"I miss you Kal, so fucking bad."
Aku hanya diam di dalam pelukan Glo selama beberapa detik. Di satu sisi aku ingin membalas pelukannya, tapi di sisi lain aku merasakan jika pelukan itu punya makna lain. Apalagi saat akhirnya pelukan itu terlepas, aku bisa melihat sorot mata Glo yang berbeda.
Apa lagi ini?
Belum selesai dengan diri ku sendiri, apa kini aku harus mendapati kenyataan baru?
Atau tidak?
Glo tidak berpikir jika ternyata dia memiliki perasaan yang lebih pada ku, kan?
Itu terasa tidak mungkin tapi aku juga tidak bisa membohongi diri atas apa yang aku lihat.
Atau aku hanya salah mengartikan tatapannya karena mungkin kepala ku cukup pusing?
Aish!
Jantungku sempat berdetak lebih cepat saat buru-buru aku mengabaikannya karena itu yang aku mau.
"Gue juga kangen sama lo." Aku tersenyum, "Kangen ngerepotin lo lebih tepatnya."
"Udah sana pulang, Lo belum tidur sejak semalam kan?" Aku mendorong tubuhnya pelan. "Makasih udah mau gue tepotin. Gue masuk dulu."
Dia menatapku lagi dengan tatapan yang sama sebelum begitu saja dia mengelus kepalaku dan tersenyum.
"Hm. Gue balik dulu."
Glo sudah kembali masuk ke mobilnya dan pergi meninggalkan basement di saat aku masih berdiri di tempatku dalam diam.
Apa Glo hanya berniat menggoda ku lagi?
Apa-apaan segala pake ngelus kepala?
Aku sungguh berharap kami akan mengabaikan apa yang terjadi di antara kami, lagi. Karena itu jelas membuatku jauh merasa lebih baik-baik saja.
Tapi apa-apaan dia?
Apa menggodaku kini menjadi sangat menyenangkan baginya?
Pun seperti saat weekend aku ke rumahnya karena Mami mengundangku makan siang. Setelah beberapa kali menolak karena kesibukan atau entah karena hal lain, aku akhirnya tidak bisa menolak lagi karena Mami mengatakan dia merindukanku dan khawatir karena kami sudah lama tidak bertemu.
Glo yang masih tidur di kamarnya membuat semua orang harus menunggunya yang membuatku kesal dan naik ke lantai dua untuk membangunkannya. Mami dan Ganesh sudah beberapa kali membangunkannya tapi Glo tidak mengabaikannya dan malah kembali tidur.
Aku kesal dengan keegoisannya itu dan langsung memukul punggungnya saat dia masih enggan untuk bangun.
"Semua orang nungguin Lo! Nggak tahu diri banget sih?!" Aku beralih memukul bahunya keras-keras.
Aku tidak peduli jika dia marah besar karena di bangunkan dengan kasar, karena-
Tiba-tiba tubuhku terjatuh ke kasur saat Glo begitu saja sudah menarik tanganku lalu memelukku tanpa permisi. Sadar dengan cepat, aku berusaha melepaskan diri dengan memukul tangannya yang malah terasa semakin erat di punggungku.
"Glo!"
Aku mendongak dan mendapatinya tersenyum dengan mata yang masih tertutup.
"Lepasin gue, babi!"
Dia tersenyum makin lebar saat di detik berikutnya aku menggerakkan lutut hingga mengenai selangkangannya. Dia mengaduh dengan mata terbuka dan tangannya yang perlahan terlepas dari tubuhku.
"Bangun Lo!"
Apa dia pikir aku mempan dengan godaannya itu?
Aku mengangkat punggung hingga terduduk dan memukul tubuhnya untuk ke sekian kalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alive or Alone (On Going)
ChickLit(UPDATE SETIAP HARI) Kaluna sepenuhnya tidak lagi memikirkan pernikahan. Dengan terang-terangan dia mengatakan jika tidak ada laki-laki yang bisa dia percaya. Apa yang salah dengan wanita yang tidak menikah? Hidupnya jelas sudah sangat bahagia meski...