BAB - 49 - Kaluna

73 11 2
                                    

Beruntung pekerjaanku yang banyak sekali setelah aku meminta cuti sakit dibantu oleh Priska. Hampir dua minggu kebelakang ini aku sangat sibuk dan cukup sering lembur. Makanya weekend ini aku ke rumah Mami karena rasanya sudah cukup lama tidak mengunjungi wanita baik hati itu setelah beberapa kali aku tidak bisa datang untuk undangan makan malamnya. Tak lupa aku membawakan sebuah lapis legit yang tadi aku beli di perjalanan. Mami dan Papi sedang sibuk menjadi eeg hunter saat aku tiba di rumah mereka.

"Sayang." Mami memelukku dengan senyum hangatnya itu. "Udah berapa lama kita nggak ketemu?"

"Dua Minggu?"

"Kamu pasti sibuk banget. Lihat nih kantong matanya. Ini atuh kenapa bibirnya bengkak?"

Aku meraba bibirku lalu terkekeh. "Semalam Kaluna kejatuhan Hp."

"Atuh hati-hati sayang..."

Aku terkekeh lagi dan mengangkat paper bag di tanganku.

"Lapis langit?" Tanya Mami saat mengintip isi paper bag itu. "Wah.. Mami udah lama banget nggak makan lapis legit. Makasih ya sayang..."

"Sama-sama Mi." Kepalaku menoleh kanan kiri. "Mami sama Papi berdua aja di rumah."

Bibir Mami merenggut. "Akhir-akhir ini si Ujang meni sibuk di shelter terus."

Ngomong-ngomong soal shelter, aku sangat penasaran dengan tempat itu. Katanya di sana memiliki banyak sekali anjing. Maka begitu saja aku mengirimi Glo pesan.

Sibuk lo?
Read.

Gloryo :
Sibuk bgt
sampe bls chat lo aja pake kaki nih

HA HA HA
Tumben cepet bgt bales chat gue?
Read.

Dan ya, dia tidak membalas pesanku lagi setelah membacanya. Bagaimana bisa Mami melahirkan setan seperti Glo?

Aku mendial nomor Glo lalu menempelkan ponsel di telinga. Berkali-kali dia menghiraukan panggilanku hingga di panggilan yang entah ke berapa akhirnya dia menerimanya.

"Apaan sih?" Adalah sapaannya begitu sambungan itu terhubung.

"Lo di shelter ya?"

"Kenapa?" Tanyanya malas.

"Kirim lokasinya dong, gue mau ke sana." Aku berusaha mengabaikan nada suaranya yang nyebelin ya ngalahin bisul di pantat itu.

Dia membuang nafas sebelum bertanya lagi. "Ngapain?"

"Ngapain kek..."

Dan aku bisa mendengar suara wanita yang memanggil nama Glo di detik berikutnya.

"Oh lagi sama cewek? Ya udah, nggak jadi. Ntar gue ganggu lagi."

TUT.

Aku mematikan sambungan itu sepihak. Aku hanya bosan karena belakangan ini terus berkutat dengan komputer dan pekerjaan yang menumpuk. Rasa-rasanya akan sangat seru jika melihat banyak anjing-anjing yang lucu. Tapi tampaknya itu tidak akan terjadi sekarang karena Glo jelas mau bersama cewek itu.

Siapa dia?

Jenar?

Bodo amat lah.

Aku memasukkan kembali ponsel ke dalam saku dan berniat ingin membantu Mami dan Papi untuk menjadi egg Hunter sebelum ponselku berbunyi menandakan adanya pesan masuk. Glo mengirimiku alamat shelter nya.

Mataku berkedip sebelum aku berakhir pamit pada Mami dan Papi untuk menuju tempat penampungan anjing-anjing itu.

Dan ya, shelter yang nyatanya sangat besar itu membuatku takjub. Apalagi saat Glo pernah mengatakan jika di sana terdapat lebih dari 400 anjing. Dan ya juga, aku mendapati Jenar yang baru saja keluar dari dalam ruangan yang ku yakini sebagai kantor dari shelter itu.

Alive or Alone (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang