"Jangan-jangan aku hamil?"
Azkiya mengingat-ingat kapan terakhir kali ia datang bulan.
Saat sedang berpikir keras, pintu kamar terbuka. Haikal masuk, mendekat pada Azkiya yang masih rebahan di kasur.
"Baksonya udah aku simpen di tempat yang aman. Kamu mau sarapan menu apa? Nanti aku beliin."
Azkiya diam, menatap lama wajah Haikal yang selalu peduli padanya, melakukan apapun agar dirinya bisa sehat kembali.
"Gak tau. Gak nafsu."
"Harus diisi perut kosongnya. Sedikit gak papa. Nanti setelah sarapan, kita periksa ke dokter."
Mendengar kata dokter, Azkiya terpikirkan untuk periksa sekalian ke dokter kandungan. Siapa tau sungguhan hamil kan?
Sudah telat lima hari dari tanggal biasanya ia datang bulan. Memikirkan kemungkinan itu, membuat Azkiya deg-degan sendiri.
"Hei! Malah ngelamun. Jadi mau makan apa?"
Azkiya mendapat usapan lembut di pipinya oleh Haikal. Perempuan itu akhirnya menjawab.
"Mau makan masakan kamu, Mas. Bisa masak kan?"
"Oh tentu bisa! Apa sih yang nggak buat istriku."
Kemudian dikecupnya kepala Azkiya sebelum keluar dari kamar.
"Ya udah, aku masak dulu. Kamu istirahat aja."
Selepas kepergian Haikal, Azkiya tidur kembali, menunggu suaminya selesai masak.
Tapi tidak berlangsung lama saat Azkiya mencium aroma masakan dari arah dapur, ia bangun.
Kemudian menyusul suaminya ke dapur. Namun apa yang Azkiya temukan di dapur membuat langkahnya terhenti, mulutnya terbuka dan matanya membelalak tak percaya.
"Mas?!"
Laki-laki berkaos hitam itu menoleh, sama-sama terkejut melihat Azkiya tiba-tiba sudah ada di dapur.
Kalau sudah terciduk begini, Haikal tidak bisa menyembunyikan keadaan dapur yang berantakan seperti kapal pecah.
Kulit bawang merah berserakan di bawah. Tepung tercecer di mana-mana. Cangkang telur entah mengapa bisa ada di dalam gelas berisi air minum.
Belum lagi perabotan lainnya yang bertempat tidak sesuai dengan asalnya.
Azkiya memegangi kepalanya. Pusing kembali menyerang karena Haikal masak tapi seluruh bagian dapur berantakan dibuatnya.
"Sayang, kamu gak usah khawatir. Semua kekacauan ini pasti bakal aku beresin. Oke? Sekarang kamu duduk manis aja, tunggu! Sebentar lagi makanannya siap disantap!"
Haikal menuntun Azkiya untuk duduk di kursi ruang makan. Dia sebenarnya takut jika sang istri sampai mengamuk dan meminta untuk berhenti masak.
Padahal ia sudah sangat berusaha untuk bisa masak chicken katsu istimewa untuk istri tercinta.
Lima belas menit kemudian, Haikal menyajikan apa yang dia masak ke hadapan Azkiya. Sekalian menuangkan nasi hangat ke atas piring.
"Selamat menikmati, sayang. Dijamin enak! Aku liat resepnya di internet."
Azkiya menatap bolak-balik antara chicken katsu buatan Haikal dan orang yang memasaknya.
Wajah Haikal terlihat antusias menunggu Azkiya yang akan mencicipi masakannya.
Beruntung tidak ada yang gosong ataupun gagal.
Setelah mengucap doa makan dalam hati, Azkiya mulai menikmati suapan pertama, dengan Haikal yang menatapnya tanpa kedip.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Mbak Santri
Ficção Adolescente( BISMILLAH PROSES TERBIT ) "Jodoh santri ya santri lagi." Di dunia pesantren, adat perjodohan sudah menjadi hal biasa yang sering terjadi. Azka Azkiya merasakan hal itu di tahun kedelapan dirinya nyantri di pondok pesantren Al-Furqon. Abah Yai menj...