BAB - 61 - Kaluna

121 13 0
                                    

Kafi baru saja datang di salah satu cabang studio photo milik Kohar yang tidak jauh dari apartemen ku dengan bawaan yang selalu menyertainya. Kali ini dia membawa dua dozen donat serta chatime yang membuat senyum Cleo hilang karena dia tengah diet.

"Seharusnya Lo bawa makanan rendah kalori." Cleo sebal sendiri saat kami sudah sibuk memakan donat itu tanpa permisi. "Kuaci kek."

"Udah, dietnya besok aja. Besok kan Senin." Kataku sambil terus mengunyah. Mempengaruhi orang yang tengah berdiet memang selalu menyenangkan.

Cleo tampak berpikir sebelum tangannya perlahan ikut meraih sepotong donat dari kotak itu. "Iya ya, diet paling afdol emang di mulai dari hari Senin sih."

Kafi sudah terkekeh untuk apa yang Cleo katakan saat kemudian Kohar ikut bergabung. Aku dan Cleo nyatanya adalah dua orang yang mirip. Bahkan dengan cara mengelak begitu tidak tahan dengan godaan diet.

"Katanya diet..." Sindir Kohar saat ikut melahap donat itu. "Tadi pas gue tawarin nasi kulit di depan sok-sokan nolak kan Lo?"

Cleo menghela nafasnya kasar. "Ya kenapa kalau gue nggak diet? Gue udah emak-emak dua kali brojol begini ya wajar kalo badan gue agak melar dikit!"

"Dikit Lo bilang?" Tanya Kohar memperhatikan tubuh Cleo dari atas hingga bawah. "Iya sih dikit, dikit lagi kek babi!"

Mata Cleo langsung melirik Kohar dengan kesal. "Maksudnya Lo bangga punya cewek-cewek yang badannya kek toge? Mau pegangan di mana Lo?"

Aku dan Kafi sudah terkekeh melihat mereka. Sejak dulu keduanya memang selalu begitu. Bahkan rasa-rasanya ada yang kurang jika tidak melihat mereka bertengkar saat bertemu.

Ponsel ku berdering di saat Cleo dan Kohar masih saja beradu mulut. Nama Glo tertera di benda tipis itu saat aku langsung menempelkannya ke telinga.

"Ngapain lo telfon?"

Aku tahu dia sedang sibuk di shelter karena bertemu para donatur.

"Ke pencet." Balasnya yang membuatku tersenyum.

"Lo masih di sana?"

Selain aku tahu Glo dengan kesibukannya, dia juga tahu dimana aku sekarang.

Apa kini kami sudah terlihat seperti sepasang kekasih karena memberi kabar satu sama lain?

"Iya."

"Apa nanti mau gue jemput?"

"Gue bisa pulang sama Kafi." Sama sekali aku tidak berniat membuat Glo cemburu atau apa dengan membawa-bawa nama Kafi di obrolan kami.

"Ya udah."

"Hm."

TUT.

Aku menatap layar ponselku selama beberapa detik. Lihat, Glo bahkan tampak tidak peduli lagi setelah kemarin dia membawa-bawa Kafi saat beradu mulut denganku.

Benar, membawa-bawa nama Kafi jelas hanya alasannya untuk menyerang ku.

Setan!

Acara ngumpul-ngumpul kali ini cukup menyenangkan karena Kohar mengajak pacar barunya bergabung. Tidak seperti biasa saat aku dan Cleo tidak menyukai cewek-cewek yang di kenalkan Kohar, kali ini cukup berbeda. Cewek kalem yang bekerja sebagai designer interior tampak manis dan tidak mencoba agar terlihat paling cantik. Namanya Alin dan sejak tadi, aku, Cleo dan dia sibuk membahas salah satu merk kosmetik yang baru masuk ke Indonesia.

"Aku pernah nyoba concealer temenku dari merk itu dan emang bagus banget sih Mba." Alin tampak sangat tertarik dengan obrolan itu. "Tapi kan sebelum masuk ke Indo belinya harus jastip. Nunggunya lama jadinya ribet. Makanya aku seneng banget kalau sekarang merk itu udah ada di Indo."

Alive or Alone (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang