BAB - 38 - Gloryo

91 12 3
                                    

Gue terbangun karena baru saja Daril menelfon tentang stock makanan anjing di shelter. Gue menguap dan menuruni anak tangga dengan suara Papi yang memenuhi gendang telinga gue. Pria tua itu lagi sibuk nyuruh siri untuk memberitahunya tentang tanaman Jawa wut yang bibitnya baru tiba kemarin setelah gue pesan lewat kenalan di Papua.

Tangan gue membuka kulkas dan meraih  Coca-Cola lalu mendekati Papi dan duduk di sebelahnya. Dan gue baru sadar kalau hari udah jam tiga sore. Gue baru tidur jam sembilan pagi karena menyelesaikan skate park mini pesanan Papi. Dilanjut setelah itu bikin kandang luwak yang akan datang sore ini. Mami penasaran ingin memproduksi kopi luwak sendiri, katanya. Jadilah gue membeli beberapa luwak untuk dipelihara di rumah. Pokoknya semua yang bisa bikin orang tua betah di rumah mah apa aja gue jabanin.

Ya begitulah, hidup gue gini-gini aja. Kadang-kadang ada gitu-gitunya kalau lagi pengen.

Gue menghabiskan dua kaleng Coca-Cola sambil mendengarkan penjelasan dari Siri bersama Papi. Ditemani angin sepoi-sepoi dari pintu belakang yang di buka lebar. Mami jelas lagi sibuk di dapur karena suara-suara berisik dari sana.

Hah....

I love my life.

Gue suka mendengar suara berisik waktu Mami lagi masak dan Papi yang nggak bisa diam karena lakuin apa aja di rumah. Gue suka perasaan saat gue ada di rumah, kedua orang tua gue juga di rumah walaupun mereka sibuk dengan urusan masing-masing. Gue suka perasaan saat kami makan siang dan makan malam bersama. Gue suka perasaan saat gue melakukan apapun hal yang mereka mau seperti ngaduk pupuk kandang atau memperbaiki pintu kandang ayam.

Kata Ganesh, gue itu family man banget. Dan gue mengamininya karena gue suka kata-kata itu.

Sibuk lenye-lenye di sofa, gue bisa mendengar dering HP dari kamar gue di lantai atas. Nudo menelfon dan mengatakan sudah ada di depan rumah gue. Kami akan nge gym bersama hari ini. Gue hanya merasa tubuh gue agak kaku karena nggak terlalu sering berolah raga yang proper. Biasanya gue cuma berenang, panjat tebing dan sepedaan. Atau jogging keliling komplek kalau lagi ada waktunya. Di temani sapaan dari ibu-ibu atau mba-mba komplek.

Di sepanjang acara angkat beban itu, gue mengikuti arahan personal trainer pribadi yaitu Nudo yang udah di tatap cukup banyak orang di sana. Di satu sisi mungkin mereka ngeh kalau Nudo adalah pemain basket, dan di sisi lain gue yakin cowok-cowok itu 'tertarik' dengan Nudo.

Biasa, kaum pelangi-pelangi alangkah indahmu merah kuning hijau di langit yang biru.

Makanya, karena mau bikin mereka-mereka jealous, gue terus menempel pada Nudo dengan suara sengau manja yang gue buat-buat.

"Mas, berat..." Kata gue waktu angkat sepasang barbel di kedua tangan. Nudo udah terkekeh melihat tingkah gue yang dia nikmati. Sesekali dia bakal noyor kepala gue dengan enteng.

"Gendong..." Kata gue lagi waktu sesi latihan akhirnya selesai.

Nudo udah ketawa melihat raut najis gue itu sambil meminum protein shake nya. Kalau gue jadi dia, udah dari tadi gue tampol muka si Glo sengau sejak tadi.

Ikut meminum protein shake bikinan Mas Nudo, gue kemudian mendapati notifikasi pemakaian kartu kredit gue hari ini.

Dua kali pemakaian 22 juta.

Gue mengelap wajah yang penuh dengan keringet. Beli apaan si babi itu sampe 22 juta? Gue yakin pemakaiannya bakal bertambah bentar lagi.

Dan benar aja, hanya berselang beberapa belas menit habis itu, gue nerima notifikasi lagi.

14 juta.

Gue masih nungguin tuh, tapi keknya hanya itu belanjaannya karena gue udah ngobrol lama banget sama Nudo tapi nggak ada notifikasi pemakaian lagi. Bahkan sampai akhirnya gue mandi, notifikasi yang gue harapkan nggak lagi datang.

Alive or Alone (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang