Hari minggu ku kali ini adalah tentang misi memasak. Meski tidak yakin akan seenak itu, tapi aku cukup percaya diri karena resep di video chef terkenal. Ayolah, seburuk-buruknya kemampuan seseorang dalam hal memasak, jelas tidak jadi seburuk itu jika sudah menonton video yang memberitahu semua bahan dan pengerjaannya.
Hanya tinggal melakukan hal yang sama persis dengan yang ada di video, kan?
Easy.
Maka dari itu, aku percaya diri akan memasak hari ini. Dan Glo akan menjadi orang pertama yang akan mencicipi masakan ku. Aku hanya berpikir jika sekedar traktiran makan di luar tidak lebih baik dari memasaknya sendiri. Tapi lebih dari apapun, aku hanya tidak punya orang lain lagi sebagai kelinci percobaan selain Glo.
Kakiku menaiki tangga rumah Glo karena baru saja Mami mengatakan jika dia masih tidur. Ingatkan aku jika sekarang sudah jam satu siang.
Setan!
Tanganku memegang kenop pintu kamarnya dan kemudian menjulurkan kepala lewat celah.
"Glo?" Suasana kamarnya tampak gelap.
"GLO?"
"Ck!"
Dia berdecak kesal saat aku membuka lebar pintu kamarnya.
"Glo?" Kakiku bergerak masuk dan menarik selimutnya pelan.
"Apa, sih?!" Suara seraknya terdengar.
"Ya bangun. Katanya lo mau nemenin gue hari ini."
Dia menarik kembali selimutnya tanpa menjawab.
"Glo..."
"Apa, sih!"
"Apa sih apa sih! Bangun Lo! Katanya mau nemenin gue!" Aku menarik selimutnya lagi hingga semua tubuh polosnya yang hanya ditutupi celana dalam terpampang di depan mataku. Meski hanya diterangi cahaya dari luar pintu yang samar-samar, tapi aku tahu apa yang aku lihat.
Glek.
Nyatanya aku menelan ludah untuk apa yang aku lihat.
Jomblo, jomblo.
Kalem Kal.
"Mau ngapain sih lo?!" Dia menegakkan punggung dan menatap ku dengan wajah berantakannya yang masih saja... tampan itu.
Aku tidak langsung menjawab saat meraih kembali selimut nya di lantai dan melemparkan ke tubuhnya karena dia tampaknya tidak sadar dengan hal itu.
"Mandi sana! Lo kan mau nemenin gue!"
"Gue nggak pernah bilang begitu!" Dia membungkus selimut itu ke tubuhnya dan kembali tidur.
"Gue udah rapi ya!"
Hening.
"Gue tunggu di bawah! Kalau setengah jam lagi lo belum bangun, awas aja, gue siram pakai air es Lo!"
Dia melempar bantal ke arahku. "Keluar lo sana!"
"Awas aja lo!" Dan aku keluar dari kamarnya dan tak lupa menutup pintu.
Tiba di bawah, aku baru teringat harus mengganti ban mobilku begitu saja. Tadinya mau di bawa ke bengkel, tapi karena takut Glo sudah bangun duluan dan tidak mau menemani ku karena menunggu lama, makanya aku langsung ke rumahnya. Tapi apa? Si setan itu malah masih nyenyak tidur.
"Salut saya sama Mba Kaluna ini, jarang-jarang saya lihat ada perempuan yang bisa ganti ban mobil sendiri lho." Mang Muki yang sejak tadi terkagum-kagum, akhirnya bersuara. Dia juga ikut membantu meski itu hanya mengangkat ban yang tidak kuat aku angkat sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alive or Alone (On Going)
ChickLit(UPDATE SETIAP HARI) Kaluna sepenuhnya tidak lagi memikirkan pernikahan. Dengan terang-terangan dia mengatakan jika tidak ada laki-laki yang bisa dia percaya. Apa yang salah dengan wanita yang tidak menikah? Hidupnya jelas sudah sangat bahagia meski...