bersabar ya! Nanti kapan-kapan akan dibuka lowongan bojo ke lorone Haikal) 😆🙏

____________

"Kamu marah-marah gini karena tahu aku ketemu sama Mbak Wulan kan?  Apa yang kamu pikirin soal itu?"

Azkiya menolehkan wajahnya ke samping, tidak mau menatap langsung mata Haikal dari jarak sedekat ini.

"Aku selalu nggak percaya tiap kali kamu bilang, kamu hanya menganggap dia sebagai kakak perempuan. Karena faktanya tidak seperti itu, Mas!"

"Memang faktanya seperti itu, Azkiya Sayang. Kami dekat karena sama-sama anak tunggal. Aku butuh sosok kakak dan dia butuh sosok adik. Sudah, hanya seperti itu."

"Tapi dia mau merebut kamu dari aku!!" Kali ini Azkiya berani menatap penuh amarah pada Haikal yang tidak mau mengerti juga.

Kalau Haikal bener-bener menganggap Mbak Wulan hanya sebatas kakak, tapi Mbak Wulan sendiri tidak menganggap demikian.

Hal itu yang membuat Azkiya ketar-ketir dan merasa tidak tenang dengan kehadiran Mbak Wulan.

Sedangkan Haikal, kini tersenyum dengan satu sudut bibirnya terangkat naik.

"Mbak Wulan akan berhasil merebut aku dari kamu, jika aku tergoda, jika aku juga punya perasaan sama dia.  Tapi kenyataannya perasaan aku utuh hanya untuk kamu, Azkiya. Mana mungkin aku berbagi rasa kalau dengan kamu saja aku merasa cukup."

Azkiya menunduk, mulai menangis.  Perasaannya tak menentu. Ia lega mendengar penjelasan Haikal yang seolah tidak akan pernah menduakannya.

Tapi di sisi lain, ia takut dan khawatir jika Mbak Wulan benar-benar nekat melakukan berbagai cara untuk merebut Haikal darinya.

Bisa jadi kan Mbak Wulan nekad  sampai tahap memelet Haikal jalur ilmu hitam?

"Istriku..." Telunjuk Haikal mengangkat dagu Azkiya agar kembali menatap lurus padanya.

Pipi yang biasanya merona itu, kini basah oleh air mata kecemburuan.  Haikal ikut sedih melihatnya.

"Setiap kali kamu cemburu tentang kedekatanku dengan mbak Wulan,  kamu harus selalu ingat kalau aku melakukan banyak cara selama tiga tahun agar bisa menikahimu. Banyak teman dekatku yang menjadi saksi,  kalau yang sering aku langitkan namanya di setiap doa-doaku adalah nama Azka Azkiya, bukan Wulandari."

Azkiya semakin terisak. Kini di hatinya penuh dengan perasaan bersalah karena sudah berburuk sangka pada Haikal.

Andai Azkiya hanya terfokus pada kenyataan Haikal mencintainya begitu dalam, tanpa mengurusi orang luar yang berniat merebut cintanya dari sisi Azkiya.

Mungkin hidupnya akan lebih tenang,  tidak diliputi kekhawatiran berlebih.

"Maaf," ucap Azkiya dengan suara tertahan.

Basah di pipinya kini diusap oleh tangan Haikal.

"Sudah dimaafkan. Sekarang peluk!"

Azkiya langsung memeluk Haikal,  menyembunyikan wajahnya di depan dada bidang suaminya.

Azkiya selalu merasa tenang dalam pelukan berlabel halal ini.

"Istriku yang solehah ... aku senang kamu cemburu, tandanya kamu beneran cinta sama aku. Tapi kalau alasan cemburunya karena Mbak Wulan, duh! Aku cuma pengen ketawa aja deh."

"Kamu kok cemburu sama hal yang remeh, yang nggak akan terjadi.  Cemburu itu saat kamu lihat aku pelukan sama Prilly Latuconsina. Nah itu baru cemburu elit!"

Jodoh Mbak SantriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang