BAB - 53 - Kaluna

76 11 0
                                    

Aku mendengar jika Glo sudah pulang  setelah lebih dari dua bulan saat terakhir Ganesh memposting foto anaknya bersama Glo. Di postingan insta story Ganesh itu Glo tampak berbeda karena Rambutnya yang cukup panjang dengan brewok menghiasi wajahnya.

Mami mengajakku makan malam bersama karena kepulangan Glo keesokan harinya. Tapi aku tidak bisa karena pekerjaan di kantor banyak sekali hingga aku harus lembur belakangan ini.

Bukan karena aku menghindari Glo atau apa, ini pure karena pekerjaanku.

Lagi pula apa yang yang harus aku hindari?

Atau sebenarnya aku menghindarinya?

Hah...

Apa-apaan ini?

Aku sungguh benci dengan perasaan galau ini karena sangat menyiksaku.

Di satu sisi aku mencari alasan untuk semua tingkahku, tapi di sisi lain aku kemudian mengakuinya lalu membantahnya lagi yang membuatku berakhir uring-uringan. Gitu aja terus sampai kuda lumping bisa hamil.

Hah...

"Kenapa Lo?"

Aku menoleh ke arah ponsel yang aku sandarkan di interkom. Kini aku dan teman-temanku berada di grup video call. Tak tahu kenapa kami melakukan itu di saat kami semua tengah sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Bahkan sejak tadi Kafi tidak bersuara saat aku lihat dia hanya sibuk dengan komputer di kantornya.

"Kenapa emang?" Aku bertanya balik kepada Cleo yang sedang menyuapi anak-anaknya makan siang.

"Akhir-akhir ini muka Lo keliatan galau banget, Nyet."

Tuh kan. Sadar aja dia.

"Masa?" Aku pura-pura bodoh.

"Kalau mau cerita langsung telpon gue aja ntar." Cleo jelas menjadi yang paling peka di antara kami semua. Dan teman seperti itu nyatanya selalu di butuhkan.

Lalu tiba-tiba Kohar yang sejak tadi tidak kelihatan di layar bergabung dan membicarakan hal memalukan sambil terkekeh bodoh.

"Masa semalam gue masang kondom sampai satu menit saking groginya."

Dia mengatakan jika semalam dia tidur dengan mantan pacarnya yang lebih tua 15 tahun darinya saat mereka baru bertemu lagi. Iya, nyatanya playboy macam Kohar bisa grogi juga.

"Dia udah 46 tahun tapi makin hot banget, tai! Gue malu banget anjing karena segitu groginya."

"Belom apa-apa dibanding gue yang lupa cukur bulu ketek pas malam pertama sih." Timpal Cleo yang membuatku terkekeh. Astaga, bahkan aku ingat sekali saat Cleo menangis saat menceritakan kejadian itu.

Hingga beberapa hari setelah kepulangannya, aku masih tidak bertemu dengan Glo karena nyatanya memang tidak ada alasan untuk kami bertemu. Mungkin nanti, saat aku membutuhkannya dan merepotkannya sebagai teman seperti yang sudah-sudah.

Hari itu aku pergi ke supermarket untuk berbelanja kebutuhan bulanan stelah lembur hingga jam delapan malam. Sebenarnya aku ingin langsung pulang dan memesan belanjaan lewat aplikasi. Tapi setelah mencobanya beberapa kali, pemesanan lewat online mengecewakan karena selalu ada hal yang tidak ada atau salah dalam daftar pesananku. Ujung-ujungnya aku harus bekerja dua kali untuk semua itu. Makanya aku lebih memilih langsung membelinya di supermarket sekaligus mengobati diri dari kepenatan dengan cemilan-cemilan baru yang ingin aku coba. Sebelum aku berhenti di depan lemari pendingin khusus minuman bersoda setelah mengangkat sekardus teh kotak ke troli.

Aku menatap Coca-Cola kesukaan Glo itu lalu mengambilnya beberapa. Bukan berarti itu harus untuk Glo, siapa tahu jika temanku ke apartemen dia akan memilihnya karena mungkin bosan dengan teh kotak kesukaanku. Iya, variatif terdengar lebih menyenangkan.

Tadinya aku ingin segera pulang karena waktunya Indonesia bagian Indomie goreng plus telor ceplok. Hari sudah menunjukkan pukul sepuluh lebih. Hampir dua jam aku berputar memenuhi troli dengan kebutuhan dan aku merasa makin lelah karena itu. Tapi saat melewati McD, aku begitu saja berubah pikiran dan mampir ke sana. Sendirian, memesan cheese burger dan spicy chicken sambil menikmati jalanan yang masih ramai. Rasa-rasanya sudah lama sekali aku tidak melakukan ritual itu. Namun tetap lebih menyenangkan saat sudah di atas jam satu pagi karena hanya akan ada beberapa orang di sana bersama jalanan yang lengang. Tapi tak apa. Kali ini pun masih tetap menghiburku.

Alive or Alone (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang