Menantu Kesayangan Ibu

5.7K 381 21
                                    

"Ibu baik-baik saja, Az. Kamu jadi repot harus pulang dadakan gini."

Azkiya menggeleng. Pipinya masih basah oleh air mata sejak bertemu Ibu yang terbaring di ranjang rumah sakit.

Sebagai anak yang jauh dari orang tua, kabar ibu sakit sangat membuat takut dan khawatir karena posisinya sedang tidak berdekatan.

Azkiya akan tetap pulang meski misal dapat kabar ibu sakit pusing ataupun panas sebentar.

Sekhawatir itu ia pada orang tua satu-satunya kini.

"Besok minta renovasi kamar mandi,  Bu. Biar lantainya nggak licin, biar Ibu gak kepeleset lagi."

Dengan tangannya yang keriput, Ibu mengusap pipi si bungsu yang basah.

"Iya iya, nanti Ibu bilang ke kakak kamu. Sudah jangan nangis terus. Oh  ya, suami kamu nggak bisa ikut kenapa?"

"Mas Haikal pergi ke Madura, nganter Abah dan Ibu nyai, menginap empat hari di sana, Bu."

"Oh iya iya. Tapi nanti jemput kamu ke sini kan? Ibu juga kangen, pengen ketemu mantu."

Azkiya tersenyum. Tangisnya sudah berhenti. "Iya nanti Azkiya sampaikan sama mas Haikal. Ibu mau makan apa? Nanti Azkiya pulang dulu ke rumah, masak buat Ibu.

"Sop tahu putih, Az. Yang banyak daun bawangnya."

"Oke bu!"

Azkiya pulang ke rumah pada sore hari. Tidak lama, hanya mandi,  berganti pakaian lalu memasakkan menu makanan yang diminta oleh ibu.

"Aku mau nginap di rumah sakit, Kak.  Nemenin Ibu."

Keinginan si bungsu disetujui oleh ketiga kakak laki-lakinya.

Sepertinya Azkiya akan lama ada di rumah. Selain karena Ibu sedang sakit, juga karena Haikal belum pulang dari Madura.

Jadi lebih baik ia menunggu saja di rumah.

Setelah maghrib, Azkiya kembali ke rumah sakit. Ada kakak iparnya yang tadi sore gantian menjaga Ibu.

"Terima kasih ya Mbak, udah nemenin Ibu," ucap Azkiya tulus.

"Iya, sama-sama. Mbak pulang dulu ya."

Ibu memperhatikan Azkiya yang kini sedang mengeluarkan rantang makanan dari dalam tas jinjing.

"Sekalian makanan rumah sakit dihabiskan ya, Bu. Nanti ditegur perawat."

Azkiya mengambil makanan rumah sakit yang masih utuh, belum dimakan oleh ibu sama sekali.

Sedangkan makanan di rantang tidak semuanya untuk ibu, tapi juga untuk Azkiya yang malam ini akan menginap di rumah sakit.

"Ibu mau makan sambil video call sama Haikal, bisa nggak Az?"

Gerakan Azkiya yang hendak menyuapi Ibu terhenti. Haikal ternyata sudah menjadi anak kesayangan ibu.

Sayangnya Haikal tidak bisa datang hari ini juga.

"Iya bisa, Bu. Asal habis ya makanannya."

Ibu mengangguk disertai senyum.

Lalu Azkiya mengambil ponselnya dan mulai menghubungi nomor Haikal yang sedang aktif.

Berdering tapi tidak segera diangkat oleh Haikal.

"Nggak diangkat ya, Az? Apa Haikal sibuk?"

Azkiya menoleh ke arah ibu yang terlihat murung. Benar-benar seperti orang tua yang rindu dengan anak kandungnya sendiri.

"Mungkin, Bu. Tapi nanti Azkiya akan coba telfon lagi."

Azkiya mengetikkan pesan untuk Haikal. Barangkali posisinya kini Haikal sedang tidak bisa menerima panggilan, tapi tetap bisa membaca pesan masuk.

Jodoh Mbak SantriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang