Bos Sawit

9.2K 471 9
                                    

"Ini dia anggota keluarga baru kita!"

Haikal berseru bahagia saat memperkenalkan Azkiya pada tiga orang di depannya.

Sedangkan Azkiya sendiri sudah panas dingin dan gugup luar biasa bertemu dengan Opa dan Oma tanpa persiapan mental lebih dulu.

Harus bagaimana dia bersikap dan bertutur kata agar terlihat sopan?

Azkiya bingung dan Haikal sama selai tidak membantunya.

"Tidak sia-sia kau mencari ilmu sampai tanah Jawa. Istrimu ini kelihatan sekali aura penghuni surga."

Ah! Meleleh sekali hati Azkiya dipuji saat pertama kali bertemu dengan Opa.

Keluarga ini hangat, membuat kecanggungan pada diri Azkiya mulai berkurang.

Selama makan bersama, Azkiya mendapat banyak informasi tentang keluarga suaminya yang sungguhan kaya itu.

Pantas Haikal mampu membelikan mobil baru untuk Abah Yai, juga mengumrohkan keluarga Azkiya.

Ternyata keluarganya memiliki perkebunan sawit dan Haikal menjadi penerus selanjutnya.

"Ini foto-foto Haikal saat dia kecil. Sejujurnya lebih banyak. Tapi beberapa foto bersama mamanya, dia bakar. Kamu pasti sudah tahu tentang orang tuanya kan?"

Azkiya mengangguk. Kemudian Oma memberikan sebuah album foto hard cover padanya.

"Mamanya jadi perempuan pertama yang melukai hati Haikal. Semoga kehadiranmu bisa jadi obat untuk Haikal atas rasa sakitnya karena orang tua sendiri."

Harapan Oma yang begitu besar pada Azkiya membuat perempuan berkerudung hitam itu terjadi sekaligus takut.

Takut kalau ia sampai khilaf memberikan luka pada Haikal yang tidak pernah mendapat kasih sayang dari mamanya.

"Sudah aku duga kalau Oma bakalan ngasih album itu ke kamu."

Haikal datang dan ikut duduk dengan Azkiya di sofa ruang tengah. Oma sudah kembali ke kamarnya, meninggalkan mereka berdua yang akan bernostalgia dengan sebuah album foto.

"Pokoknya kamu harus jelaskan tiap momen di dalam album foto ini!" pinta Azkiya.

"Oke, sayang. Tapi kiss dulu dong!"

Haikal menunjuk pipinya, berniat hanya candaan. Namun ternyata dibalas serius oleh Azkiya.

Cup!

Kedua mata laki-laki bucin itu langsung berbinar senang. Tanpa diminta, ia balas mencium pipi istrinya dengan gemas.

"Ayo cerita!"

"Iya iya."

Foto pertama, Haikal menjelaskan kalau itu foto dirinya saat baru dua hari lahir ke dunia. Rambut hitamnya masih utuh dan terlihat putih bersih kulitnya.

"Tapi di sini kamu kelihatan cantik loh, Mas. Gak nyangka besarnya jadi laki-laki----"

"Tampan?" tebak Haikal dengan senyum bangga.

"Yaa ... yaaa. Kebalikannya sama aku. Dulu pas kecil wajahku lebih kelihatan ganteng daripada cantik. Juga suka pakai baju cowok karena semua kakakku kan cowok ya."

"Jodoh emang saling bertolak belakang yah," sahut Haikal.

Dari foto-foto selanjutnya yang Azkiya lihat, masa kecil suaminya sudah kelihatan sekali kalau dia dari orang tua yang berada.

Di umur tujuh tahun, Haikal sudah punya foto dengan latar belakang asli patung Merlion yang ada di Singapura.

Berbeda dengan Azkiya. Umur segitu, dia masih suka curi-curi kesempatan main di sungai walau pulangnya dimarahi Ibu.

Jodoh Mbak SantriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang