Kafi pergi pagi-pagi sekali karena aku terbangun dan tak lagi mendapatinya dimana-dimana. Semalam kami begadang nonton film dengan sekantong besar cemilan yang dia dibawa diselingi dengan cerita tentang masalah di keluarganya. Kafi akan selalu pertama kali mencari ku jika terkait dengan masalah yang tengah dia hadapi. Dan ya, sebagai teman yang baik, aku jelas perlu mendengarkan cerita dan ada untuknya.
Kakiku melangkah menuju jendela dan membuka gorden lebar-lebar. Merasakan angin pagi yang sedikit sejuk sambil meregangkan tubuh yang rasa-rasanya terasa sangat baik. Terima kasih pada Mak Ijan untuk keahliannya itu. Berkat dia aku akan menjalani hari-hari yang kembali baik-baik saja.
Dan seperti biasa, aku akan memulai hariku yang indah dengan menguap sangat lebar sebagi pembukaan sebelum pergi untuk mandi. Dan saat sudah tiba di kantor, Mas Dave tiba-tiba memberiku sebuah buket bunga.
"Dalam rangka apa, Mas?" Aku menerima buket itu dengan senang hati. Sama sekali tidak berpikir jika Mas Dave punya maksud lain.
"Tadi aku beli bunga buat Mamaku, dan aku ingat kamu." Katanya sambil tersenyum. "Kamu suka nggak?"
"Suka lah." Balasku ikut tersenyum. "Kita cuma teman kan, Mas?" Candaku kemudian
Mas Dave terkekeh seperti yang aku duga. "Tentu aja. Aku cuma ingat kalo di ruangan kamu nggak ada bunga, seenggaknya itu bisa sedikit menghibur mata kamu habis liat komputer terus."
Alih-alih untuk ruangan kerjaku, aku malah membawa bunga itu ke apartemen yang nyatanya lebih tidak bergairah dari pada ruangan kerja ku di kantor.
Selanjutnya mencoba merangkainya dan begitu saja menjadi tampak sangat... tidak bagus. Padahal saat di buket tadi terlihat sangat tersusun indah. Bagaimana bisa aku membuat sesuatu yang indah menjadi tidak enak dipandang hanya dalam beberapa menit?
I'm definitely not a pro at this.
But, it's okay.
Ting-tong.
Bel berbunyi saat aku mendapati Glo dengan sebuah kantong plastik berlogo alfamart di tangannya. Baju yang dia kenakan tampak sedikit lembab di bagian dada yang aku yakini sebagai keringat. Dari mana dia? Habis ngejer maling?
*penampakan Glo pas pintu dibuka*
"Mami ngasih gue apa lagi?" Tanyaku excited begitu kembali menutup pintu setelah dia masuk.
Dia melewati ku begitu saja. "Nggak ada." Katanya.
"Itu Lo bawa apa?" Aku menatap kantong plastik itu lagi.
"Gue mau numpang mandi."
"Hah?"
Dan tanpa babibu dia sudah masuk ke kamar mandi dengan santai.
"Kal, handuk dong. Gue lupa beli."
Lupa beli?
Maksudnya dia sengaja mau mandi di apartemen ku setelah membeli alat mandi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Alive or Alone (On Going)
ChickLit(UPDATE SETIAP HARI) Kaluna sepenuhnya tidak lagi memikirkan pernikahan. Dengan terang-terangan dia mengatakan jika tidak ada laki-laki yang bisa dia percaya. Apa yang salah dengan wanita yang tidak menikah? Hidupnya jelas sudah sangat bahagia meski...