13

425 40 0
                                    

-Hurt-

ʚ ═══・୨ ꕤ ୧・═══ ɞʚ ═══・୨ ꕤ ୧・═══ ɞ

Senin pagi yang cerah ini Aeri sudah bergegas untuk pergi ke sekolah, perempuan cantik itu kini tengah bersiap di kamarnya.

Hari ini adalah hari pertamanya kembali masuk sekolah setelah di rawat, tentu saja ia sangat semangat.

Aeri bergegas turun dari kamarnya dan berlari kecil ke arah ayah nya yang seperti biasa tengah menyiapkan sarapan pagi untuknya, namun sekarang sedikit berbeda karena mereka tidak lagi berdua melainkan bertiga.

Kakek Aeri memang belum kembali ke Jepang, alhasil ia tinggal sementara bersama dengan Aeri dan juga Jongin.

"Riri-ya jangan berlari, kau baru sembuh" peringat sang kakek

"Hehe baik kakek"

Aeri berjalan mendekat ke sang kakek dan mendudukan dirinya di sana.

"Selamat pagi kakek" sapa Aeri

"Pagi sayang, kau terlihat begitu senang Riri-ya"

"Tentu saja, setelah nyaris 2 minggu tak sekolah rasanya sangat senang bisa kembali" jelas Aeri

"Aigoo puteri ayah terlihat sangat bersinar hari ini"

Jongin yang baru saja selesai masak akhirnya ikut bergabung dengan ayah dan anaknya.

"Benarkah appa? apa begitu ketara jika aku sedang senang?" tanya Aeri polos

Jongin mengangguk, "tentu saja, kau terlihat berbeda hari ini"

"Sudah, ayo cepat makan dan berangkat. Kakek yang akan mengantar mu kali ini"

Aeri mengangguk dan mulai memakan sarapanya dengan senang.

Tentang kakek Aeri yang kemarin meminta cucunya itu pindah sekolah rupanya diurungkan setelah mendapat bantuan dari Karina dan juga Mark.

Karina dan Mark yang membantu Aeri meyakinkan kakeknya jika semua akan baik-baik saja dan hal serupa tak akan kembali terjadi, akhirnya kakek Aeri luluh dan mengurungkan niatnya untuk memindahkan Aeri ke sekolah lain.

"Kakek sudah sampai sini saja"

"Tidak, kakek antar sampai ke kelas mu"

"T-tapi Aeri bisa sendiri"

"Tidak ada bantahan Aeri, atau kakek akan benar-benar memindahkan mu dari ini"

Aeri dan kakek nya berjalan bersama menuju kelas Aeri, banyak pasang mata yang melihat mereka dan membuat Aeri sangat risih.

Tapi tidak hal nya dengan kakek Aeri, laki-laki paruh baya itu malah terlihat begitu angkuh. Tentu saja siapa yang tidak mengenalnya, ia adalah salah satu pengusaha besar di Jepang yang perusahannya bergerak pada bidang IT.

Suara bisikan bisikan dari murid lain mulai terdengar di telinga Aeri.

"Hei bagaimana bisa nerd itu bersama pengusaha kaya itu?"

HURT || Jenselle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang